Kain Tenun Ikat Sikka Ingin Masuk dalam Tren Fashion Dunia

7 Februari 2019 17:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kain tenun ikat Sikka. Foto: Dok. Sahabat Cipta
zoom-in-whitePerbesar
Kain tenun ikat Sikka. Foto: Dok. Sahabat Cipta
ADVERTISEMENT
Berasal dari Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, kain tenun ikat Sikka memiliki ciri khas corak dengan motif bunga atau flora. Warnanya yang didominasi warna tanah dan warna-warna gelap pun dibuat secara alami tanpa pewarna kimia.
ADVERTISEMENT
Pewarna alami tersebut dibuat dari akar dan batang tanaman, dan diolah dengan proses yang sangat panjang sampai berbulan-bulan lamanya. Tenun ikat Sikka mempunyai filosofi yang kuat, yang diwariskan secara turun temurun. Biasa dipakai oleh penduduknya sebagai busana sehari-hari, kain ikat Sikka juga banyak digunakan untuk kebutuhan acara-acara adat. Keunikan, filosofi, dan kerumitan cara membuatnya, membuat tenun ikat Sikka menjadi barang yang antik sehingga dilirik oleh banyak desainer, termasuk desainer luar negeri.
Menurut Direktur Eksekutif Yayasan Sahabat Cipta Foundation, yang berfokus pada penyusunan program pemberdayaan komunitas, Dollaris Riauaty, ia melihat sudah ada ketertarikan para desainer terhadap kain-kain tradisional di fashion dunia. Ia pun ingin, kain tenun ikat Sikka menjadi kain yang bisa ada di pasar dunia.
ADVERTISEMENT
“Ada ketertarikan dari para desainer dunia terhadap kain-kain tradisional, itu sekarang meningkat jadi fashion dunia. Sudah menuju pada kain atau motif dari tradisi di berbagai negara seperti Peru, Amerika Latin, dan sekarang kenapa tidak Indonesia harus masuk di dalam tren fashion dunia,” ucapnya saat konferensi pers Tenun Ikat Sikka Auction and Marketplace (7/2).
Kain tenun ikat Sikka. Foto: Dok. Sahabat Cipta
Dollaris juga menjelaskan bahwa kain tenun ikat Sikka akan dijual di Tenun Ikat Auction and Marketplace pada 15-17 Februari 2019 mendatang yang akan diadakan di Century Park Hotel, Jakarta Jasmine Floor. Kain tenun yang akan dijual di Tenun Ikat Auction dan Marketplace ini nantinya akan diberi label IG (Indikasi Geografis), yang artinya, semua kain ikat Sikka di acara tersebut dapat diketahui identitas pembuat dan filosofinya.
ADVERTISEMENT
Melalui Indikasi Geografis(IG) dengan sertifikat ID G 000000056 yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, Kementerian Hukum dan HAM, tenun ikat Sikka sudah dilindungi kekayaan intelektualnya. Dan dengan adanya IG, Indonesia juga telah melindungi cara khas membuat tenun ikat Sikka. Tujuan adanya Indikasi Geografis adalah untuk memberi dampak pada peningkatan harga jual produk yang bisa meningkatkan penghasilan dan kesejahteraan masyarakat penenun dan pelaku kreatif tenun ikat Sikka. Oleh sebab itu, pemerintah Indonesia mendorong pendaftaran kekayaan intelektual untuk produk-produk asli Indonesia yang memiliki kekhasan dan keunikan karena kondisi geografisnya. Tidak hanya itu, adanya label IG menurut Dollaris akan membuat kain ikat Sikka membuat pembeli lebih tertarik. Sebab dengan adanya label IG, kain tenun ikat Sikka terjamin asli, dan pembeli bisa mengetahui siapa yang membuat kain tenun ikat Sikka itu. “Karena orisinalitas keasliannya dijamin, mereka juga sangat menghargai apabila setiap kainnya itu diketahui siapa yang menenun, siapa yang mengikat, siapa yang memberikan warna,” ungkap Dollaris.
ADVERTISEMENT