Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Womanpreneur Rachma Meiga Bisnis di Instagram untuk Modal Pacaran
21 Desember 2018 15:09 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:52 WIB
ADVERTISEMENT
Instagram tak sekadar media sosial tempat berbagi momen terbaik melalui foto dan video. Media sosial yang telah eksis sejak 2010 ini, seolah telah berkembang pula menjadi wadah untuk memulai dan mengembangkan bisnis.
ADVERTISEMENT
Berbagai akun bisnis di Instagram bertumbuh secara pesat dari tahun ke tahun. Saat ini, terdapat lebih dari 25 juta akun bisnis di Instagram secara global dan Indonesia menempati posisi lima besar negara dengan jumlah akun bisnis terbanyak di dunia.
Hasil survei yang dilakukan oleh Instagram dan IPSOS bulan Agustus lalu terhadap 3.000 pengguna Instagram dan 500 UMKM dari seluruh Indonesia juga mengungkapkan tren bisnis terkini yang memprioritaskan penggunaan Instagram untuk bisnis (Instagram-first business) di mana 87 persen dari bisnis yang disurvei setuju bahwa Instagram membantu mereka meningkatkan penjualan. Selain itu, 82 persen pengusaha muda setuju bahwa Instagram membantu mereka mencapai target usaha.
Salah satu UMKM yang berhasil memanfaatkan Instagram sebagai media untuk mengembangkan usahanya adalah @sendalan, sebuah UMKM yang berbasis di Bandung - Jakarta dan bergerak dalam kreasi sandal untuk perempuan.
ADVERTISEMENT
Beberapa waktu lalu kumparanSTYLE berkesempatan untuk berbincang dengan Rachma Meiga Astria, salah satu pendiri label sendalan ini. Ia berbagi cerita seputar awal mula memulai merintis bisnis alas kakinya melalui platform Instagram bersama pasangannya Aldrianka atau yang biasa disapa Fanka dan lika liku membangun bisnis bersama pasangan.
Bisa diceritakan bagaimana perjalanan Anda merintis UMKM @sendalan yang dimulai Instagram?
Saya merintis sandalan dengan partner saya Fanka. Kami berasal dari background yang berbeda, kalau saya bekerja di bidang event organizer sedangkan partner saya berprofesi sebagai PNS.
Tercetusnya UMKM ini dimulai pada tahun 2014 saat saya dan pasangan sedang duduk santai. Saat masa-masa kuliah dulu kami berfikir, gimana ya caranya kita pacaran tapi tidak menggunakan uang pribadi kita masing-masing. Di situ kita merasa perlu untuk memiliki 'budgeting pacaran' untuk hangout, jalan-jalan, makan pokoknya bujet saat sedang menghabiskan waktu bersama.
ADVERTISEMENT
Karena Fanka ini lulusan Marketing Communication sedangkan saya lulusan sarjana pendidikan, kami tidak ada basic bisnis yang benar-benar spesifik di bisnis, tapi kami sudah termotivasi untuk mencari dana untuk pacaran. Jadi kami sepakat untuk membuat suatu bisnis yang bisa kami kerjakan bersama-sama. Langkah ini kami mulai dengan menjadi reseller.
Mengapa Anda dan pasangan memilih menjalankan bisnis alas kaki?
Sebenarnya saya memang perempuan yang punya ketertarikan dengan sandal. Suatu hari saya sedang mencari sandal couple untuk saya dan Fanka.
Akhirnya saya mencari beragam jenis sandal di Instagram melalui pencarian hashtag #sandal. Nah dengan hashtag di Instagram itu saya mulai berfikir, wah sepertinya bagus juga kalau ini dijadikan bisnis.
Kemudian saya dan Fanka memutuskan untuk menjadi reseller sandal. Setelah enam bulan menjadi reseller, kami berpikir untuk naik ke jenjang selanjutnya dengan membuka usaha sandal sendiri, yakni sandal handmade yang benar-benar kami garap dengan mempekerjakan pengrajinnya langsung untuk kami.
ADVERTISEMENT
Dari situ kami mulai riset, mencari bahan, tukang yang membuat sandal, desain hingga konsumen.
Saat itu kami mencari-cari tukang dari gang ke gang, cukup sulit juga saat itu menemukan pengrajin yang cocok sama kita. Tapi akhirnya kami dapat pengrajin yang oke di daerah Bandung.
Bagaimana cara Anda memasarkan produk Sendalan untuk pertama kalinya?
Saat itu orang-orang mulai banyak pakai Instagram dan kami memasarkan produk dengan bermodalkan unggahan foto produk.
Di dua tahun awal kami mulai, bisnis kami benar-benar manual dan dulu kan belum ada fitur Instagram Business. Jadi kami mencari follower benar-benar manual hanya dari omongan dan mengajak teman dan temannya teman.
Pertama kami menjual 30 pasang sandal ke temen-temen terdekat. Mereka tag sandal yang mereka beli, dari situ mulai banyak yang minta sandal kami.
ADVERTISEMENT
Saat itu kami sangat persuasif ke setiap teman atau customer yang beli sandal kami untuk men-tag foto @sendalan ke akun kami. Mulai dari situ secara perlahan setidaknya @sendalan mulai dikenal oleh pengguna Instagram.
Kami juga sangat menghindari beli follower. Karena untuk apa juga banyak followers tapi tidak ada yang beli produk kami.
Kami juga tidak melakukan endorse produk. Saya dan Fanka sepakat untuk memaksimalkan fitur hashtag di Instagram untuk memasarkan produk kami. Jadi tiap posting produk baru selain caption yang menarik kami juga sangat memaksimalkan fitur hashtag.
Karena orang saat mencari barang di Instagram itu kan bukan langsung mencari brandnya, namun mereka akan cenderung mengetik hal yang ingin mereka cari dengan menggunakan hashtag. Misalnya #sandalperempuan, #sandalunik, atau #sandal. Kami benar-benar bermain dengan hashtag untuk membesarkan @sendalan.
ADVERTISEMENT
Apa yang menjadi ciri khas sendalan?
Dari segi motif dan pola sandal kami amat beragam. Customer juga dapat request custom mulai dari segi material dan pola. Selain itu yang kami tekankan adalah services yang kami jual. Saya dan Fanka benar-benar melatih admin kami bagaimana caranya membalas chat konsumen. Kami menekankan agar admin selalu available kapanpun dan di manapun. Meskipun sudah malam hari, pesan dari customer harus segera direspon.
Kalau bicara dari segi feed di Instagram, memang banyak yang lebih bagus dari Sendalan. Tapi di sini kami sangat mengutamakan service, bagaimana kami sebagai UMKM meninggalkan kesan yang baik kepada pelanggan.
Ini merupakan bisnis yang dirintis dengan pasangan, Bagaimana cara mengatur hubungan sebagai partner bisnis dan partner hati?
ADVERTISEMENT
Waktu awal saya pacaran dengan Fanka, kami adalah pasangan yang saling tidak jaim. Jadi saya tahu dia karakternya gimana dan sebaliknya pun dia juga seperti itu.
Saling pengertian adalah kunci yang membuat hubungan dan bisnis kami terus berjalan hingga sekarang.
Memang tidak dapat dipungkiri terkadang menjadi hal yang sulit untuk memisahkan perasaan dan urusan pekerjaan. Belum lagi kalau sedang ada masalah dalam hubungan. Untuk meredamnya dan agar tidak mempengaruhi sendalan, kami cenderung untuk menenangkan diri masing-masing, baru jika sudah tenang baru bertemu lagi.
Tantangan apa saja yang dihadapi selama empat tahun perjalanan sendalan?
Kompetitor banyak sekali, apa lagi saat ini makin banyak produk sandal yang ada di Instagram. Tapi alhamdulillah penjualan kami masih tetap stabil di angka Rp 10 jutaan untuk penghasilan bersih yang kami terima. Selain itu customer kami juga tetap loyal.
ADVERTISEMENT
Kalau kesulitan sejauh ini mungkin saat menangani pesanan custom, karena terkadang bahan yang kami butuhkan tidak tersedia di pabrik jadi harus nunggu.
Sendalan merupakan brand yang dirintis dan besar dari Instagram, Mengapa Anda memilih Instagram untuk berbisnis dan sejauh apa Instagram berpengaruh dengan bisnis Anda?
Bermula dari pengalaman saya sebelumnya. Saya atau mungkin banyak orang juga di luar sana yang butuh apa-apa pasti akan menuju ke Instagram. Karena kepraktisan Instagram sendiri yang membuat kami stay di sini. Saat mau butuh barang tinggal buka Instagram search by hashtag semuanya ada.
Terlebih lagi saat ini, ada fitur Instagram Businesss (sponsored) yang semakin memudahkan kami untuk menjajakan produk sendalan dan bisa menganalisa pasar kami.
ADVERTISEMENT
Adanya fitur Timeline iklan dan Instastory, sangat berpengaruh besar pada sendalan. Terbukti produk kami meningkat lebih dari 100 persen. Ketika iklan naik, pasti ada saja yang membeli. Biasanya kami dapat menjual 250 hingga 300 pasang dalam sebulan, berkat dua fitur tersebut penjualan kami pernah mencapai 600 pasangan dalam waktu sebulan.
Bisa sharing soal tips memulai bisnis di Instagram untuk pemula?
Hal yang paling utama adalah menentukan jenis bisnis apa yang ingin dirintis. Pastikan itu berangkat dari hal yang Anda sukai, karena akan menjadi hal yang sangat menyenangkan untuk dilakukan nantinya.
Selanjutnya untuk memulai bisnis di Instagram yang paling penting adalah memaksimalkan fitur hashtag. Pokoknya harus banyak memasukan hashtag, sebab para pembeli pasti akan mencari barang yang mereka inginkan lewat hashtag. Kemudian foto harus benar-benar dikurasi sebaik-baiknya jangan buat foto yang asal-asalan karena konsumen akan melihat produk yang dijual melalui gambar. Maksimalkan juga Timeline iklan dan Instastory, serta jaringan pertemanan untuk mengenalkan produk Anda. Selain itu yang tak kalah penting adalah pertahankan ciri khas produk Anda. Saat mengembangkan sendalan, sebelum menjualnya saya mencoba terlebih dahulu sandal yang saya ingin jual. Nyaman atau tidaknya ini yang menjadi ciri khas desain sandal dan kenyaman sandal yang tidak dimiliki brand lainnya.
ADVERTISEMENT
Simak cerita perempuan inspiratif lainnya di topik sheinspiresme .