10 Tahun Gojek: 38 Juta Pengguna Aktif Bulanan Hingga Cetak Laba

12 November 2020 18:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ojek online. Foto: REUTERS/Beawiharta
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ojek online. Foto: REUTERS/Beawiharta
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Startup decacorn Gojek menginjak usia satu dekade di tahun 2020 ini. Di tahun ke-10 ini banyak pertumbuhan yang dialami oleh startup yang didirikan oleh Nadiem Makarim, Kevin Aluwi, dan Michaelangelo Moran pada Oktober 2010 lalu.
ADVERTISEMENT
Andre Soelistyo selaku Co-CEO Gojek menceritakan perusahaan yang dipimpinnya saat ini awalnya pada tahun 2010 hanya bermula dari layanan call center ojek. Lalu kini 10 tahun kemudian berkembang menjadi Super Apps dengan 20 layanan dan 20 juta mitra driver dan 900 ribu mitra merchant.
Bahkan di tahun 2020 ini, Gojek sudah memiliki lebih dari 38 juta pengguna aktif bulanan (Monthly Active Users/MUA) di Asia Tenggara. Selain Indonesia, Gojek pun sudah beroperasi di Vietnam, Singapura, dan Thailand.
Pertumbuhan bisnis Gojek pun cukup baik di tengah pandemi virus corona yang berdampak besar pada roda perekonomian. Andre mengatakan di tahun 2020, Gojek berhasil mencetak laba operasional atau contribution margin positive.
Andre Soelistyo, Presiden Grup GOJEK Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Menurutnya, hal itu baik bagi perusahaan startup untuk mandiri mengunakan cashflow internal untuk membiayai operasional. Laba itu akan mengurangi ketergantungan Gojek dari dana pendanaan atau fundraising saja.
ADVERTISEMENT
"Selama ini kan banyak yang bertanya, apakah bisnis startup itu cepat menghasilkan profit. Bisa lebih sustainable tanpa fundraising terus. Sangat bersyukur sekali inisiatif yang kami lakukan dalam bidang teknologi, inovasi, operasional. Meskipun tahun ini lebih berat adanya pandemi, so far kami bisa cetak laba operasional," jelasnya dalam konferensi pers virtual, Kamis (12/11).
Selain itu, Gojek juga mencatatkan pertumbuhan Nilai transaksi bruto atau gross transaction value (GTV) yang meningkat 10 persen dari tahun 2019 lalu. Nilai GTV Gojek saat ini mencapai Rp 170 triliun yang menurut Andre pencapaian luar biasa di tengah pandemi.
"Untuk masalah pandemi kami sangat fokus sekali. Kami terus mengembangkan inovasi, engga cuma teknologi tetapi, bagaimana kita melakukan strategi untuk bisa dukung pertumbuhan yang haru dijalankan tahun ini. Kemudian membantu para mitra driver dan merchant untuk terus tumbuh bisnisnya," jelasnya.
Pengemudi ojek daring mengenakan sekat pelindung saat melintas di kawasan jalan Kendal, Jakarta, Rabu (10/6). Foto: Galih Pradipta/ANTARA FOTO
Riset LD FEB UI juga mencatat bahwa kontribusi Gojek setiap tahunnya terhadap roda perekonomian Indonesia mengalami kenaikan secara tiga tahun berturut-turut.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2020, Gojek berkontribusi Rp 104,6 triliun yang sebenarnya dibagi menjadi dua, yaitu kontribusi langsung mitra Gojek dan dampak multiplier yang berada di luar ekosistem Gojek, seperti bengkel dan pedagang pasar yang berhubungan dengan layanan GoFood.
Sejak awal berdiri pada 2010, Gojek mengawali perjalanannya dengan layanan kurir pengantaran barang dan transportasi roda dua. Gojek memulai bisnisnya sebagai layanan ojek motor panggilan lewat call center dan saat berdiri hanya memiliki 20 pengemudi.
Aplikasi Gojek pertama kali diluncurkan pada Januari 2015 di Indonesia, dan kini telah berkembang menjadi Super App di Asia Tenggara yang menawarkan berbagai layanan mulai dari transportasi dan pembayaran digital, pesan-antar makanan, logistik, dan berbagai layanan on-demand lainnya.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan hasil riset terbaru CB Insights yang bertajuk "Global Unicorn Club: Private Companies Valued at $1B+ (as of March 14, 2019)," Gojek menjadi startup atau perusahaan teknologi pertama di Indonesia yang memiliki valuasi 10 miliar dolar AS dan berhak menyandang status decacorn, naik pangkat dari unicorn.