Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
It’s a Match! Kisah 3 Perempuan yang Sukses Menikah dari Kencan Online
5 Januari 2019 10:09 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:50 WIB
ADVERTISEMENT
Apa yang terbesit di pikiran Anda saat mendengar kata kencan online ? Sebagian orang akan merasa skeptis dan memilih untuk menjauhi situs atau aplikasi kencan online. Sementara sebagian lagi berpikir kencan online menjadi alternatif penting untuk mencari jodoh yang dinanti-nanti.
ADVERTISEMENT
Mungkin, ketiga perempuan yang berhasil kumparanSTYLE wawancarai ini adalah sebagian dari mereka yang percaya bahwa jodoh bisa datang dari mana saja, termasuk juga dari aplikasi atau situs kencan online. Ketiganya sukses bertemu pasangannya dan bahkan telah melangsungkan pernikahan.
Penasaran seperti apa perjalanan mereka menemukan pasangan melalui kencan online? Simak kisah mereka berikut ini:
Uno Kartika: Berniat Cari Teman Ngobrol, Akhirnya Dapat Jodoh
Uno Kartika dulunya merupakan seorang perempuan karier yang sangat sibuk. Karena kesehariannya yang monoton dan cenderung membosankan, ia memutuskan mengunduh Tinder untuk mencari teman mengobrol. Obrolan tersebut berlanjut dengan kopi darat dengan beberapa kenalan dari Tinder, tetapi sayangnya hubungan tersebut tidak diteruskan.
Perempuan 27 tahun ini mengatakan, jika tidak ada yang cocok dengannya, ia akan berhenti main sementara waktu. Terlebih lagi karena ada pria nakal yang menganggunya, ia sempat trauma dan tidak ingin membuka Tinder sama sekali.
ADVERTISEMENT
Tetapi pada November 2016 lalu, rupanya ia match dengan salah satu kenalan Tinder yang kebetulan adalah pria berkebangsaan asing, Kay Barwald namanya. Si pria ini mengaku baru seminggu main Tinder karena baru saja putus dengan pacarnya dan belum pernah bertemu dengan perempuan manapun dari Tinder.
"Saya bertemu pertama kali dengannya 1,5 bulan setelah match. Sebelumnya kami lebih banyak chatting dan teleponan. Apalagi saat itu dia juga baru berstatus single, jadi dia mau ada masa transisi dulu, jangan sampai saya jadi pelarian," cerita Uno pada kumparanSTYLE, Kamis (27/12).
Keduanya memutuskan untuk bertemu di daerah Senayan karena jarak kantor yang cukup dekat. Di luar dugaan, ternyata pertemuan terus berlanjut. Uno tidak menyangka karena dari pengalaman sebelumnya biasanya tidak bertahan lama. Akhirnya, keduanya memutuskan pacaran dan langsung berkomitmen untuk melanjutkan hubungan yang lebih serius di bulan ke-6 mereka berpacaran.
ADVERTISEMENT
Meski terhitung singkat, Uno merasa yakin untuk menikah dengan pria asal Jerman ini. Keduanya sama-sama bisa menerima kelebihan dan kekurangan masing-masing, serta memiliki visi yang sama dalam hidup.
"Sebenarnya dari pertama kali chatting memang sudah ke arah relationship, Kay bilang dia mencari hubungan jangka panjang. Bukan untuk sekadar have fun. Dan dia bilang saya itu wife material," lanjutnya lagi.
Perjalanan cinta keduanya tidak berjalan mulus begitu saja. Kay harus kembali ke Jerman karena masa kontrak kerjanya sudah habis di Indonesia. Akhirnya, keduanya sepakat untuk menikah di tahun pertama pacaran dengan harapan tidak perlu menjalani LDR dan bisa terus bersama.
Dan pada 2017, keduanya resmi menjadi pasangan suami-istri. Sayangnya, LDR tidak dapat dihindari. Uno harus bersabar hampir setahun demi mendapatkan izin tinggal di Jerman. Ia pun akhirnya memilih untuk keluar dari pekerjaannya dan memantapkan diri mengikuti kursus bahasa Jerman agar visanya keluar. Dan kini, Uno telah pindah dan tinggal di Austria bersama dengan suaminya yang kerja di sana.
ADVERTISEMENT
Untungnya, kedua orang tua Uno tidak melarangnya berhubungan dengan pria asing.
"Awalnya mereka memang kaget sih, tapi karena sudah sering ketemu jadi sudah familiar. Beberapa kali suka lunch atau dinner sama keluarga besar juga. Mereka percaya kalau saya sudah yakin dengan pilihan saya, walaupun di awal-awal pacaran memang saya dan orang tua sudah sering diskusi tentang bagaimana kehidupan saya ke depannya," tutup perempuan berambut pendek ini.
Sempat Minder karena Bertubuh Besar, Dinda Berjodoh dengan Pramugara
Petualangan Dinda Citra Oktariani (27) di dunia kencan online dimulai ketika ia ingin mengobati patah hati setelah hubungan dengan kekasihnya yang dijalin selama tiga tahun harus kandas lantaran tidak mendapat restu dari orang tua
Berusaha ingin mengobati patah hati dan frustrasi, Dinda mengunduh aplikasi kencan online OkCupid atas saran temannya pada 2016 silam. Tak disangka, ia berkenalan dengan seorang pria dan langsung cocok saat pertama kali mengobrol.
ADVERTISEMENT
Kesan pertama yang didapat, pria yang saat itu berusia 32 tahun ini baik dan sopan. Setelah beberapa kali chatting, keduanya memutuskan untuk bertemu. Pria bernama Andhika Seyogia itu ternyata bekerja sebagai pramugara di sebuah maskapai penerbangan.
"Aslinya ganteng, jauh lebih ganteng dari foto yang dia kirim. Besoknya kami buat janji lagi untuk ketemuan dan langsung pergi ke rumahnya. Saya dikenalkan kepada keluarga besarnya yang saat itu sedang ada arisan keluarga," tutur Dinda saat diwawancarai kumparanSTYLE, Kamis (27/12) lalu.
Hari berganti bulan, rupanya sang pria semakin menunjukkan keseriusannya pada Dinda. Awalnya ia sempat minder karena pekerjaan sang kekasih yang setiap hari bertemu dengan perempuan-perempuan cantik sesama kru pesawat.
"Apalah saya perempuan yang kerja kantoran, terus gendut dan tidak menarik," ujarnya lagi.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, bentuk fisik bukanlah masalah berarti. Bahkan kepada ayah Dinda, sang kekasih mengatakan ingin menikahi Dinda secepatnya setelah mendapatkan izin cuti terbang. Dinda kaget bukan main, karena sebelumnya Andhika tidak pernah bercerita ingin menikahinya.
"Dan benar saja, pas saya ulang tahun tanggal 29 Oktober 2016 saya dilamar dan bulan April berikutnya pas dia ulang tahun, kami menikah. Alhamdulillah Allah maha baik, kasih saya jodoh secepat dan sebaik ini," katanya lagi.
Dinda benar-benar tidak menyangka bahwa aplikasi kencan online bisa memberikannya jodoh. Dulu, ia juga sempat mencoba Tinder tetapi mundur. Alasannya, di Tinder banyak pria mesum yang mengajaknya bertemu di hotel.
Kini, ia dan suami telah dianugerahi satu anak dan Dinda tengah mengandung anak kedua dengan usia kandungan empat bulan.
ADVERTISEMENT
Faza Fazria: Terpesona Duda Muda
Cerita lainnya datang dari Faza Fazria. Pada 2017 lalu, Faza mengalami depresi berat hingga hampir bunuh diri dan resign dari kantor karena putus dengan kekasih yang sudah 6 tahun bersama. Depresinya semakin menjadi ketika ayahnya meninggal terkena serangan jantung di usia yang cukup muda.
Hari demi hari terlewati dan Faza mulai bisa bangkit menerima kenyataan. Ia mulai semangat menjalani hidup, menjadi pengganti sosok ayahnya yang harus melindungi ibu dan adiknya.
Hingga akhirnya pada 2018 lalu, seorang temannya menyarankan main Tinder untuk menambah teman. Awalnya perempuan 24 tahun ini skeptis, menurutnya pria-pria di dunia maya 'palsu' dan bersikap negatif. Namun lama kelamaan rupanya Faza tergoda untuk download Tinder. Selama empat hari main Tinder, banyak yang match dan langsung intens chatting.
ADVERTISEMENT
Ia mengungkapkan ada 3 orang yang intens mengobrol dengannya. Faza akhirnya memberanikan diri untuk bertemu tiga pria tersebut sekaligus dalam satu hari.
Dari tiga pria yang harusnya ia temui, ada satu pria yang membatalkan janji karena harus bekerja hingga malam dan berjanji untuk bertemu keesokan harinya. Teguh namanya. Faza mengaku sempat kesal saat pertama kali bertemu Teguh karena tidak mendapatkan kesan yang baik, ia ingin segera pulang tetapi pria tersebut mengajaknya makan bersama.
"Saat itu dia bercerita bahwa pernah berkeluarga dan gagal karena mantan istrinya selingkuh. Dia punya anak perempuan usianya 6,5 tahun dan sudah menjadi duda selama 2,5 tahun. Dari situ tiba-tiba saya respect dan ingin tahu ceritanya, antusias sekali dengan anaknya. Hari itu juga, dia mengajak saya main ke rumahnya untuk bertemu dengan anaknya dan ibunya," cerita Faza pada kumparanSTYLE, Rabu (2/1).
ADVERTISEMENT
Setelah dikenalkan, Faza merasa langsung dekat dengan anaknya. Ia jatuh cinta dengan anak perempuan yang baru dikenalnya dalam hitungan jam tersebut. Faza yang awalnya ilfeel dengan Teguh mendadak terpesona, terlebih lagi ketika melihat Teguh yang sangat penyayang kepada anaknya dan sopan kepada ibunya.
Di minggu ketiga mereka bertemu, Teguh bercerita bahwa ia main Tinder memang karena ingin mencari pendamping hidup. Dan menurutnya, Faza adalah orang yang tepat karena bisa dekat dengan anaknya dan ibunya. Ia sempat galau dan akhirnya menceritakan semuanya ke ibunya. Faza tak henti minta petunjuk dan berdoa, menginginkan hal yang terbaik baginya.
Di minggu ketiga mereka berkenalan, Teguh memantapkan diri meminta Faza untuk menjadi istri sekaligus ibu bagi anaknya. Benar saja, seminggu sehabis Lebaran, Teguh membawa seluruh keluarga besarnya untuk melamar Faza.
ADVERTISEMENT
"Tepat tanggal 24 Juni, seminggu setelah Lebaran, dia benar-benar membawa rombongan keluarganya. Banyak banget sekitar 50 orang lebih. Dan hari itu, dengan bismillah saya jawab siap menjadi istri dan ibu untuk anaknya. Hari itu juga langsung ditetapkan tanggal menikah kami, 28 Juli. Kami hanya punya waktu satu bulan untuk mempersiapkannya," lanjut perempuan yang bekerja sebagai akuntan ini.
Kini, sudah enam bulan Faza dan Teguh menikah. Menurutnya, ini adalah pilihan terbaik dalam hidupnya, yakni menjadi seorang istri dan ibu sekaligus.
"Setiap hari saya dibuat jatuh cinta dengan dia, ternyata dia pria yang saya butuhkan, sosok terbaik setelah ayah saya dan mampu menggantikan peran Ayah. Di saat saya kehilangan ayah saya, Allah benar-benar menyiapkan dia sebagai pengganti Ayah," pungkas Faza mengakhiri perbincangan.
ADVERTISEMENT
Simak ulasan lengkap konten spesial kumparan dengan follow topik Kencan Online .