Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Segudang Alasan yang Membuat Meghan Markle Pantas Jadi Putri Inggris
6 Mei 2018 12:01 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
ADVERTISEMENT
Rachel Meghan Markle .
Sejak kabar pertunangannya dengan Pangeran Harry berkumandang, jutaan orang menyebut Meghan sebagai perempuan paling beruntung di dunia. Tak sedikit pula yang menganggap bahwa kisah hidupnya amat mirip dengan Cinderella.
ADVERTISEMENT
Bagaimana tidak?
Seorang perempuan biasa yang terlahir dari keluarga 'broken home' akan menikahi pangeran tampan dari Kerajaan Inggris. Dan tak tanggung-tanggung, pernikahannya akan dihadiri oleh ribuan warga Inggris yang berdatangan dari seluruh pejuru negeri.
Popularitas pun tak henti-hentinya menghujani Meghan. Statusnya sebagai calon istri Pangeran Harry, parasnya yang cantik, serta gelar aktris yang pernah disandangnya sukses membuat Meghan jadi idola baru di mata dunia.
Apakah Anda merupakan salah satu yang mengagumi pesona calon Duchess of Sussex ini?
Jika ya, Anda perlu tahu bahwa sosok Meghan Markle ternyata lebih dari sekadar paras cantik belaka. Putri dari pasangan Thomas Markle dan Doria Ragland ini merupakan 'pejuang' kesetaraan gender dan ras untuk kaum hawa.
ADVERTISEMENT
Terlahir dari keluarga campuran, kaukasia dan Afrika-Amerika, membuat masa kecil Meghan tak terlalu mudah untuk dilalui. Dalam sebuah sesi wawancara, Meghan mengakui bahwa ia mengalami krisis identitas diri sewaktu remaja.
Semua karena rambut keriting dan kulit coklatnya yang membuatnya seolah berada di wilayah abu-abu. Beruntung, sang ayah selalu membantunya melewati masa sulitnya tersebut.
Meski Thomas dan Doria bercerai saat Meghan masih berusia dua tahun, Meghan mengaku tak pernah kekurangan kasih sayang. Kedua orangtuanya tetap akur dan sering menghabiskan waktu untuk menonton bersama.
Thomas merupakan seorang sinematografer, dan sering mengajak Meghan ke teater dan lokasi syuting. Agaknya, inilah yang memantik ketertarikan Meghan pada dunia hiburan.
Namun pada masa itu, isu ras dan warna kulit masih jadi sesuatu yang penting di Hollywood. Warna kulitnya yang coklat awalnya membuat Meghan merasa kesulitan untuk terjun ke industri hiburan.
ADVERTISEMENT
Namun, diskriminasi yang pernah dialaminya justru memberi pengaruh luar biasa terhadap karakter dan jalan hidup Meghan.
Dengan tekad baja, ia berusaha menembus kekejaman dunia Hollywood. Ia berusaha membuktikan bahwa perempuan, apapun latar belakang dan warna kulitnya, juga mampu berkarir dan sukses dengan caranya masing-masing.
Lewat sejumlah gerakan dan organisasi, Meghan dengan lantang menyuarakan kesetaraan gender.
"Aku ingat merasa sangat terkejut dan marah, juga terluka, ini terasa salah, dan dia menguatkanku untuk menulis surat. Jadi aku melakukannya: kepada orang paling berpengaruh yang bisa kupikirkan," tutur Meghan saat berbicara di hari Perempuan Internasional 2015, seperti dikutip dari Vanity Fair .
Saat berusia 11 tahun, Meghan diketahui pernah menulis surat berisi kekecewaanya terhadap iklan sabun Procter & Gamble. Aktris berusia 36 tahun ini menulis surat kepada pengacara hak sipil Gloria Allred, Hillary Clinton, dan pembawa acara Linda Ellerbee.
ADVERTISEMENT
Hingga pada akhirnya, wawasan dan kedewasaaan berpikir Meghan membuat Ellerbee terkesan dan memutuskan untuk mengundang Meghan ke acaranya. "Itulah momen saat aku menyadari besarnya dampak aksiku. Di usia sebelas tahun, aku menciptakan pengaruh dalam skala kecil untuk berdiri bagi kesetaraan," ujar Meghan lagi.
Meghan pernah menjadi konselor untuk lembaga amal One Young World, pembicara topik kesetaraan gender dan perbudakan di era modern untuk Annual Summit Dublin pada 2014, duta global untuk World Vision Canada, hingga jadi bagian Clean Water Campaign.
Perempuan kelahiran 4 Agustus ini juga pernah terbang ke India untuk mengkampanyekan kesadaran soal isu perempuan di negeri tersebut. Maka tidaklah mengherankan, bahwa Meghan dengan bangga melabeli dirinya sebagai seorang feminis 'garis keras'.
ADVERTISEMENT
Berkat kegigihan dan ketekunan, secara perlahan karir Meghan dalam industri Hiburan pun menanjak. Mulanya, Meghan memperoleh peran kecil dalam Century City, The War at Home, and CSI: NY.
Pada Juli 2011, ia berhasil membintangi serial televisi Suits dengan berperan sebagai Rachel Zane. Ia juga bermain dalam film Remember Me, Horrible Bosses, Cuts, Love, Inc, 90210, Knight Rider, Without a Trace, The League, dan Castle.
Namun sejak mengumumkan pertunangan dengan Pangeran Harry, Meghan menyatakan bahwa dirinya akan mundur dan pensiun dari dunia akting. Setelah menikah, Meghan akan fokus menggenapi panggilannya terhadap dunia sosial dan isu kemanusiaan.
Dan siapa sangka, bahwa darah seni yang mengalir dalam darah Meghan tak terbatas pada akting belaka? Meghan rupanya juga mahir kaligrafi.
ADVERTISEMENT
Meghan pernah menekuni profesi sampingan sebagai kaligrafer. Saat menunggu panggilan audisi di awal karirnya, Meghan pernah bekerja di Paper Source, mengajar sebagai instruktur kaligrafi. Meghan jadi kaligrafer yang membuat undangan pernikahan untuk Robin Thicke dan Paula Patton.
Pada 2014, ia juga mendirikan situs lifestyle yang berfokus pada lingkup perempuan modern dan inspiratif bernama The Tig. Namun, Meghan memutuskan untuk menutup situs ini tahun lalu.
Meghan juga menekuni dunia bisnis dengan mendirikan perusahaan busana bernama Reitmans. Label ini memproduksi busana kerja untuk perempuan.
Dengan seluruh prestasi dan kontribusi yang dilakukannya, Meghan baru saja dinobatkan sebagai salah satu dari "100 Most Influential People in the World" oleh Time Magazine. Masih kekurangan alasan untuk mengagumi calon putri Inggris ini?
ADVERTISEMENT