news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Inspirasi Womanpreneur: Dinar Amanda, Co-founder Rollover Reaction

24 Januari 2019 12:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dinar Amanda, co-founder kosmetik lokal Rollover Reaction. (Foto: dok. Intan Kemala Sari/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dinar Amanda, co-founder kosmetik lokal Rollover Reaction. (Foto: dok. Intan Kemala Sari/kumparan)
ADVERTISEMENT
Menghitung mundur beberapa tahun ke belakang, industri kosmetik di Indonesia seperti perlahan bangun dari ‘tidur panjang’. Awalnya hanya beberapa brand lokal saja yang memiliki tempat di negara sendiri, namun sekitar 2016 lalu, mulai banyak brand-brand baru yang memberikan angin segar pada industri kosmetik lokal. Salah satu yang bisa dibilang menjadi pelopor kosmetik lokal baru adalah Rollover Reaction.
ADVERTISEMENT
Lini kosmetik ini hadir sejak Maret 2016 dan digawangi oleh empat orang perempuan muda yang kreatif. Mereka adalah Naya Tinanda Nabila sebagai CEO dan Managing Director, Sarah Novia sebagai Finance Director, Novianti Haryanto yang merupakan Operation Director, dan Dinar Amanda sebagai co-founder dan Marketing & Creative Director.
Pembukaan gerai Rollover Reaction pertama di Plaza Indonesia. (Foto: dok. Rollover Reaction)
zoom-in-whitePerbesar
Pembukaan gerai Rollover Reaction pertama di Plaza Indonesia. (Foto: dok. Rollover Reaction)
Rollover Reaction sendiri dikenal sebagai salah satu label kosmetik lokal yang membuat gebrakan baru dengan menghadirkan lip cream multifungsi yang bisa digunakan sebagai lipstik sekaligus blush on. Banyak perempuan muda yang terpikat dengan Rollover Reaction, mulai dari pilihan warna-warna lipstiknya, hingga desain kemasannya yang unik.
Perlahan tapi pasti, Rollover Reaction berhasil mengukuhkan namanya di kalangan penggemar kecantikan di Tanah Air. Terbukti, setiap tahunnya, selalu ada produk-produk baru yang dihadirkan seperti eyeshadow liquid, highlighter stick, maskara alis, hingga tisu pembersih wajah.
ADVERTISEMENT
Keempat perempuan di balik lahirnya Rollover Reaction ini bercita-cita ingin meningkatkan kualitas kosmetik Indonesia. Dengan berbagai ide dan konsep baru yang mungkin belum pernah diterapkan sebelumnya, Rollover Reaction yakin jika industri kecantikan Indonesia masih sangat berpotensi untuk berkembang, bahkan hingga ke pasar internasional.
Untuk rubrik Inspirasi Womanpreneur kali ini, kumparanSTYLE berkesempatan untuk berbincang bersama salah satu pendiri Rollover Reaction, Dinar Amanda (26), di kawasan Barito, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu. Dinar berbagi cerita bagaimana awalnya merintis bisnis kosmetik secara online hingga kini memiliki offline store di pusat perbelanjaan mewah di Jakarta. Simak percakapan kami berikut ini:
Bisakah ceritakan kepada kumparanSTYLE bagaimana proses dan ide awal terbentuknya Rollover Reaction?
Setelah lulus kuliah di 2014, saya dan partner mulai ada inisiatif berbisnis dan saat itu kami lihat ada banyak peluang di bidang kosmetik. Kami banyak melakukan riset, pengembangan dan funding, tentunya dengan modal yang tidak sedikit.
ADVERTISEMENT
Di awal 2014, dengan adanya Instagram, banyak muncul beauty enthusiast dan beauty vlogger. Kalau dulu lebih banyak fashion blogger, sekarang banyak juga makeup. Kami melihat makeup sangat inklusif karena beauty is for everybody.
Selain itu, di media sosial, semakin banyak selebrasi tentang perbedaan. Yang diinginkan orang-orang adalah brand kosmetik yang bisa mengakomodasi tentang perbedaan itu. Tidak ada lagi stereotip putih itu cantik, rambut harus hitam. Makeup bisa menjadi tools yang powerful untuk mengekspresikan perbedaan.
Kami juga melihat besarnya permintaan akan kosmetik impor. Banyak orang yang gemar ikut jasa titip dan bayar dengan harga yang lebih mahal, misalnya produk harga Rp 200 ribu dijualnya bisa Rp 500 ribu. Dari situ kami berpikir pengguna kosmetik di Indonesia besar sekali, tetapi mereka inginnya yang berkualitas jadi bela-belain beli dengan harga mahal. Nah, dari situlah kami bisa melihat peluang.
ADVERTISEMENT
Proses riset, pengembangan dan produksi itu berjalan selama sekitar 1,5 tahun mulai dari trial and error, desain kemasan, mass production, BPOM dan legalitas. Pada Maret 2016, akhirnya kami resmi launching. Waktu 1,5 tahun menurut saya waktu yang pas untuk bekerja keras dan merilis produk kami.
Rollover Reaction Lip and Cheek Cream  (Foto: Rollover Reaction)
zoom-in-whitePerbesar
Rollover Reaction Lip and Cheek Cream (Foto: Rollover Reaction)
Produk apa yang pertama kali dirilis Rollover Reaction dan bagaimana proses persiapan produksinya?
Produk pertama yang kami rilis adalah lipstik dengan tekstur cair. Dulu kami melihat, liquid lipstick adalah hal yang lumayan unik. Lipstik, tapi bentuknya cair. Akhirnya, kami cari beberapa vendor untuk produksi dan bagi mereka, liquid lipstick itu tidak familiar. Itu yang jadi tantangan kami, apalagi dulu kami juga masih baru dan masih muda, agak sulit untuk persuasi para vendor. Bahkan, kami sempat ditolak karena mereka tidak tahu bagaimana cara mengembangkan produk ini.
ADVERTISEMENT
Sampai akhirnya, ada satu vendor yang mempercayai kami dan ingin bekerja sama mengembangkan produk baru setelah kami memaparkan hasil riset yang kami lakukan. Akhirnya, terciptalah lipstik pertama kami, Sueded! Lip and Cheek Cream.
Lipstik cair ini tersedia dalam lima warna yang sangat cocok dipakai untuk sehari-hari. Dan sebagai anak desain, saya tahu bahwa branding itu penting sekali untuk identitas brand. Jadi daripada hanya menyebut warna merah atau pink, saya ingin memberikan jiwa pada setiap warna melalui nama dan cerita agar terlihat lebih eye catching.
Apa yang membuat Dinar dan tim Rollover Reaction percaya jika produk kosmetik ini akan diterima di khalayak?
Sejujurnya, kami nekat saja. Bahkan kami tidak ada keyakinan apa-apa. Istilahnya, kami sudah memberikan segalanya kepada produk ini dan kami yakin bahwa apa yang kami tawarkan adalah sesuatu yang baru. Bagi kami, produk ini sudah siap kami pakai, jadi pasti teman-teman di sekitar kami juga ingin mencobanya.
ADVERTISEMENT
Yang tidak kami sangka, saat acara peluncuran Maret 2016 lalu, banyak sekali media dan teman-teman influencer yang datang. Padahal, kami hanya buat undangan seadanya dan bermodalkan nekat saja. Tetapi rupanya, usai acara peluncuran itu, kami masih menerima banyak tamu yang datang hingga jam 10 malam.
Selain meluncurkan produk kosmetik dengan konsep unik, Rollover Reaction juga terkenal dengan produk kolaborasinya bersama seniman dan influencer. Bagaimana konsep kolaborasi tersebut?
Jadi memang kami ingin membuat Rollover Reaction sebagai wadah untuk kreativitas. Kami ingin memasukkan unsur seni dalam produk kami dan ingin kerja sama dengan komunitas kreatif, khususnya perempuan.
Bagi kami, kosmetik tidak sekadar produk kecantikan, tetapi juga kanvas untuk para seniman. Biasanya, kolaborasi hanya dilakukan untuk keperluan komersial saja, tetapi kami punya sumber dan nilai yang bagus. Ada pihak yang awalnya skeptis, lama-lama bisa menerima bentuk kolaborasi ini.
Peluncuran Rollover Reaction Mata Hari di Lamoda Cafe Plaza Indonesia (Foto: Dok. Intan Kemala Sari)
zoom-in-whitePerbesar
Peluncuran Rollover Reaction Mata Hari di Lamoda Cafe Plaza Indonesia (Foto: Dok. Intan Kemala Sari)
Kolaborasi kami yang pertama dengan seniman Ykha Amelz dan beauty influencer Puchh, kolaborasi kedua dengan PoLa Artistry dan beauty influencer Hellua 'The Lipstick Mafiaaa'. Dan di 2018 lau, kami melakukan kolaborasi dengan seniman Talitha Maranila dan aktris sekaligus penari Asmara Abigail untuk merilis produk Glazed! Mata Hari Gliterry and Liquid Eye Tint. Untuk influencer kami kolaborasi dari segi promosi dan produknya, sedangkan dengan para senimannya kami berkolaborasi dari desain kemasannya.
ADVERTISEMENT
Ke depannya, akan ada kolaborasi rutin setiap tahunnya. Jadi di 2019, pasti akan ada kolaborasi yang saya belum bisa bocorkan detailnya.
Bisa dibilang, kini Rollover Reaction menjadi salah satu brand kosmetik lokal yang cukup digemari para perempuan. Bahkan saking besarnya antusiasme para pecinta kecantikan, Rollover Reaction mantap membuka offline store di Plaza Indonesia. Bagaimana proses hingga akhirnya bisa buka butik offline?
Sebenarnya memang kami sudah punya plan untuk memiliki offline store sendiri. Tapi kami mulai dengan membuka pop up booth di Plaza Indonesia dan ternyata antusiasmenya bagus. Akhirnya kami buka booth sampai 3 bulan dan lihat responnya bagus, kebetulan dari pihak Plaza Indonesia sendiri juga menawarkan untuk membuka toko di Plaza Indonesia lantai 4. Kami juga masih bertanya-tanya apakah memungkinkan ya? Kami banyak diskusi dan tanya-tanya, setelah melewati beberapa proses akhirnya kami mantap buka toko di Plaza Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sementara, memang hanya di Jakarta saja. Di luar Jakarta juga sudah ada rencana, tapi kami mulai dulu dengan pop up store untuk cek ombak. Kami juga sudah pernah buka pop up booth 3 hari di Bandung sambil melakukan riset kecil-kecilan juga. Dari situ kami melihat bahwa strategi marketing yang kami terapkan di Jakarta belum tentu berhasil di Bandung.
Jadi pop up kemarin sekaligus riset, behaviour perempuan di sana seperti apa sih? Baru dari situ kami bisa garap sesuai dengan kotanya. Kalau di Bandung, perempuan-perempuannya lebih laid back dan sangat kasual, jadi kalau mau ngopi-ngopi santai, pilihnya lipstik warna coklat, lebih muted. Dan kalau di Jakarta, biasanya full makeup dan lebih tampil. Mereka juga lebih suka warna yang merah.
Offline Store Rollover Reaction di Plaza Indonesia. (Foto: dok. Rollover Reaction)
zoom-in-whitePerbesar
Offline Store Rollover Reaction di Plaza Indonesia. (Foto: dok. Rollover Reaction)
ADVERTISEMENT
Selama tiga tahun melakukan bisnis kosmetik, apa tantangan yang Anda dan tim Rollover lainnya hadapi?
Alhamdulillah, setiap hari kami berkembang terus dan bertumbuh. Tetapi dengan adanya perkembangan yang besar, tanggung jawab dan tantangan semakin besar. Bagi saya sendiri, tantangan terbesar adalah yang tadinya kami hanya berjualan 5 produk saja, jadi menjual hampir 50 produk dan dikali berapa ribu. Jadi kami ditantang untuk semakin kreatif.
Dari segi sumber daya manusia, kami juga sudah tumbuh. Tadinya hanya berempat, sekarang kami ada 24 orang termasuk staf yang jaga di toko dan melakukan pengiriman barang.
Dinar Amanda, co-founder Rollover Reaction yang berdiri sejak 2016 lalu. (Foto: dok. Intan Kemala Sari/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dinar Amanda, co-founder Rollover Reaction yang berdiri sejak 2016 lalu. (Foto: dok. Intan Kemala Sari/kumparan)
Bagi saya, di tahun pertama adalah mengkonsepkan brand ini sendiri, di tahun kedua menstabilkan sistem dan di tahun ketiga kami ingin tumbuh dan expanding.
ADVERTISEMENT
Selama tiga tahun itu ada lumayan banyak tantangannya. Satu yang saya ingat, dulu kalau tidak salah ada kasus sabu ditemukan di dalam paket, jadi kami terkena dampak redline. Kami yang sudah punya jadwal rilis akhirnya delay tiga bulan. Kami rugi uang dan rugi waktu. Tapi lebih sedih rugi waktu karena itulah kunci suksesnya, kami sangat ingin menangkap momentum.
Bagaimana Dinar dan ketiga pendiri Rollover Reaction membagi peran dalam menjalankan bisnis ini?
Saya dan ketiga teman-teman lainnya (Naya, Novi dan Sarah) memiliki bidang keahlian yang berbeda-beda. Saya dari desain, ada yang latar belakangnya bisnis, keuangan dan operasional. Jadi kami sami saling melengkapi.
Kami sudah kenal sejak SMA, ada juga ketemu saat kuliah. Tapi meski teman sendiri, kami lebih keep it professional. Saya percaya teman-teman saya bisa mengerjakan tugasnya sendiri, so just let her do it, karena kami juga punya porsi kerjaan masing-masing. Kalau ada kesalahan, kami tidak main menyalahkan, tetapi harus evaluasi dan dibicarakan bagaimana jalan keluarnya.
Melalui Rollover Reaction, Dinar Amanda ingin meningkatkan kualitas kosmetik lokal. (Foto: dok. Intan Kemala Sari/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Melalui Rollover Reaction, Dinar Amanda ingin meningkatkan kualitas kosmetik lokal. (Foto: dok. Intan Kemala Sari/kumparan)
Apa rencana Dinar dan tim Rollover Reaction untuk 2019 ini dan ke depannya ? Adakah produk baru yang ingin dirilis dalam waktu dekat?
ADVERTISEMENT
Segala sesuatunya sudah kami siapkan untuk dua tahun ke depan. Karena menurut kami, di industri ini kuncinya adalah soal waktu, bagaimana kami bisa mencapai sesuatu dengan jadwal yang sudah ditentukan.
Di industri kecantikan, perubahannya sangat cepat, tapi produksinya lama. Itu menjadi tantangan untuk kami, tapi di satu sisi, alhamdulillah bisa menjadi kekuatan kami juga. Di tahun ketiga kami berdiri, tadinya hanya punya 5 SKU sekarang sudah mau 43 SKU. Ini semua fasenya cepat sekali dan para pelanggan pun selalu antusias.
Pastinya di 2019 dan tahun depan kami ingin melengkapi makeup-makeup basic, jadi begitu customer masuk toko, satu wajah sudah bisa didandani semuanya. Dan ke depannya, pasti akan ada lagi produk kolaborasi tahunan, kami ingin melengkapi seluruh koleksi makeup dekoratif.
ADVERTISEMENT
Doakan juga agar kami bisa go international. Sebenarnya, kami sudah ada di Singapura, tetapi bukan distributor resmi. Lucunya, pembelinya kebanyakan orang Indonesia yang sedang main ke sana. Ada juga orang Malaysia dan Thailand yang beli dan bertanya-tanya. Harapannya, kami bisa segera punya official store di Singapura atau Malaysia karena kami ingin two step ahead membawa sesuatu yang baru untuk dunia kosmetik secara global.
Simak cerita perempuan inspiratif lainnya di topik sheinspiresme.