Jual Tas Ratusan Juta, Penjual Ini Rela Bolak-balik Jakarta-Paris

4 Maret 2018 11:32 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hermes. (Foto: Reuters/Shannon Stapleton)
zoom-in-whitePerbesar
Hermes. (Foto: Reuters/Shannon Stapleton)
ADVERTISEMENT
Bukan rahasia umum bahwa barang-barang branded lansiran rumah mode dunia, bisa menguras kocek ratusan juta. Sebut saja, Hermes, Chanel, Louis Vuitton, adalah beberapa nama yang itemnya bisa dipandang sebagai ‘tanda’ status sosial.
ADVERTISEMENT
Harga yang selangit, membuat para penjualnya harus mampu menjaga kepercayaan pembelinya dengan cara apapun. Salah satunya, terbang ke Paris demi satu tas.
Hal ini diceritakan langsung oleh Yulvi Herman, pemilik gerai Upstairs Boutique. Yulvi yang sudah berkelut di dunia jual-beli tas branded sejak 1999, memaparkan ada beberapa kunci demi mempertahankan bisnis ini.
“Bisnis di dunia jual beli tas ini, kepercayaan buyer adalah nomor satu. Menjaga nama baik itu kuncinya,” jelas Yulvi kepada kumparanSTYLE (kumparan.com) di acara Irresistible Bazaar 11, Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Sabtu (3/3).
Effi Rachmanto (kiri) dan Yulfi Rahman (kanan) (Foto: Gina Yustika Dimara/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Effi Rachmanto (kiri) dan Yulfi Rahman (kanan) (Foto: Gina Yustika Dimara/kumparan)
Dalam ceritanya, Yulvi pernah harus bolak-balik ke Paris lantaran item yang dijualnya sempat menimbulkan tanda tanya keaslian dari pembelinya. Hal ini bermula dari salah satu tas Hermes yang dijual Yulvi, ditemukan hal tak biasa yang mengganjal di dalamnya.
ADVERTISEMENT
“Jadi ada leather yang tertinggal di dalamnya. Di antara lapisan luar dan dalam, dan itu enggak bisa diambil pakai tangan. Harus dibuka jahitan seluruhnya,” jelas Yulvi.
Hermes Birkin (Foto: Gina Yustika Dimara/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Hermes Birkin (Foto: Gina Yustika Dimara/kumparan)
Sontak, pembelinya langsung menanyakan keaslian tas yang ia jual tersebut. Mengingat harga yang dibanderol pun memang selangit.
Tak tinggal diam, demi menjaga kepercayaan pembelinya, Yulvi pun harus rela terbang ke Paris demi membuktikan bahwa semua barang yang ia jual adalah asli.
Sesampainya di gerai salah satu brand papan atas asal Eropa tersebut, Yulvi dibuat lega karena tas ini memang asli dan kesalahan ada pada perusahaan yang tak sengaja meloloskannya saat quality control.
“Saya ditawarkan untuk boleh memilih tas manapun sebagai gantinya, tapi saya bersikeras bahwa yang saya bawa pulang harus tas yang ini. Dengan warna dan nomor seri yang sama setelah diperbaiki,” papar kolektor tas ini.
ADVERTISEMENT
“Ini cara saya membuktikan kepada customer bahwa barang yang saya jual semua asli,” tambahnya.
Hal serupa juga terjadi pada Cempaka Bulan, kolektor dan pemilik gerai tas branded Famous by Bulan.
“Dulu saya punya customer yang membeli tas Hermes ke saya. Saat dia ke Amerika, orang Hermes bilang bahwa tasnya palsu,” kenang Bulan.
Cempaka Bulan (Foto: Gina Yustika Branded/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Cempaka Bulan (Foto: Gina Yustika Branded/kumparan)
Dalam penjelasannya, satu-satunya yang dapat mengkonfirmasi keaslian dari barang yang ia jual hanyalah pihak Hermes di Paris. Sehingga hal tersebut tak membuat Bulan berpikir dua kali untuk membawanya ke Paris.
“Saat itu juga, saya pay back customer saya itu. Saya kembalikan uangnya. Saya nggak mau ngotot sama customer, lebih baik dibuktikan saja,” tutup Bulan kepada kumparanSTYLE.