Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Sambut Usia ke-30, Shafira Adopsi Fashion dari Indahnya Masjid 5 Benua
20 Januari 2019 15:23 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:48 WIB
ADVERTISEMENT
Selama 30 tahun sudah, salah satu jenama busana muslim kenamaan Tanah Air, Shafira hadir di jagat fashion Indonesia.
ADVERTISEMENT
Menginjak usianya yang semakin matang, rumah mode asal Bandung ini makin mendunia. Hal tersebut tercermin dari konsep World Wanderer yang diusung sebagai penggambaran eksistensi Shafira menjelajahi dunia khususnya di industri fashion muslim.
Telah berpartisipasi dalam berbagai ajang fashion berskala nasional hingga internasional seperti New York Couture Fashion Week, kini Shafira melanglang buana menampilkan keindahan Islam melalui industri fashion ke mata dunia.
Dari Spanyol, Dubai hingga New York pernah menjadi inspirasi Shafira dalam koleksi utamanya yang ditampilkan di berbagai ajang fashion. Kini menyambut usianya yang menginjak dekade ketiga, Shafira mengambil inspirasi dari lima masjid yang ada di lima benua di dunia.
"Sebelumnya kita juga suka melibatkan kain-kain tradisional Indonesia ke kreasi kita, tapi tetap dengan desain modern kami yang minimalis dan simpel. Untuk 2019 ini kami mengangkat tema World Wanderer yang menjadi bagian dari perjalanan Shafira selama 30 tahun. Inspirasi World Wanderer sendiri berasal dari lima masjid di dunia; mulai dari Asia ada Masjid Baiturrahman di Aceh, Masjid Bibi Khanym di Uzbekistan, kemudian dari Eropa Masjid di Islamic Center (Jerman), dan Moscow Grand Mosque (Rusia). Selanjutnya ada Afrika yakni masjid Hassan II di Maroko dan Amerika. Inspirasi yang diambil lebih formal dan klasik dari arsitektur Islamic Center of Washington, D.C., terakhir dari benua Australia Adelaide Mosque sebagai masjid tertua di Australia," jelas Shetyawan selaku Head of Designer Shafira.
ADVERTISEMENT
Tak hanya keindahan arsitektur dari masjid yang ada di lima benua tersebut saja yang menjadi inspirasi busana Shafira. Menurut penuturan Shetyawan, Shafira juga menggali inspirasi dari kebudayaan lokal setempat. Misalnya saja seperti nuansa etnik dari kain Gayo dari Aceh, nuansa bohemian yang bold dari Uzbekistan, karakter feminin dari Moscow hingga nuansa formal, dan klasik dari Washington D.C..
Berbagai koleksi World Wanderer ini pun akan dihadirkan di Indonesia Fashion Week 2019 dengan 50 desain, yang akan dibagi dalam lima segmen.
Menilik perjalanan tiga dekade, Sahfira tentu telah menghadapi berbagai macam tantangan dalam menyajikan berbagai koleksinya. Hal tersebut diungkapkan oleh Feny Mustafa selaku founder dan owner Shafira Corporation saat berbincang dengan kumparanSTYLE. Meskipun banyak pesaing di industri fashion muslim saat ini, Feny mengaku terus menjaga eksistensi Shafira dengan meluncurkan karya-karya terbaiknya.
ADVERTISEMENT
"Meski usia saya tua, tapi Shafira tak pernah tua karena kita bergerak di bidang fashion, jadi harus selalu ada sesuatu yang kekinian mengikuti perkembangan dunia fashion," ujar Feny Mustafa di Konferensi pers 30 Years Journey of Shafira di Harlequin Bistro, Jakarta Selatan, Jumat (18/01).
Terkait persaingan di industri fashion yang begitu ketat. Feny pun menuturkan bahwa brand fashion muslim yang serupa bukanlah sebuah kompetitor baginya. Dengan bijak, perempuan yang memulai industri fashion muslim untuk berdakwah lewat busana muslim perempuan ini mengatakan setiap orang punya rezeki yang telah diatur oleh Tuhan. Baginya produk yang sesuai dengan keinginan konsumenlah yang akan dipilih nantinya.
Shafira sendiri lebih dari sekedar sebuah bisnis. Brand yang dibangun oleh Fenny sejak tahun 1989 ini merupakan mimpi dan gagasan yang ingin ia curahkan sebagai bentuk kontribusi untuk muslimah Indonesia untuk tampil tertutup namun tetap cantik, indah, dan anggun.
ADVERTISEMENT