Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
5 Fakta Satelit Merah Putih yang Telah Meluncur ke Orbit
7 Agustus 2018 17:57 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
ADVERTISEMENT
Agustus merupakan bulan yang spesial bagi bangsa Indonesia , karena hari kemerdekaan negara ini dirayakan pada bulan tersebut. Bertepatan dengan momen itu, Telkom Indonesia mencatatkan sejarah baru dengan meluncurkan Satelit Merah Putih ke orbit pada Selasa (7/8).
ADVERTISEMENT
Satelit ini memiliki tugas untuk memperkuat bisnis telekomunikasi dan satelit Telkom yang telah beroperasi sebelumnya. Tidak hanya itu, Satelit Merah Putih juga menjadi bukti posisi Indonesia dalam kancah dunia digital di tingkat internasional.
Lalu apa saja fakta mengenai Satelit Merah Putih ini? Simak daftarnya berikut ini.
1. Menggantikan Satelit Telkom 1
Pertengahan tahun 2017 lalu, masyarakat Indonesia sempat dibuat pusing karena tiba-tiba saja saluran televisi nasional mengalami gangguan, juga ribuan ATM yang mendadak offline. Kemudian diketahui, Satelit Telkom 1 mengalami masalah pada operasionalnya yang menjadi penyebab terjadinya masalah-masalah tersebut.
ADVERTISEMENT
Tidak mau mengulang masalah itu, Telkom Indonesia sudah menyiapkan pengganti dari Satelit Telkom 1, yaitu Satelit Merah Putih atau Telkom-4.
Satelit Telkom 1 memang terbilang sudah berusia 'uzur', satelit itu sudah mengemban tugas kurang lebih selama 18 tahun.
2. Satelit milik Telkom yang ke-10
Satelit Merah Putih kini menjadi satelit ke-10 yang dioperasikan oleh Telkom Indonesia. Satelit Palapa A1 yang diluncurkan pada 9 Juli 1976 menjadi satelit pertama milik Telkom.
Selanjutnya, Telkom melancarkan bisnis satelitnya lewat peluncuran Satelit Palapa A2 pada 1977.
Kemudian, Telkom telah meluncurkan Palapa B1 pada 16 Juni 1983, Palapa B2P pada 21 Maret 1987, Palapa B2R pada 14 April 1990, Palapa B4 pada 14 Mei 1992, Telkom 1 pada 13 Agustus 1999, Telkom 2 pada 15 November 2005, Telkom 3S pada 15 Februari 2017, dan yang terbaru Satelit Merah Putih.
ADVERTISEMENT
Saat ini, Satelit Telkom 2 ditargetkan beroperasi sampai tahun 2020, Telkom 3S beroperasi sampai tahun 2032, dan Merah Putih hingga tahun 2034.
3. Biayanya murah
Telkom Indonesia tidak merancang sendiri Satelit Merah Putih ini. Mereka menjalin kerja sama dengan dengan dua perusahaan Amerika Serikat, yakni SSL sebagai pabrikan pembuat satelit serta SpaceX sebagai perusahaan penyedia jasa peluncuran satelit.
SSL (Space Systems/Loral) adalah perusahaan pembuat satelit yang ternama dan berhasil menuntaskan pembangunan Satelit Merah Putih lebih cepat dari jadwal. Satelit Merah Putih mengandalkan platform SSL 1300 yang didesain memiliki daya ketahanan 16 tahun.
Biaya peluncuran yang dibutuhkan lebih hemat 25 persen dari Satelit Telkom 3S. Satelit Telkom 3S, yang diluncurkan pada 15 Februari 2016, menelan biaya 215 juta dolar AS atau setara Rp 3,1 triliun, sedangkan proyek peluncuran Satelit Merah Putih hanya menghabiskan 166 juta dolar AS atau setara Rp 2,4 triliun.
ADVERTISEMENT
4. Meluncur menggunakan roket Falcon 9 SpaceX
Telkom Indonesia memilih bekerja sama dengan perusahaan luar angkasa milik Elon Musk, SpaceX. Hal ini dilakukan karena mereka bisa memberikan penghematan biaya peluncuran.
Roket Falcon 9 memiliki sistem pendorong roket yang bisa digunakan berulang kali. Sebelumnya, Roket Falcon 9 telah menerbangkan satelit milik Bangladesh, dan kini yang kedua akan membawa Satelit Merah Putih.
Teknologi yang diterapkan SpaceX itu dapat menghemat biaya, karena sistem roket pendorong dapat digunakan kembali hingga sepuluh kali pemakaian.
5. Jangkauan luas
Sebagai satelit telekomunikasi, Satelit Merah Putih memiliki keunggulan dalam daya jangkauannya yang tidak hanya bisa dimanfaatkan di Indonesia saja.
Satelit Merah Putih atau Telkom 4 membawa 60 transponder aktif yang terdiri dari 24 transponder C-Band dan 12 transponder Extended C-Band yang akan melayani wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia, serta 24 transponder C-Band yang akan menjangkau kawasan Asia Selatan. Satelit ini akan mengorbit di posisi 108 derajat Bujur Timur (108 BT).
ADVERTISEMENT