Terkena Vitiligo, Gadis Florida Ini Ubah Kulitnya Jadi Peta Dunia

20 Maret 2017 17:52 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Ash Soto (Foto: Instagram/@radiantbambi)
zoom-in-whitePerbesar
Ash Soto (Foto: Instagram/@radiantbambi)
Saat mendadak didiagnosa terkena vitiligo saat masih berusia 12 tahun, dunia seakan runtuh bagi Ash Soto.
ADVERTISEMENT
Mulanya, gadis asal Florida ini hanya menemukan bercak putih muncul pada lehernya. Ash mengira itu hanyalah sun spot atau bekas terbakar matahari biasa, hingga bercak lainnya menyusul beberapa bulan kemudian.
Bercak pada tubuhnya muncul semakin banyak, hingga akhirnya berujung pada diagnosa bahwa dirinya terkena vitiligo.
Vitiligo merupakan sebuah kelainan pigmentasi kulit yang menyebabkan timbulnya bercak putih tak beraturan pada kulit. "Aku tak tahu harus bereaksi seperti apa karena aku tak memiliki pengetahuan mengenai apa itu vitiligo atau apa yang akan terjadi padaku," ujar Ash seperti dari Aplus.
"Aku ingat bahwa ibuku duduk sambil menangis dan aku hanya duduk kebingungan dan takut. Aku tak mengetahui seberapa banyak hal ini akan mengubah hidupku sejak saat itu," sambungnya lagi.
ADVERTISEMENT
Dan sejak saat itu, hidup Ash sungguh berubah. Sebelumnya Ash merupakan seorang cheerleader dan amat menyukai pantai. Vitiligonya yang semakin menyebar sangat mempengaruhi kepercayaan dirinya dan caranya memandang tubuhnya. "Aku hanya ingin berada di rumah sepanjang waktu. Aku merasa rendah diri dan depresi," kisah Ash.
Puncaknya, ketika seorang anak kecil dengan polosnya bertanya padanya apakah Ash 'mandi dengan menggunakan pemutih' saat dirinya sedang mengenakan bikini di pantai. Ash mengaku amat shock, malu, dan hancur saat itu.
Sejak hari itu, Ash selalu mengenakan busana tertutup dan tak ingin menunjukkan kulitnya kepada siapapun. Ash mengaku jadi sangat membenci dirinya sendiri dan berhenti melakukan hal yang ia sukai. Ia menarik diri dari pergaulan dan tak lagi memiliki keberanian untuk memandang wajah orang lain saat berbicara. Bully dari lingkungan sekitarpun diterimanya.
ADVERTISEMENT
"Aku dipanggil sapi, juga pernah disebut memiliki sindrom Michael Jackson," tutur pemilik akun @radiantbambi ini.
Namun seiring berjalannya waktu, Ash mulai bisa menerima kondisi dirinya. Dan hebatnya lagi, Ash mampu mengubah kekurangan yang dimilikinya menjadi sebuah karya seni yang mengagumkan.
Ia mulai menggunakan kulitnya sebagai kanvas dengan melukis garis-garis vitiligo pada kulitnya menjadi sebuah karya seni. Ash menyebutnya dengan "The Marker Chronicles".
Ash mengaku bahwa dirinya baru menyadari bahwa kulitnya menyerupai bentuk peta dunia.
"Aku tak pernah menyadari betapa cantiknya vitiligoku hingga aku menggambarinya dengan spidol hitam, ini sangat membantu untuk mengeluarkan warna lainnya pada kulitku," sambung Ash.
Kini, saat dirinya telah berusia 21 tahun, Ash Soto telah menjelma menjadi seorang sosok inspiratif yang memberi dampak positif bagi banyak orang. Ia giat mengumandangkan body positive movement lewat akun media sosialnya, seperti Instagram.
ADVERTISEMENT
"Aku akan terus menciptakan karya seni berbeda pada kulitku dan berharap ini bisa menginpirasi orang lain lewat prosesnya," ujar gadis berambut hitam ini. "Sekarang apa yang orang lain lihat sebagai ketidaksempurnaan telah kuubah jadi sesuatu yang indah dan lebih bisa diterima dibanding sebelumnya," tutup Ash.
Ash juga berharap dirinya dapat mengingkatkan kesadaran orang-orang akan vitiligo dan pentingnya memiliki konsep diri yang positif. Kini, Ash telah memiliki lebih dari 100 ribu orang pengikut pada akun Instagram miliknya.
Sungguh cantik dan luar biasa. Keep inspiring, Ash!