Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Serunya Belajar Tentang Fotografi Jurnalistik
13 Desember 2017 23:07 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
ADVERTISEMENT
Workshop Fotografi yang diadakan atas kerja sama BNI, KBRI Seoul, dan kumparan mendapat respon yang sangat positif dari para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Korea Selatan.
ADVERTISEMENT
Antusiasme tersebut pun ditunjukkan dengan banyaknya pertanyaan yang muncul soal fotografi jurnalistik kepada Aditia Noviansyah, Ano, yang merupakan fotografer senior kumparan.
Ada beberapa pertanyaan yang ditanyakan oleh para TKI terkait konsep foto jurnalistik, di antaranya adalah perbedaan pengambilan foto human Interest dan street photography hingga cara untuk menghasilkan foto yang mengandung unsur jurnalistik. Menjawab pertanyaan tersebut, Ano pun menjelaskan, "Ini menjadi sebutan saja. Sebenarnya memotret human interest dan street photography itu pada intinya memotret kegiatan manusia, gaya hidup manusia," jelasnya.
Hal yang membedakan menurut Ano adalah, dalam fotografi jurnalistik pada intinya mempunyai hak untuk tercipta secara indah. Untuk fotografi jalanan sendiri memberikan penggambaran yang secara mendayu-dayu. Tapi keduanya tetap sama, yakni memotret kegiatan manusia.
ADVERTISEMENT
Ano pun memberikan beberapa trik untuk menghasilkan foto yang berunsur jurnalistik. Salah satunya dengan terus melatih skill mulai sejak dini secara berulang-ulang, sehingga insting memotret jauh lebih terasa.
Selain berbagi ilmu mengenai fotografi jurnalistik. Ano pun tak segan membagikan pengalamannya sebagai seorang fotografer profesional. Kepada para TKI, dia juga menceritakan pengalamannya yang pernah meliput di Kalimantan sampai Mentawai saat masih bekerja di Tempo.
"Saya pernah waktu peliputan foto di Kalimantan mengenai kelapa sawit saya pernah diancam untuk segera pulang. Gara-gara waktu itu saya memotret kerusakan alam di Kalimantan akibat kelapa sawit," jelasnya.
Pengalaman yang cukup beresiko lainya adalah ketika Ano memotret kegiatan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono yang mengunjungi korban tsunami. Saat itu dia sempat tak jaket keselamatan waktu menyebrangi beberapa pulau dengan kondisi cuaca yang tidak stabil. Namun dari adanya berbagai resiko tersebut, ia belajar menyikapinya dengan baik, di mana hal itu dapat dijadikan pelajaran untuk lebih berhati-hati, serta lebih waspada dan menyiapkan semuanya terlebih dahulu.
ADVERTISEMENT
Workshop foto ini digelar atas kerja sama antara BNI, KBRI Seoul, dan juga kumparan. Setelah workshop, lomba foto bertema 'Street Photography' pun diadakan untuk para TKI yang sudah mengikuti perlatihan.