Komitmen Burberry, H&M dan Unilever untuk Mengurangi Pemakaian Plastik

31 Oktober 2018 15:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sampah Plastik di Tepi Laut (Foto: Wikimedia Commons)
Jumlah sampah plastik di dunia kini kian memprihatinkan. Menurut hasil penelitian dari Science Advances, memasuki tahun 2015, manusia telah memproduksi 8,3 miliar ton plastik.
ADVERTISEMENT
Dari jumlah sebanyak itu, 6,3 miliar plastik berakhir sebagai sampah. Di tahun yang sama, bumi kita dihuni oleh lebih dari 7 miliar orang. Dengan demikian, bisa ditarik kesimpulan, tiap satu kepala manusia bertanggung jawab atas satu ton sampah plastik. Masalahnya, kebanyakan sampah plastik tak bisa lapuk, susah diproses alam dan bisa bertahan sampai ratusan tahun.
Lebih bahayanya lagi, jika produksi plastik terus bergulir, diprediksi pada tahun 2050 jumlah plastik akan melebihi jumlah ikan yang ada di laut.
Idealnya kondisi yang amat memprihatinkan ini menjadi tanggung jawab semua pihak. Tak hanya kita sebagai individu, namun tentu juga datang dari perusahaan besar dunia yang menjadi penyumbang besar limbah plastik.
Ketika isu ini semakin berbahaya bagi lingkungan, makin banyak perusahaan yang memutar otak untuk mewujudkan industri ramah lingkungan dan berkelanjutan. Inisiatif ini makin banyak datang dari perusahaan di ranah industri mode dan kecantikan.
Burberry berkomitmen untuk tidak menggunakan bulu hewan asli pada semua koleksi terbarunya mendatang. (Foto: IG: @burberry)
"Sampah dan polusi plastik adalah salah satu masalah lingkungan yang paling mendesak di zaman kita," ujar CEO Burberry Marc Gobbetti dalam siaran persnya.
ADVERTISEMENT
Dalam langkahnya, Gobbetti tak sendirian, Burberry bersama H&M, L'Oreal, Inditex, Selfridges, Stella McCartney, Target dan Unilever mengumumkan komitmen mereka untuk memberantas sampah plastik dan polusi pada sumbernya dengan menandatangani New Plastics Economy Global Commitment.
Ilustrasi logo H&M (Foto: Reuters/Regis Duvignau )
Komitmen ini diprakarsai oleh Ellen MacArthur Foundation berkolaborasi dengan lembaga PBB, United Nations Environment Programme (UNEP). Komitmen global untuk memberantas limbah plastik tersebut juga menggelar kegiatan Our Ocean Conference pada 29 - 30 Oktober 2018 di Nusa Dua, Bali yang didukung berbagai produsen, merek, pengecer, dan pendaur ulang kemasan plastik terkemuka di dunia.
"Kami tahu membersihkan plastik dari pantai dan lautan adalah hal yang penting, tetapi ini tidak bisa begitu saja menghentikan limbah plastik yang memasuki lautan setiap tahunnya. Kita perlu bergerak ke hulu masalahnya. New Plastics Economy Global Commitment berupaya mengajak pelaku bisnis, pemerintah dan warga dunia untuk bergerak," ujar Dame Ellen MacArthur dalam rilisnya
Limbah plastik. (Foto: Wikimedia Commons)
Mengutip Fashionista, langkah konkret yang akan dilakukan ada tiga. Pertama, mengurangi kemasan plastik dengan menjauhi pemakaian plastik sekali pakai. Kedua, mendorong inovasi dengan harapan semua plastik dapat didaur ulang, dapat dibuat sebagai kompos. Terakhir, menjaga plastik yang ada dalam sirkulasi lebih lama sebelum dibuang, baik dengan menggunakan kembali atau mendaur ulangnya menjadi produk baru. Target-target ini pun harus ditinjau setiap 18 bulan sekali.
ADVERTISEMENT
Berbagai brand yang telah berkomitmen pun telah menandatangani langkah baru ini. Mereka adalah perusahaan yang mewakili 20 persen dari semua kemasan plastik yang diproduksi di dunia. Oleh karena itu diharapkan inisiatif ini memiliki potensi untuk menciptakan dampak yang signifikan.
"Sampah dan polusi plastik adalah tantangan lingkungan global. Tidak ada pihak perorangan yang dapat mengatasi tantangan ini sendiri. Kita harus bertindak sebagai satu suara dan New Plastics Economy Global Commitment adalah langkah besar bagi pelaku bisnis dan pemerintah bagi kelestarian lingkungan yang lebih bertanggug jawab," papar Cecilia Brännsten, manajer pelestarian lingkungan dari H&M, dalam sebuah rilis.