Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Potret Kekayaan Budaya Masyarakat Sembalun
18 Oktober 2017 15:34 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
ADVERTISEMENT
Desa Sembalun tidak hanya dikenal akan kekayaan alam yang melimpah, namun juga budaya masyarakatnya yang ramah dan mecintai alam. Ada banyak kearifan lokal dan adat istiadat masyarakatnya yang menjadi daya tarik bagi wisatawan saat berkunjung.
ADVERTISEMENT
Berada di lereng Gunung Rinjani membuat kawasan Desa Sembalun Bumbung sangat subur dan mudah ditanami sayur-mayur dan buah-buahan segar. Masyarakat di sini kebanyakan bekerja sebagai petani yang punya kebun atau sawah dan diturunkan kepada anak cucu.
Seperti Purnama (26) yang bekerja membantu sang Ayah di kebun seluas setengah hektar di Desa Sembalun Jorong. Di lahan ini, ia menanam stroberi, selada, wortel dan sayur-mayur lain. Hasil panen sayur ini ia bawa ke pasar untuk dijual, namun untuk buah stroberi, Purnama biasanya menjual langsung ke pembeli yang datang ke kebunnya.
"Jarang saya bawa ke tengkulak, dijual saja langsung ke wisawatan yang ke sini," ujar Purnama pada kumparan (kumparan.com).
Di desa ini, masyarakatnya juga memegang teguh tradisi dan adat istiadat yang diturunkan. Salah satunya situs budaya peninggalan Suku Sasak yaitu Desa Beleq yang dijaga kelestariannya.
ADVERTISEMENT
Meski tidak ditinggali, namun Desa Beleq menjadi peninggalan nenek moyang masyarakat Sembalun yang dibanggakan. Komplek Desa Beleq ini sudah ada sejak Suku Sasak pertama kali datang ke Desa Sembalun. Di komplek ini ada beberapa rumah yang masih berdiri rapi dan dijaga dengan baik.
"Rumah ini pemiliknya berbeda-beda pekerjaannya. Ada yang bekerja sebagai petani, pedagang, lain-lain," ujar Roy salah satu guide yang membawa tim kumparan berpetualang di Desa Beleq.
Kedekatan masyarakat Suku Sasak dengan alam di Sembalun ini juga menciptakan kebiasaan unik yang menjadi tradisi masyarakat Sasak. Yaitu menggunakan kotoran sapi sebagai bahan lantai rumah mereka.
Lantai rumah di Desa Beleq terbuat dari kotoran sapi, tanah liat dan serbuk jerami. Bahan-bahan alami pengganti semen ini ternyata bisa bertahan kuat selama ratusan tahun.
ADVERTISEMENT
Sembalun juga memiliki tradisi upacara adat yang biasa disebut 'Ngayu-Ayu'. Upacara ini merupakan bentuk rasa syukur masyarakat Sembalun kepada Tuhan, atas panen yang melimpah dan memohon untuk dijauhkan dari bencana dan penyakit. Sayangnya kita tidak bisa menyaksikan upacara ini setiap tahun, karena hanya digelar 3 tahun sekali.
Dalam upacara ini masyarakat akan bergotong royong dan berkumpul bersama. Ibu-ibu akan memasak bersama dan warga lainnya akan ikut serta dalam prosesi doa yang dipimpin oleh para tetua adat.
Kamu juga masih punya kesempatan untuk terbang ke Sembalun dan menikmati budaya masyarakatnya. Caranya cukup ikut dalam kompetisi 'kumparan Getaway' yang akan membawa 9 pemenang beruntung ke Desa Sembalun.
Sampai bertemu di 'kumparan Getaway Sembalun'!
ADVERTISEMENT