Mengenal CPR, Bentuk Pertolongan Pertama bagi Pasien Penyakit Jantung

17 September 2017 16:58 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Langkah Penanganan CPR (Foto: Luthfa Nurridha/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Langkah Penanganan CPR (Foto: Luthfa Nurridha/kumparan)
ADVERTISEMENT
Jika kamu melihat seseorang yang tiba-tiba terjatuh tak sadarkan diri, lantas apa yang akan kamu lakukan?
ADVERTISEMENT
Tentunya pemberian pertolongan pertama harus kamu lakukan, bukan? Namun, sayangnya sebagian besar orang cenderung takut untuk sekadar mengecek kondisi tubuh korban dan lebih memilih untuk memanggil bantuan orang lain.
Padahal sebelum meminta pertolongan, kondisi korban harus dicek terlebih dahulu untuk mengetahui apakah korban tersebut masih bernafas atau tidak. Jika sekiranya embusan nafas sudah tidak dirasakan olehmu, maka langkah selanjutnya adalah dengan mengecek denyut nadi orang tersebut.
Denyut nadi yang tidak terasa menandakan bahwa orang tersebut harus segera diselamatkan dalam kurun waktu kurang dari 10 menit sebelum petugas medis datang menolong. Dugaan orang tersebut mengalami henti jantung pun kuat adanya.
Kenapa 10 menit? Karena lebih dari 10 menit, proses oksigenisasi ke otak sudah tidak bisa dilakukan lagi dan menyebabkan kinerja otak menjadi rusak. Oleh karena itu, pertolongan pertama dengan melakukan CPR (Cardio Pulmonary Resusication) atau Resusitasi Jantung Paru harus segera dilakukan.
ADVERTISEMENT
Bagi kamu yang belum mengetahui CPR, maka kumparan (kumparan.com) akan memberikan bentuk peragaan CPR yang dicontohkan oleh tenaga ahli. Namun perlu dicatat, CPR hanya bisa dilakukan oleh mereka yang mendapatkan sertifikat pelatihan CPR sebelumnya untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, seperti salah kompresi atau salah urutan.
Pernyataan tersebut pun turut dibenarkan oleh salah satu tenaga ahli dari kelompok medis Medic One Indonesia, "CPR hanya boleh dilakukan oleh orang yang sudah terlatih dan bersertifikat karena jika dilakukan oleh orang yang belum terlatih akan meningkatkan resiko cedera pada korban dan memperparah keadaan korban. Dengan mengikuti pelatihan dan mendapat sertifikasi maka seseorang dapat melakukan CPR dengan teknik yang benar (high quality CPR) serta mendapatkan perlindungan hukum yang kuat," ujar Paramedic, Vani purbayu.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Vani menambahkan bahwa semua orang bahkan orang awam bisa melakukan CPR, namun ada ketentuan yang perlu diperhatikan, "Tetapi bukan berarti masyarakat umum yang tidak memiliki sertifikat tidak boleh melakukan CPR. Mereka tetap boleh melakukan CPR kepada korban tetapi untuk perlindungan hukumnya tidak ada," tambahnya.
Tak perlu khawatir, karena pelatihan ini bisa dilakukan oleh siapa saja sehingga semua orang nantinya bisa menyelamatkan nyawa sesama.
Berikut langkah-langkah CPR yang berhasil kumparan (kumparan.com) dapatkan dari hasil pelatihan CPR yang diselenggarakan oleh Philips Indonesia, pada Kamis (14/9):
1. Cek Keadaan Sekitar
Langkah Penanganan CPR (Foto: Luthfa Nurridha/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Langkah Penanganan CPR (Foto: Luthfa Nurridha/kumparan)
Langkah pertama saat menemukan korban tergeletak di tengah jalan adalah dengan mengecek keadaan sekitar, apakah keadaannya aman atau tidak.
ADVERTISEMENT
2. Mencoba Membangunkan Korban
Langkah Penanganan CPR (Foto: Luthfa Nurridha/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Langkah Penanganan CPR (Foto: Luthfa Nurridha/kumparan)
Jika kondisi telah aman maka langkah selanjutnya adalah membangunkan korban dengan berteriak di hadapan wajahnya. Tepuk pundak korban dengan kencang jika korban tidak merespons.
3. Mengecek Nafas
Langkah Penanganan CPR (Foto: Luthfa Nurridha/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Langkah Penanganan CPR (Foto: Luthfa Nurridha/kumparan)
Untuk mengecek kondisi korban, maka cek embusan nafas korban dengan menghitung selama 10 detik dengan jeda waktu yang tepat. Rasa panik yang kebanyakan dirasakakan kebanyakan orang membuat penghitungan terkadang meleset. Oleh karena itu berikan jeda tiap detik dengan menyebutkan nominal angka (misalnya 1.000) untuk membantu perhitungan detik lebih tepat. Contoh, satu seribu, dua seribu, dan selanjutnya.
4. Menyuruh Warga untuk Meminta Pertolongan
Langkah Penanganan CPR (Foto: Luthfa Nurridha/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Langkah Penanganan CPR (Foto: Luthfa Nurridha/kumparan)
Jika korban tidak bernafas, maka langkah selanjutnya adalah dengan meminta bantuan orang lain untuk menelepon ambulans ke nomor emergency 119 atau 112. Dan meminta warga untuk mencari AED (Automated External Defibrillator) jika ada.
ADVERTISEMENT
5. Melakukan CPR
Langkah Penanganan CPR (Foto: Luthfa Nurridha/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Langkah Penanganan CPR (Foto: Luthfa Nurridha/kumparan)
Sambil menunggu petugas medis dan alat AED datang, maka bagi kamu yang sudah bersertifikat telah mengikut pelatihan CPR bisa langusung mempraktikkan CPR kepada korban.
Pertama-tama, kamu harus membuka baju korban terlebih dahulu untuk melakukan kompresi dada. Compression atau kompresi dilakukan di bagian tengah dada. Menentukan letak tengah dada seseorang, tak begitu sulit.
Langkah Penanganan CPR (Foto: Luthfa Nurridha/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Langkah Penanganan CPR (Foto: Luthfa Nurridha/kumparan)
Gunakan empat jari (dua jari kanan dan dua jari kiri; telunjuk dan jari tengah) untuk menentukan posisi tulang lunak yang ada di bagian tengah dada. Pengukuran dimulai dari bagian bawah leher hingga ke bagian tengah dada yang selanjutnya letak perlakuan kompresi bisa langsung ditemukan.
Langkah Penanganan CPR (Foto: Luthfa Nurridha/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Langkah Penanganan CPR (Foto: Luthfa Nurridha/kumparan)
Lalu, lakukan kompresi sebanyak 30 tekanan dengan total 5 siklus (150 tekanan) dengan diselingi dua kali nafas buatan per siklus. Saat memberikan nafas buatan, dagu korban harus dinaikkan yang bertujuan untuk membuka jalur saluran nafas.
Langkah Penanganan CPR (Foto: Luthfa Nurridha/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Langkah Penanganan CPR (Foto: Luthfa Nurridha/kumparan)
Langkah Penanganan CPR (Foto: Luthfa Nurridha/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Langkah Penanganan CPR (Foto: Luthfa Nurridha/kumparan)
Tak lupa untuk selalu melihat dada korban saat sedang memberikan nafas buatan untuk mengetahui apakah korban sudah bernafas atau belum.
ADVERTISEMENT
Ketika bantuan AED datang, maka tetap lakukan CPR tanpa berhenti meskipun ada orang lain yang memasangkan alat AED ke tubuh korban. Alat AED harus terpasang dengan tepat agar aliran listrik yang disalurkan oleh alat ini bisa sampai langsung ke jantung korban.
Langkah Penanganan CPR (Foto: Luthfa Nurridha/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Langkah Penanganan CPR (Foto: Luthfa Nurridha/kumparan)
Sesudah pads AED terpasang, maka jauhkan kontak fisik antara korban dan penolong karena AED akan melakukan analisa irama jantung. Dengarkan baik-baik setiap AED memberikan instruksi.
Pertolongan dengan alat AED dapat dilakukan oleh dua orang. Satu orang bertugas untuk melakukan kompresi dan sisanya bertugas untuk memberikan bantuan pernafasan. Ikuti instruksi selanjutnya dari AED sambil menunggu petugas medis datang.
Selanjutnya, ketika korban sudah sadar sebelum petugas medis datang, maka hal yang harus dilakukan adalah dengan membalikkan tubuh korban ke arah kanan penolong dengan mengunci kaki bagian kanan dan tangan bagian kanan. Lalu, tanyakan pada korban mengenai identitas, kondisi korban dan jelaskan tindakan awal apa saja yang telah dilakukan sebelum tim medis tiba.
ADVERTISEMENT
Meskipun penanganan CPR ini hanya bisa dilakukan oleh mereka yang bersetifikat pelatihan CPR, namun dengan mengetahui langkah tersebut diharapkan agar setiap masyarakat bisa mengikuti pelatihan CPR untuk menolong sesama.