news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

50.000 Pengguna Facebook dan Instagram Dipantau Mata-mata, Ada dari Indonesia

19 Desember 2021 9:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi mata-mata bayaran. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mata-mata bayaran. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Sebanyak 50.000 pengguna Facebook dan Instagram dipantau oleh mata-mata bayaran, menurut induk perusahaannya, Meta.
ADVERTISEMENT
Meta menyebut bahwa puluhan ribu pengguna yang terdampak mata-mata bayaran itu berlokasi di lebih dari 100 negara. Mereka ditargetkan oleh tujuh entitas penyedia layanan pengawasan (surveillance) yang berasal dari China, Israel, India, dan Makedonia Utara.
Pengguna yang ditargetkan oleh mata-mata bayaran ini termasuk wartawan, pembangkang, kritikus rezim otoriter, keluarga oposisi, dan aktivis hak asasi manusia. Praktik ini terungkap dalam investigasi selama berbulan-bulan, di mana Meta mengidentifikasi kelompok mata-mata dan telah menghapusnya dari platform.
Berdasarkan penyelidikan Meta, Indonesia merupakan salah satu pelanggan dari layanan mata-mata asal Israel bernama Cognyte.
“Perusahaan ini berbasis di Israel dan menjual akses ke platformnya yang memungkinkan pengelolaan akun palsu di seluruh platform media sosial termasuk Facebook, Instagram, Twitter, YouTube, dan VKontakte (VK), dan situs web lain untuk merekayasa-sosial orang-orang dan mengumpulkan data,” jelas Meta.
ADVERTISEMENT
Selain Cognyte, entitas layanan pengawasan lain dari Israel termasuk Cobwebs Technologies, Black Cube, dan Bluehawk CI.
Meta juga menemukan tiga entitas penyedia surveillance lainnya di China, India, dan Makedonia Utara. Adapun satu entitas vendor mata-mata lain tidak diketahui.
Ilustrasi pengguna Facebook. Foto: Reuters
Penyedia layanan mata-mata sendiri tengah jadi sorotan usai NSO Group, perusahaan asal Israel pembuat spyware Pegasus, digugat oleh Apple dan Meta pada bulan lalu karena mengancam pengguna iPhone dan WhatsApp.
Namun, Meta menjelaskan bahwa NSO Group bukanlah satu-satunya pemain di bisnis mata-mata bayaran.
"Industri pengawasan-untuk-disewa global menargetkan orang-orang di seluruh internet untuk mengumpulkan intelijen, memanipulasi mereka untuk mengungkapkan informasi dan membahayakan perangkat dan akun mereka," kata Meta dalam laporannya.