Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Kain Tenun Tanimbar Sukses Dipamerkan di Jepang
10 Mei 2017 17:55 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Dunia mode Indonesia kembali menorehkan prestasi. Setelah sejumlah desainer Tanah Air sukses pamer karya dalam ajang pekan mode dunia, kini giliran kain wastra Nusantara yang mencuri perhatian publik dunia.
ADVERTISEMENT
Tenun Tanimbar yang berasal dari Maluku Tenggara Barat pada bulan April lalu sukses menampilkan pesonanya di hadapan publik Jepang. Lewat sebuah fashion show bertajuk "Metamorphoseast", tenun tanimbar memukau para tamu yang hadir di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tokyo, Jepang.
Fashion show ini sendiri merupakan hasil kerjasama antara perusahaan minyak dan gas Inpex dengan pemerintah Maluku Tenggara Barat. Inpex yang beraktivitas di Tanimbar, tergerak untuk membangkitkan kembali tradisi setempat melalui program investasi sosial dengan menggandeng desainer Wignyo Rahadi untuk melakukan revitalisasi terhadap tenun Tanimbar.
"Salah satu bentuk tanggung jawab sosial kami terhadap tenun di mulai tahun 2013. Sebagai perusahaan yang beraktivitas di Maluku Tenggara Barat, kami memiliki kewajiban untuk ikut serta melestarikan dan mengembangkan tenun Tanimbar ini," ujar Mochammad N Kurniawan, perwakilan dari Inpex ketika berbincang dengan kumparan (kumparan.com) di Hotel Ibis Tamarin, Jakarta Pusat, Rabu (10/5).
ADVERTISEMENT
Lewat Metamorphoseast, Wignyo memamerkan 20 busana yang terinspirasi dari pakaian tradisi Jepang dan mengadaptasi model kimono, hakama, serta obi. Rancangan yang setengahnya merupakan karya Chossy Latu itu menggunakan material tenun Tanimbar hasil pengembangan yang mengangkat motif ulerati.
"Motif ulerati bermakna ulat kecil, selain memiliki karakter yang kuat, juga mengandung filosofi kecintaan masyarakat Tanimbar terhadap lingkungan hidup dan apresiasi terhadap metamorfosa yang dialami oleh ulat sebagai bagian dari proses alami kehidupan," tutur desainer yang mulai menekuni tenun sejak tahun 1995 itu.
Selain pamer karya lewat fashion show, tenun Tanimbar juga didokumentasikan lewat pemotretan yang dilakukan di Ginza, Tokyo. Pemotretan ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa kualitas dan desain tenun Tanimbar tidak kalah, serta bisa bersaing di antara brand-brand besar mancanegara di Tokyo.
ADVERTISEMENT
Meskipun telah sukses dihadirkan di Jepang, namun sayangnya busana yang terbuat dari tenun Tanimbar ini masih belum dijual secara umum. "Untuk sementara kita hanya bisa memamerkannya saja karena masih akan dibawa ke pameran yang lainnya lagi. Namun, semoga secepatnya busana ini bisa dijual secara umum," tutup Wignyo.