Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
Kasus kebocoran data pengguna Facebook kembali terjadi. Kali ini, ada lebih dari 267 juta nomor ponsel, nama, dan ID pengguna Facebook yang terekspos di database dan bisa diakses oleh publik lewat internet.
ADVERTISEMENT
Adalah perusahaan riset teknologi, Comparitech, dan ahli keamanan siber Bob Diachenko yang menemukan pertama kali adanya celah menuju kumpulan data tersebut pada 14 Desember 2019 lalu. Database ini, yang sekarang sudah dinonaktifkan, tidak dilindungi oleh password maupun sistem keamanan lain.
Akses menuju ke database ini sudah dihapus. Namun Comparitech dan Diachenko berkata pintu menuju data-data pribadi pengguna Facebook itu sempat terbuka selama hampir dua pekan.
Bahkan, mereka juga yakin seseorang telah membuat data-data ini bisa di-download di forum hacker.
Isu ini menambah panjang daftar kasus kebocoran data pengguna Facebook. Kasus terbaru ini juga menimbulkan tanda tanya besar soal komitmen dan upaya perusahaan dalam melindungi data penggunanya.
Sebelumnya, Facebook sudah tersandung masalah soal skandal konsultan politik di Inggris, Cambridge Analytica, yang ketahuan mengambil data milik 87 juta pengguna Facebook tanpa persetujuan pada awal 2018 silam. Facebook juga sempat lalai meninggalkan data milik 540 juta pengguna di server cloud tanpa pengamanan pada April 2019 lalu.
Kembali soal kasus kebocoran data terbaru Facebook. Menurut Comparitech, data-data privat yang terbuka ini membuat pengguna Facebook terancam kena iklan spam dan phishing. ID pengguna yang berisi nomor unik dapat bisa dimanfaatkan oleh hacker untuk cari username pengguna dan informasi profil.
ADVERTISEMENT
Dari bukti yang ditemukan, Diachenko berpendapat kumpulan data yang terbuka itu merupakan hasil dari penyalahgunaan API (Application programming interface) Facebook oleh penjahat siber di Vietnam. Mereka juga mungkin menggunakan teknologi otonom untuk mengorek informasi dari profil Facebook yang publik, bukan yang diatur privat.
Menurut laporan CNET, Facebook sudah mengetahui isu ini dan langsung menyelidikinya. Juru bicara perusahaan berkata, data itu kemungkinan diambil sebelum mereka mengubah kebijakan dengan membatasi akses ke nomor ponsel pengguna pada 2018.
Untuk melindungi data Facebook pengguna, ada baiknya kalian mengubah pengaturan privasi akun sehingga mesin pencari di luar Facebook tidak dapat menautkan profil pengguna. Kalian juga bisa menonaktifkan, atau bahkan, menghapus akun Facebook jika memang sudah tak dibutuhkan lagi.
ADVERTISEMENT