Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
26 Maret, Uber Umumkan Jual Bisnisnya di Asia Tenggara ke Grab?
25 Maret 2018 15:40 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menurut laporan Bloomberg, Uber Technologies Inc. telah mencapai kata sepakat untuk menjual bisnis layanan transportasi online-nya di Asia Tenggara kepada sang kompetitor Grab. Kabarnya, pengumuman selesainya kesepakatan ini akan disampaikan pada Senin (26/3) besok di Singapura.
Dengan kesepakatan itu, maka Grab berhak mengambilalih seluruh operasional Uber di kawasan Asia Tenggara, termasuk Uber Eats dan bakal membuat Uber memegang kepemilikan saham sekitar 30 persen di Grab.
Langkah menjual operasional ke kompetitor sebenarnya bukan yang pertama kali dilakukan Uber, sebelumnya, Uber juga melakukan hal yang sama ketika menjual bisnisnya di China ke perusahaan transportasi online lokal, Didi Chuxing, pada 2016 lalu.

Asia Tenggara, termasuk Indonesia, memang ladang bisnis yang menggiurkan untuk layanan transportasi online. Namun, sulitnya Uber menghadapi kompetitor seperti Grab dan Go-Jek sepertinya membuat mereka menyerah dan memutuskan untuk berfokus di kawasan lain.
ADVERTISEMENT
Tampaknya Uber cukup senang dengan strategi seperti ini, karena mereka masih bisa tetap menghasilkan uang di pasar yang sulit ditaklukkan.
Kami telah meminta konfirmasi kepada pihak Grab terkait hal ini namun mereka tidak bisa memberikan komentar. Sementara Uber belum memberikan respons.
Kesepakatan antara Uber dan Grab akan melibatkan SoftBank Group yang telah mengambilalih sekitar 15 persen saham di Uber pada Januari 2018 dengan nilai 7,7 miliar dolar AS. SoftBank juga adalah salah satu investor Grab.
Dengan mundurnya Uber di Asia Tenggara, maka persaingan layanan transportasi online di Indonesia akan mengerucut ke dua pemain besar, Grab dan Go-Jek.
Persaingan akan berlangsung sengit, karena Go-Jek sendiri baru mendapatkan suntikan dana besar yang mencapai angka 1,2 miliar dolar AS (atau setara Rp 16 triliun) dalam putaraan pendanaan yang dilakukan Google, Blibli, Astra, Tencent, KKR, Temasek Holdings, dan Meituan-Dianping.
ADVERTISEMENT