Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Jenahara Ramaikan Panggung Busana Muslimah IFW 2017
1 Februari 2017 20:48 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT
Bertepatan dengan Hari Hijab Sedunia, desainer hijab papan atas Indonesia unjuk kebolehan dengan memamerkan koleksi busana muslim hasil karya mereka. Dua desainer yang menjadi sorotan kali ini adalah Jenahara dan Ida Royani. Â
ADVERTISEMENT
Pasangan ibu dan anak yang keduanya merupakan desainer hijab Tanah Air ini berbagi panggung di Indonesia Fashion Week 2017 yang digelar di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta Pusat. Tampil di pagelaran busana yang diusung oleh Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), seluruh busana dibuat dengan mengenakan kain tenun buah karya para pengrajin Indonesia. Â
Jenahara atau perempuan yang akrab disapa Jehan ini kompak menggunakan kain ulos asal Sumatera Utara sebagai tema busana bersama sang ibunda, Â Ida Royani. Â
Mengusung busana dengan lini Black Label, Jehan tampil dengan ciri khas rancangannya yang edgy, simpel, dan selalu bermain dengan warna dasar. Maka tidaklah mengherankan, Â lewat koleksi yang diberi nama Hinauli ini Jehan hanya memainkan dua warna, yakni hitam dan maroon. Â
ADVERTISEMENT
Hinauli sendiri diambil dari bahasa Batak yang berarti keindahan. Koleksi yang ditampilkan Jehan memang dirasa mampu menonjolkan keindahan kain ulos tradisional khas suku Batak yang bernilai seni tinggi. Sentuhan kain ulos bermotif garis dirasa sangat cocok saat diolah dengan desain berpotongan asimetris nan minimalis. Simpel namun tetap stylish, yang memang merupakan ciri khas Jenahara.
Ini merupakan kali pertama bagi Jehan dalam mengolah kain ulos. "Mengolahnya tidak bisa sembarangan, pemotongan kainnya juga harus hati-hati," jelas desainer yang memiliki keturunan Batak dari ayahnya, Keenan Nasution ini di JCC, Jakarta Pusat, Rabu (1/2). "Bagaimana caranya saya menuangkan DNA Jenahara Black Label pada kain tradisional Indonesia tanpa menghilangkan meaning dari kain itu sendiri," sambungnya lagi.
ADVERTISEMENT
Sedangkan sang ibu, Ida Royani, menggunakan dua kain Ulos yang berbeda, yaitu Pinuncaan dan Sadum. Ida memilih menggunakan Ulos Pinuncaan karena kain ini sangat spesial dan bernilai tinggi. Untuk membuatnya saja, pengrajin harus menggabungkan lima kain Ulos menjadi satu. Wow! Â
Kedua Ulos tersebut diolah Ida menjadi busana kasual dengan dominasi warna hitam dan putih, Â yang menurutnya sangat cocok saat dikenakan baik saat menghadiri acara formal maupun informal.
Para desainer hijab kenamaan lain yang turut meramaikan panggung IFW 2017 adalah Torang Sitorus, Jenny Tjahyawati, Â Nieta Handayani, dan Anne Rufaidah yang juga menampilkan koleksi dari kain tenun nusantara.