Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
Perlahan tapi pasti, pengguna jaringan telekomunikasi 2G di layanan XL Axiata semakin berkurang. Perusahaan berkata, saat ini sisa pelanggan di jaringan teknologi 2G tinggal sekitar 10 persen.
ADVERTISEMENT
Trafik layanan telekomunikasi XL di jaringan 2G selama 2018 juga hanya sekitar 3 persen, dengan 75 persen sudah berada di jaringan 4G LTE, dan sisanya adalah 3G. Ke depannya, perusahaan punya rencana mematikan jaringan 2G.
"Ke depannya kita akan mematikan lebih banyak 2G. Untuk akselerasi matikan 2G kita dalam 2 tahun," kata Direktur Keuangan XL Axiata, Mohamad Adlan bin Ahmad Tajudin, di sela acara media gathering XL Axiata di Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (4/4).
"2G teknologi lama. Jadi enggak efisien secara listrik. Yang lebih besar dari spektrum, building new highway dan membangun kualitas yang lebih baik," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Perusahaan ini memutuskan untuk tidak melanjutkan investasi membangun jaringan 2G pada tahun 2017. Aksi ini dilanjutnya dengan mulai menutup layanan 2G pada tahun 2018 di sejumlah daerah.
"(Penutupannya) per cluster. Jadi, yang kami lihat adalah kalau trafik semakin rendah, baru tutup, shutdown 2G-nya," ungkap Direktur Teknologi XL Axiata, Yessie Yosetya.
Sumber daya frekuensi dari layanan 2G ini ditargetkan XL dapat dimanfaatkan industri untuk jaringan yang lebih efisien. Besar harapan Yessie frekuensi tersebut menjadi terbuka untuk ditata ulang (refarming) dan dapat dimanfaatkan untuk jaringan 4G LTE.
Untuk mempercepat proses mematikan 2G, XL Axiata akan menggenjot strategi program penukaran ponsel ke smartphone 4G. Perusahaan akan menyiapkan perangkat khusus yang murah dan sudah mendukung teknologi 4G untuk mempercepat pelanggan 2G pindah ke 4G.
ADVERTISEMENT
XL punya rencana besar membangun 4G LTE di luar Pulau Jawa dengan target sekitar 6.764 BTS. Sementara untuk jaringan tulang punggung fiber optik, yang sekarang sudah mencapai lebih dari 45 ribu kilometer, akan dibangun di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.