3 Srikandi Go-Jek Bikin Program Coding Khusus Perempuan Muda

13 Juli 2018 19:37 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Crystal Widjaja, Anbita Nadine Siregar, Vania Alfitri (kiri ke kanan) (Foto: Go-Jek x Generation Girl)
zoom-in-whitePerbesar
Crystal Widjaja, Anbita Nadine Siregar, Vania Alfitri (kiri ke kanan) (Foto: Go-Jek x Generation Girl)
ADVERTISEMENT
Industri teknologi Indonesia telah diramaikan dengan hadirnya para perempuan di posisi puncak sebuah perusahaan, bahkan juga pendiri perusahaan.
ADVERTISEMENT
Upaya memperkuat industri teknologi oleh perempuan tak sekadar untuk keterwakilan. Lebih dari itu, ada sekelomok perempuan yang hendak mendorong para perempuan lain untuk mengenal teknologi lebih dini, dengan cara edukasi dan pemberdayaan terhadap perempuan muda.
Kelompok ini adalah Generation Girl, sebuah organisasi non-profit yang diinisiasi sejumlah perempuan muda. Mereka antara lain tiga srikandi Go-Jek, yaitu Anbita Nadine Siregar (Product Engineer Go-Jek), Crystal Widjaja (SVP Business Intelligence Go-Jek), dan Vania Radmila Alfitri (QA Engineer Go-Jek).
Generation Girls bersemangat membuat dampak pada dunia pendidikan dan teknologi di Indonesia. Dengan sejumlah program yang akan mereka jalankan, Generation Girl membawa misi besar meningkatkan kesadaran perempuan tentang science, technology, engineering, and mathematics (STEM).
Baik Nadine dan Crystal, memandang industri teknologi di Indonesia belum sepenuhnya menghargai peran perempuan. Nadine, contohnya, berkisah tiada orang yang percaya ia adalah seorang pemrogram ketika ia pertama kali bekerja di sebuah perusahaan teknologi Indonesia. Selanjutnya, orang di sekitarnya memandang kesuksesan yang telah diraih Nadine disebabkan oleh “batting my eyelashes” atau tindakan yang menggoda atasan.
ADVERTISEMENT
Semua anggapan itu terlontar karena perempuan masih dianggap minoritas di industri teknologi ini.
“Pada hari pertama saya bekerja di sebuah perusahaan teknologi di Indonesia, tidak ada yang percaya bahwa saya benar-benar seorang developer. Sepanjang karier saya, orang mengira bahwa keberhasilan saya dikarenakan “batting my eyelashes” atau hanya fakta sederhana bahwa saya seorang gadis. Tujuan utama saya adalah mendorong begitu banyak wanita di bidang STEM sehingga kami mulai mengatakan bahwa teknologi adalah untuk perempuan,” kata Nadine, dikutip dari blog Life at Go-Jek.
Senada dengan Nadine, Crystal memiliki perhatian yang sama tentang stigma perempuan yang mungkin akan menghambat mereka untuk berkembang di industri teknologi.
SVP Business Intelligence Go-Jek Crystal Widjaja (Foto: Resnu Andika/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
SVP Business Intelligence Go-Jek Crystal Widjaja (Foto: Resnu Andika/kumparan)
"Saya berdedikasi untuk memberikan kesempatan kepada perempuan muda untuk menjadi sukses dengan menghadapi ketidaknyamanan mereka dan menantang status quo.”
ADVERTISEMENT
Bukan cuma perwakilan dari Go-Jek yang menjalankan Generation Girl. Ada pula perempuan dari perusahaan lain yang terlibat, seperti Josephine Bahari (Blueboots Farm) dan Janice Widjaja (MOKAPos).
Program Awal
Sebagai langkah awal, Generation Girl bakal membuat program Coding Camp yang dikhususkan untuk anak perempuan berusia 12 sampai 16 tahun.
Program percontohan ini dijadwalkan berlangsung pada 17-21 Desember 2018. Sebanyak 15 anak perempuan akan difokuskan pada pengajaran dasar-dasar membuat web dan pengembangan mobile secara gratis.
Ilustrasi Perempuan Karier (Foto: dok.Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Perempuan Karier (Foto: dok.Thinkstock)
Selain itu, program ini menekankan aktivitas langsung dan interaktif, seperti kunjungan ke kantor perusahaan teknologi terbaik di Indonesia, dan banyak lagi.
Bagi kamu yang tertarik dengan program Generation Girl ini, bisa mengunjungi situs ini dan media sosial lainnya.
ADVERTISEMENT