Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Lembaga riset Counterpoint telah merilis hasil laporan pangsa pasar smartphone di Indonesia untuk periode kuartal ketiga tahun 2019. Pada periode kali ini, pasar smartphone di Indonesia terus mengalami pertumbuhan sebesar 7 persen.
ADVERTISEMENT
Untuk lima besar vendor smartphone terlaris, juaranya masih dipegang oleh Samsung yang tetap menjadi pemimpin pasar smartphone di Indonesia dengan besaran market share 22 persen. Menurut Counterpoint, Samsung terus memimpin pasar berkat penjualan yang kuat dari seri Galaxy A yang terus diperbarui.
Di belakang Samsung, kembali ditempati oleh Xiaomi di posisi kedua dan Oppo di peringkat ketiga. Kedua vendor smartphone asal China ini bersaing ketat dengan selisih pangsa pasar yang tipis, masing-masing 20 persen dan 19 persen.
Persaingan juga terjadi antara Vivo dan Realme yang berdekatan di posisi empat dan lima. Vivo memiliki market share 13 persen, sementara pangsa pasar Realme di Indonesia capai 11 persen. Sementara vendor smartphone lain yang digabung hanya mendapat pangsa pasar 15 persen.
ADVERTISEMENT
Menurut riset, Realme disebut mengalami pertumbuhan 38 persen secara bertahap. Hal ini berkat melakukan penjualan cepat di berbagai saluran online dan offline, dengan Realme C2 dan Realme 3 series adalah model utama yang mendorong penjualan.
Research Analyst Counterpoint, Parv Sharma mengatakan, pasar smartphone Indonesia masih dikuasai oleh vendor dari China. Pertumbuhan Xiaomi dan Realme patut diapresiasi dan bisa mengancam posisi kompetitor lain di pasar. Indonesia adalah salah satu pasar utama yang bertanggung jawab atas pertumbuhan global Xiaomi.
"Merek China memegang empat dari lima posisi teratas dengan 65 persen pangsa pasar berdasarkan volume. Ini adalah pangsa tertinggi yang pernah dimiliki oleh merek-merek China di Indonesia, mendorong merek lokal menjadi hanya satu digit. Dalam hal merek, Xiaomi mempertahankan posisi kedua di pasar dan mengurangi kesenjangan ke posisi pertama Samsung," katanya dalam pernyataan resmi.
Associate Director Counterpoint, Tarun Pathak, turut mengomentari berlakunya kebijakan Peraturan Menteri (Permen) tentang pemblokiran ponsel ilegal atau black market (BM) menggunakan identifikasi nomor IMEI (International Mobile Equipment Identity).
ADVERTISEMENT
Menurut Pathak, kebijakan itu bisa meningkatkan ekosistem dan ekonomi Indonesia, karena mendorong vendor smartphone untuk merakit perangkat mereka di Indonesia. Saat ini ada sekitar 94 persen dari smartphone yang terjual diproduksi secara lokal di Indonesia selama kuartal ketiga 2019.
“Pemerintah Indonesia telah memperkenalkan undang-undang untuk mengekang pasar gelap di smartphone, karena satu dari lima smartphone di negara itu ilegal. Ini akan meningkatkan ekosistem dan ekonomi manufaktur lokal karena perangkat ilegal atau impor tidak lagi berfungsi, yang berpotensi mengarah pada lebih banyak manufaktur dalam negeri,” jelasnya.