Sabrina Bensawan: Tak Perlu Tunggu Dewasa untuk Bantu Sesama

22 April 2018 8:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sabrina Bensawan (Foto: Dok. Garin Gustavian Irawan)
zoom-in-whitePerbesar
Sabrina Bensawan (Foto: Dok. Garin Gustavian Irawan)
ADVERTISEMENT
Cantik, cerdas, dan berhati mulia.
Agaknya, tiga kata inilah yang dirasa pas untuk menggambarkan sosok Sabrina Bensawan. Meski masih tergolong belia, dara berusia 20 tahun ini mampu mendirikan Rumah Singgah dan yayasan sosial Saab Shares.
ADVERTISEMENT
Saab Shares sendiri merupakan yayasan yang bertujuan membantu orang-orang yang membutuhkan tanpa pandang bulu. Yayasan ini membantu anak-anak, perempuan, lansia, dan keluarga kurang beruntung untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak.
Rumah Singgah Saab Shares juga memberi pendidikan tambahan gratis untuk anak-anak kurang mampu. Anak-anak tersebut dibekali pengetahuan bahasa Inggris, matematika, kesenian, hingga musik. Yayasan ini juga memberdayakan perempuan dengan memberi pelatihan keterampilan yang bernilai komersil.
Luar biasanya, semua tindakan mulia ini dilakukan Sabrina sejak masih berusia 16 tahun, saat remaja seusianya masih sibuk bermain dan mengurusi tugas sekolah.
Sepenuh hati menunaikan panggilan hidup sebagai filantropi menghantarkan Sabrina menerima banyak penghargaan. Pada 2016, mahasiswi Raffles Institute ini dinobatkan sebagai salah satu dari '50 National Role Model' oleh Presiden Joko Widodo.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Sabrina juga giat menekuni dunia bisnis dan hobinya. Sabrina piawai bermain bermain biola dan mengantongi sederet medali emas dari berbagai cabang olahraga SIS Olympics.
Kontribusi mulia dan sederet prestasi yang dimiliki Sabrina menggugah kumparanSTYLE (kumparan.com) untuk menobatkannya sebagai salah seorang dari perempuan 'Inspirasi Kartini' versi kumparan. Simak perbincangan hangat kami bersama Sabrina di bawah ini.
Di usia 16 tahun, Sabrina mengambil langkah besar dengan mendirikan yayasan Saab Shares. Bisa cerita sedikit soal hal ini dan alasan yang melatarbelakanginya?
Jadi, Saab Shares ini adalah sebuah organisasi sosial yang saya dirikan saat berusia 16 tahun.
Saat itu saya ingin merayakan ulang tahun yang ke-16 dengan cara yang simpel sambil perpisahan dengan teman-teman yang akan pindah ke luar negeri.
ADVERTISEMENT
Lalu mama kasih ide, bagaimana kalau teman-teman dilarang membawa kado. Tapi Kalau mereka memaksa membawa kado, mereka bisa membawa uang (angpao), nah uang itu yang akan kami sumbangkan ke orang yang membutuhkan, dengan membelikan kebutuhan di panti lansia.
Dari situ, rasanya saya luar biasa tersentuh dan at the same time tidak bisa terima (fakta) bahwa begitu banyak orang yang membutuhkan bantuan. Setelah itu kami sering ke kolong jembatan atau daerah kumuh dan menemukan banyak anak yang tidak sekolah. Sekali lagi saya tidak bisa cerna, mengapa ada orang tua yang tidak peduli dengan pendidikan anak mereka sendiri, padahal, orang tua saya concern sekali tentang pendidikan.
Sejak itu, kami memutuskan untuk membuat program berdampak jangka panjang, untuk merubah hidup bukan saja anak-anak, tapi seluruh keluarga pra-sejahtera. Kami pun konsen di tiga bidang, yaitu pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan perempuan.
Sabrina bersama adiknya, Elena Bensawan (Foto: Dok. Sabrina Bensawan)
zoom-in-whitePerbesar
Sabrina bersama adiknya, Elena Bensawan (Foto: Dok. Sabrina Bensawan)
Mengapa memilih untuk membangun rumah belajar dan bukan yang lain?
ADVERTISEMENT
Rumah belajar adalah salah satu program di bawah divisi pendidikan. Pertama, saya yakin hal ini penting, karena pendidikan adalah pemutus rantai kemiskinan.
Rumah belajar itu dibuat dengan konsep yang we really believe in. Dari awal, goal dari Rumah Belajar kami sendiri adalah untuk mendidik anak pra-sejahtera agar mereka mendapat menjadi individu berkarakter baik, pekerja keras, siap terjun di masyarakat, dunia profesional maupun bisnis dan menghargai perbedaan.
Kami lengkapi murid kami dengan character building classes, dengan pelajaran yang memberikan mereka value penting yang mereka harus pegang terus.
Dan satu hal yang penting, pada 2030, 800 juta pekerjaan akan digantikan oleh robot. Dan kita tidak bisa mengajarkan anak-anak ini untuk berkompetisi dengan robot, Karena mereka system-based, lebih pintar, lebih cepat. Kita harus mengajarkan sesuatu yang irreplacable, mengajarkan soft skills dan juga mengajarkan mereka tentang empathy, care for others, values, leadership, dan lain lain. Baru mereka bisa menjadi generasi emas yang tidak bisa tergantikan.
ADVERTISEMENT
Saya percaya sekali bahwa nilai yang baik dapat membawa mereka ke tempat yang baik, tapi karakter yang baiklah yang akan membantu mereka bertahan di tempat yang baik.
Apakah Sabrina memang merasa memiliki ‘panggilan’ khusus di bidang ini? Apa misi yang ingin dicapai?
Yes betul sekali, saya merasakan panggilan yang sangat kuat. Karena saya yakin kalau bukan itu, kami tidak akan bisa konsisten sampai hari ini. Goal kami adalah untuk mengubah hidup dari anak-anak pra sejahtera dan juga keluarga mereka hingga ke generasi dan generasi berikutnya.
Saya harap beneficiaries kami dapat menjadi inspirasi bagi orang lain, dan bukan hanya itu, kami harap orang yang kami bantu dapat menjadi perpanjangan tangan dari Saab Shares.
ADVERTISEMENT
Selain mendidik anak-anak, adakah kegiatan khusus yang Sabrina lakukan untuk memberdayakan perempuan?
Dalam divisi pemberdayaan perempuan, kami mau meyakinkan dan merubah mindset ibu-ibu pra-sejahtera bahwa mereka dapat produktif, bisa maju, bisa berpenghasilan, menjadi pilar penting, dan hero dalam keluarga mereka. Kami melakukan semua ini dengan memberikan ibu-ibu dari daerah marginal, motivasi dan seminar untuk terus mengembangkan diri mereka dan menjadi ibu yang baik bagi keluarga mereka.
Selain itu, kami memberikan berbagai program pelatihan yang mereka bisa pilih sesuai minat mereka. Program tersebut seperti kelas membuat kue/jajanan pasar, membuat aksesori, merias wajah dan juga memayet di atas batik yang kami bantu pasarkan melaui social enterprise bernama "Heritage By Sabrina" yang didirikan untuk mendukung Saab Shares.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya pelatihan, kami juga memberikan modal dalam bentuk material untuk para ibu yang berkomitmen untuk menjadikan keterampilan tersebut menjadi sumber penghasilan untuk mereka. Dengan begitu, akan mempermudah para ibu-ibu untuk berpenghasilan dan meningkatkan taraf hidup keluarga mereka.
Next program kami adalah memberikan para ibu ini pinjaman modal agar dapat dapat memulai usaha. Selain itu, kami mengundang psikolog untuk menjelaskan bagaimana cara mendidik anak yang benar. Karena itu salah satu isu yang ada.
Sabrina Bensawan di Istana Negara (Foto: Dok. Sabrina Bensawan)
zoom-in-whitePerbesar
Sabrina Bensawan di Istana Negara (Foto: Dok. Sabrina Bensawan)
Sabrina pernah diundang ke Istana Negara oleh Presiden Jokowi sebagai 50 National Role Model. Bagaimana perasaan Sabrina saat bertemu dengan tokoh inspiratif lainnya?
Pastinya tidak menyangka sekali, ya. Suatu hari tiba-tiba ditelepon orang Istana untuk diundang ke sana. Di sana, aku ketemu banyak sekali orang yang mengabdi untuk Indonesia. Ada yang sosial, ada yang berprestasi luar biasa untuk mengembangkan Indonesia. Dan banyak yang usianya bahkan lebih tua dibanding orangtua saya, tapi masih berjuang untuk Indonesia.
ADVERTISEMENT
Ada juga yang masih naik kendaraan umum ke mana-mana, tapi mereka terus membantu orang. Hal itu membuat saya berpikir, saya tuh kemana-mana pakai mobil, my life is so comfortable, namun mereka masih harus naik kendaraan umum, berarti hidupnya bukan yang sampai nyaman banget, but still, they want to dedicate their life to help people. Makanya itu semakin bikin aku termotivasi untuk mendedikasikan hidup aku untuk membantu orang, seumur hidup.
Sepanjang menjalankan Saab Shares, apa pengalaman paling berkesan yang dirasakan Sabrina?
Suka nya banyak sekali, misalnya akhirnya pasien yang kita bantu akhirnya sembuh atau mendengar. Murid beasiswa kami berkata kepada kami, 'Kak terima kasih banyak, berkat Saab Shares saya bisa lulus kuliah dengan baik, dan saya berjanji akan merubah hidup keluarga saya,'.
ADVERTISEMENT
Ada ibu yang dulunya buat makan aja susah, sekarang udah bisa jualan tumpeng lewat online. Ada yang sudah bisa memasang payet untuk desainer terkenal, akhirnya mereka sekarang tercukupi. Bahkan sudah bisa menabung untuk kuliah anaknya.
Ada anak beasiswa kita yang udah kuliah, berprestasi banget, sudah memenangkan national competition berkali-kali, untuk sains, dan lain-lain. Yang kita bangga adalah dia bantu jadi perpanjangan tangan Saab Shares di Semarang. Dia bantu menyalurkan donasi Saab Shares, dan dia berkontribusi sendiri. Karena goals saya membuat orang yang kita bantu juga bisa membantu orang lain.
Melihat anak-anak dan lansia merasa terbantu, apa yang Sabrina rasakan?
Kebahagiaan luar biasa yang tidak bisa dibeli oleh apapun juga.
ADVERTISEMENT
Selama menjalankan Saab Shares, tentu banyak kesulitan dan hambatan. Pernahkah Sabrina merasa lelah dan ingin berhenti? Jika pernah, apa yang membuat Sabrina tetap kuat dan semangat?
Pasti pernah, ya. Kesulitan dan hambatannya sangat banyak. Bahkan menurut saya, menjalankan misi sosial ini jauh lebih sulit ketimbang bisnis. Yang tersulit adalah mengubah mindset para perempuan, para ibu, untuk mau berusaha dan bekerja. Karena banyak perempuan yang tak ingin bekerja dan merasa cari uang itu adalah urusan suami.
Bisnis jauh lebih mudah, lah. Selama ini banyak yang mengkhianati kita, coba menipu, dan segala macam. Bahkan saya pernah sampai nangis saking susahnya. Kalau bukan karena Tuhan dan support keluarga, saya tidak yakin akan sampai sejauh ini.
Sabrina Bensawan  (Foto: Dok. Sabrina Bensawan)
zoom-in-whitePerbesar
Sabrina Bensawan (Foto: Dok. Sabrina Bensawan)
Menjalankan Saab Shares, bisnis, dan kuliah secara bersamaan, tentunya Sabrina amat sibuk. Bagamana cara Sabrina membagi waktu dengan seimbang?
ADVERTISEMENT
Yang paling penting menurut aku adalah kita itu tahu prioritas dulu. Prioritas aku sekarang Saab Shares, kuliah, bisnis, dan juga spending time with my family. Jadi, most of my time udah dedicate di situ, sisanya baru buat yang lain-lain.
Aku benar-benar percaya dengan konsep ini: angggap kita punya satu toples. Toples itu kita isi dengan batu kecil. Batu kecil itu kita umpamakan sebagai hal yang penting. Nah pasti masih ada sisa rongganya, kan? Itu baru kita isi dengan pasir, yang kita umpamakan hal lain-lain. Karena kalau kita isi dengan pasir dulu, udah enggak ada space buat yang penting-penting, akhirnya prioritas kita akan bubar.
Setelah Saab Shares, adakah plan lain untuk ke depannya? Ada mimpi yang belum terwujud?
ADVERTISEMENT
Untuk Saab Shares, masih long way to go. Masih banyak yang harus kami lakukan dan selamanya Saab Shares akan terus berjuang membantu lebih banyak orang.
Selain Saab Shares, tentu saya berharap social enterprise yang mendukung Saab Shares ( Heritage by Sabrina ) dan juga bisnis saya Saab Couture dapat berkembang terus, agar dapat membuka lebih banyak lapangan pekerjaan bagi ibu-ibu dari keluarga pra-sejahtera yang tidak bisa bekerja di kantor karena harus menjaga anak atau kurangnya pendidikan. Tapi saya memiliki satu goal untuk mendirikan sebuah one-stop fashion & lifestyle e-commerce.
Ada pesan untuk anak muda yang punya panggilan (sosial) yang sama dengan Sabrina?
Aku percaya setiap anak muda punya kewajiban untuk memajukan Indonesia jadi negara yang lebih cerdas. Tapi kita semua pasti punya porsi masing-masing untuk cara kontribusi. My part maybe di sosial, tapi semua orang pasti beda.
ADVERTISEMENT
Kita enggak perlu jadi Mother Theresa atau bikin organisasi sosial to make positive impact. Misal ada entrepreneur yang bisnisnya luar biasa, itu saja berdampak luar biasa untuk memberi lapangan pekerjaan untuk orang lain.
Again, what we should do adalah coba cari porsi masing-masing, how can you contribute to Indonesia? Do it, start now, and start young. Jangan tunggu dewasa dan kaya untuk memulai.