Mengenal Mythomania, Gangguan Psikologis Suka Berbohong demi Pengakuan

8 Oktober 2017 13:02 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Berbohong (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Berbohong (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Beberapa hari belakangan, publik Indonesia dihebohkan dengan berita kebohongan yang dilakukan oleh Ilmuwan Indonesia yang tinggal di Belanda, Dwi Hartanto. Mahasiswa S3 Technise Universiteit Delft, Belanda, itu bahkan disebut-sebut sebagai "Penerus Habibie".
ADVERTISEMENT
Julukan itu bukan tanpa alasan. Sebab, Dwi adalah salah satu orang Indonesia yang awalnya dianggap mempunyai capaian luar biasa untuk disandingkan dengan BJ Habibie. Pada tahun 2015, ia muncul di media massa atas karyanya di dunia aeronautika, karena disebut menciptakan Satellite Launch Vechile/SLV (Wahana Peluncur Satelite, red) dengan teknologi termutakhir yang disebut The Apogee Ranger V7s (TARAV7s).
TARAV7s merupakan satu dari sejumlah prestasi yang ditorehkan oleh Dwi. Ia juga disebut memiliki lima hak paten di bidang kedirgantaraan dan kini disebut tengah terlibat proyek pembuatan Eurofighter Typhoon Defence.
Bahkan, berkat "prestasinya' itu, ia juga berkesempatan bertemu dengan Habibie pada awal Desember 2016, ketika presiden ketiga Republik Indonesia itu berkunjung ke Belanda. Kepada media, ia mengaku bahwa Habibielah yang pertama kali mengajak bertemu.
Ilustrasi Berbohong (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Berbohong (Foto: Thinkstock)
Namun, kini ternyata semua prestasi dan berita tersebut tidaklah benar. Hal ini terungkap dari surat klarifikasi Dwi yang berisi permohonan maaf karena pemberitaan berlebihan tentang dia yang muncul selama ini.
ADVERTISEMENT
Dwi mengaku bahwa pertemuannya dengan Habibie terlaksana setelah dirinya mengajukan ke pihak KBRI Den Haag. Bertolak belakang dengan pengakuannya di media yang mengatakan Habibie lah yang ingin bertemu dengannya.
Kemudian, roket TARAV7s yang ia buat dengan warna merah dan putih itu tidak pernah ada. Kenyataannya, roket yang dibuat Dwi hanyalah proyek roket amatir mahasiswa yang diberi nama DARE Cansat 7V.
Belum diketahui motif Dwi melakukan serangkaian kebohongan tersebut. Namun, kasus Dwi membuat sejumlah orang yang teringat tentang sebuah jenis gangguan psikologis bernama mythomania.
Lantas, sebenarnya seperti apa mythomatia ini?
Seperti dilansir The Prisma UK, istilah mythomania pertama kali diperkenalkan pada tahun 1905 oleh seorang psikiater bernama Ferdinand Dupre. Mythomania merupakan kebohongan yang dilakukan seseorang bukan dengan tujuan menipu orang lain.
ADVERTISEMENT
Penderita gangguan mythomania akan membuat dirinya sendiri percaya bahwa kebohongan yang ia buat adalah nyata. Yang membedakan mythomania dengan kebohongan biasa adalah penderita sering tidak sadar bahwa ia sebenarnya sedang berbohong dan menceritakan khayalan yang ada dalam kepalanya.
Ilustrasi Berbohong (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Berbohong (Foto: Thinkstock)
Salah satu kasus gangguan mythomania adalah skandal Enric Marco. Pria Spanyol ini menghabiskan 30 tahun hidupnya dengan mengatakan bahwa dirinya telah dipenjara oleh Nazi di kamp konsentrasi Flossenburg, Jerman.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh University of Southern California (USA), seseorang yang gangguan mythomania memiliki sedikit grey matter (bertanggung jawab untuk memproses informasi) dan lebih banyak white matter (mentransmisikan informasi) di korteks prefrontal otak. Para ilmuwan percaya bahwa struktur otak abnormal ini bisa menjadi salah satu penyebab dorongan untuk terus-menerus berbohong.
ADVERTISEMENT
Selain itu, penyebab lainnya yang menimbulkan Mythomania adalah kegagalan-kegagalan dalam kehidupannya. Di antaranya kegagalan dalam hal studi, masa kecil, masalah keluarga, kisah-kisah sentimentil, bahkan kegagalan dalam pekerjaan.
Hingga saat ini, masih tidak ada obat tertentu yang bisa menyembuhkan mythomania. Hanya orang yang menderita myhtomania yang bisa menolong dirinya sendiri.
Ia harus menyadari permasalahannya, mengakuinya, dan harus memiliki keinginan kuat untuk menyembuhkan dirinya. Menemui seorang psikiater merupakan salah satu cara untuk menolong dirinya dari mythomania.