Lia Karina Mansur, Hijab, dan Kecintaannya Terhadap Taekwondo

4 April 2018 15:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lia Karina Mansur (Foto: Lia Karina Mansur)
zoom-in-whitePerbesar
Lia Karina Mansur (Foto: Lia Karina Mansur)
ADVERTISEMENT
Siapa bilang hanya lelaki yang bisa jadi atlet bela diri? Kini, perempuan juga bisa berprestasi dan membanggakan nama Indonesia di cabang olahraga ilmu beladiri.
ADVERTISEMENT
Seperti yang dibuktikan oleh Lia karina Mansur, taekwondoin cantik dan berprestasi asal Yogyakarta.
Di cabang olahraga taekwondo, nama Lia Mansur agaknya sudah tak asing lagi di telinga. Sepanjang karirnya, perempuan berusia 26 tahun ini sudah mengantongi sederet medali, mulai dari skala nasional hingga internasional.
Lia berhasil meraih medali emas PON Jawa Barat 2016 dan medali perak SEA Games XXVI kelas 57 kilogram. Taekwondo juga berhasil membawanya melanglang buana menuju belahan dunia lain.
Selain meraih perunggu di kejuaraan Asia enam tahun lalu, Lia juga berhasil keluar sebagai runner-up Jeonju Open International Taekwondo Championship yang dihelat di Korea Selatan beberapa waktu lalu.
Kepada kumparanSTYLE (kumparan.com), Lia pun berbagi pandangan soal betapa besarnya pengaruh taekwondo yang mengubah hidupnya. Hijabers yang tengah berbadan dua ini juga berbagi petuah untuk Anda, kaum perempuan yang masih memandang beladiri sebagai dunia keras yang hanya diperuntukkan bagi pria.
ADVERTISEMENT
Simak penuturan Lia berikut ini!
Hai, Lia! Bagi Anda secara personal, seberapa penting ilmu beladiri bagi perempuan?
Kalau buat saya sih penting banget, karena memang dari kecil, orangtua pun menerapkan seperti itu. Saya dua bersaudara, cewek-cewek, maksudnya biar orangtua enggak selalu mengawasi ke mana-mana.
Sudah berapa lama kenal taekwondo hingga jadi atlet berprestasi seperti sekarang?
Saya dari kecil, dari umur delapan tahun, ikut taekwondo. Biar setidaknya ada basic. Tadinya tidak mengarah ke atlet beladiri, tadinya cuma ikut-ikut saja, biar ada basic olahraga bela diri. Tapi ternyata pas sudah lama kok mulai suka, tertarik, dan ternyata memang berpotensi buat prestasi. Akhirnya terus di situ (taekwondo) sampai sekarang. Saya selama tanding main di kelas minus 62 kilogram atau minus 67 kilogram.
Lia Karina Mansur (Foto: Lia Karina Mansur)
zoom-in-whitePerbesar
Lia Karina Mansur (Foto: Lia Karina Mansur)
Apa yang membuat Anda jatuh cinta dengan taekwondo? Kenapa bukan olahraga lainnya seperti muay thai atau karate?
ADVERTISEMENT
Saya juga enggak tahu kalau ditanya soal itu. Saya sebelumnya memang sudah coba beberapa cabang olahraga. Saya waktu kecil pernah diikutkan atletik, voli, basket, berenang, bulu tangkis, cuma memang enggak ada yang nyantol, enggak tahu kenapa. Sebentar bosen, enggak mau latihan lagi. Terus saat ikut taekwondo, mungkin tantangan kali, ya.
Apakah taekwondo benar-benar aman untuk perempuan?
Lama-kelamaan ikut taekwondo, jadi semakin tahu, ternyata taekwondo itu olahraga beladiri, tapi dia tidak ekstrim. Sistemnya dia masih pakai body protector full, walaupun tetap sakit juga. Paling tidak terlindungi, kalau yang lain kan tidak terlindungi, lebih berbahaya. Jadi karena safety-nya itu. Jadi buat perempuan lebih aman.
Lia Karina Mansur (Foto: Lia Karina Mansur)
zoom-in-whitePerbesar
Lia Karina Mansur (Foto: Lia Karina Mansur)
Selain kemampuan beladiri, ada nilai-nilai yang bisa Anda petik dari ilmu taekwondo itu sendiri?
ADVERTISEMENT
Yang pertama sikap disiplin, ya. Sikap disiplinnya sangat terasa. Karena memang kehidupan atlet itu untuk bertahan memang harus bangun pagi. Benar-benar terjadwal hidupnya dari pagi sampai malam, siang istirahat, malam latihan lagi. Jadi, memang kita me-manage waktu sangat penting.
Dan itu terbawa ke kehidupan sehari-hari. Saya jadi disiplin, jadi mandiri.
Kepercayaan diri juga. Tadinya saya anak yang pemalu, yang tidak berani tampil. Dan sebenarnya, saya diikutkan taekwondo agar jadi pemberani. Biar berani sama orang, biar berani tampil, lama-kelamaan saya memang merasakan hal itu memang benar.
Saya juga respeknya di ilmu taekwondo diajarkan dari kecil belajar menghormati sesama, menghormati senior. Misalnya saya seumuran sama lawan main, dia sabuknya lebih tinggi, saya harus tetap hormat ke dia. Meskipun dia teman seumuran, tapi saya tidak bisa seperti teman. Harus ada jaraknya, jadi terbawa ke kehidupan sehari-hari. Gimana kita respek sama orang yang lebih tua, bagimana kita menghargai orang apapun profesinya.
Lia Karina Mansur (Foto: Lia Karina Mansur)
zoom-in-whitePerbesar
Lia Karina Mansur (Foto: Lia Karina Mansur)
ADVERTISEMENT
Jadi atlet taekwondo berhijab, sulitkah?
Pakai hijabnya sih yang jelas yang langsungan (bergo), karena tidak boleh pakai pin (peniti) begini saat tanding, jadi pakainya jilbab yang langsungan, saya masukkan ke dalam baju. Jadi biar tidak kena tendangan, saat loncat dia tidak ganggu.
Secara aturan pakaian sudah ada pakemnya. Kenapa saya juga memilih taekwondo, itu olahraganya (pakaian) juga udah tertutup. Bajunya panjang, dalaman pasti pakai kaus. Jadi, bedanya cuma di hijab saja.
Lia Karina Mansur (Foto: Lia Karina Mansur)
zoom-in-whitePerbesar
Lia Karina Mansur (Foto: Lia Karina Mansur)
Jika perempuan ingin belajar taekwondo di usia 20an ke atas, apakah masih bisa?
Sebenarnya kalau untuk belajar taekwondo sih, masih sah-sah aja. Tapi kalau untuk yang berprestasi, mungkin agak terlambat, karena memang sekarang prestasi dari anak SMP-SMA saja sudah bagus-bagus.
ADVERTISEMENT
Tapi untuk basic olahraga, kebugaran, dan yang paling penting ilmu bela dirinya itu sendiri saja. Penting buat perempuan!
Ada tips atau pesan yang ingin disampaikan untuk perempuan yang masih takut belajar ilmu beladiri (khususnya taekwondo)?
Taekwondo itu banyak (manfaatnya), tidak cuma tendang pukul saja, pagi pun kita latihan fisik. Fisik itu adalah lari, kelincahan, latihan fitness juga, weight training. Jadi kebugarannya ya pasti dari fisiknya itu.
Mungkin nanti pikirannya 'wah nanti saya bakal berotot nih', tapi sejauh ini alhamdulillah enggak. Setelah bertahun-tahun dari kecil jadi atlet ya kenceng aja badannya. Kalau untuk yang berotot ya tidak.
Jadi, jangan takut badannya akan seperti laki-laki gitu, jangan takut seperti itu. Terus taekwondo lawannya juga pasti perempuan, jadi tidak akan ada laki-laki ketemu perempuan. Lawannya pun yang berat badannya sama. Jadi tidak mungkin yang badannya kecil akan ketemu yang besar.
ADVERTISEMENT