news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

7 Penyakit Berbahaya Akibat Kecanduan Teknologi

26 Juli 2018 7:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kecanduan smartphone (ilustrasi). (Foto: Shutter Stock)
zoom-in-whitePerbesar
Kecanduan smartphone (ilustrasi). (Foto: Shutter Stock)
ADVERTISEMENT
Teknologi memiliki peran yang begitu besar dalam mempermudah kehidupan manusia. Sayangnya, walau memberikan segala kebaikan, namun teknologi juga punya efek negatif yang menyebabkan seseorang menjadi kecanduan.
ADVERTISEMENT
Candu yang berlebih akan berdampak buruk bagi kesehatan. Ada banyak penyakit yang mungkin bisa didapat penggunanya karena pemakaian teknologi yang berlebihan.
Penyakit yang muncul karena teknologi bisa menyerang dari berbagai aspek, mulai dari fisik hingga mental. Tim kumparanTECH merangkum ada 7 gangguan kesehatan berbahaya yang disebabkan oleh teknologi. Apa saja?
1. Depresi
Menggunakan media sosial sudah menjadi aktivitas normal yang dilakukan untuk mengisi waktu luang. Namun, tahukah kamu terlalu sering membuka jejaring sosial dan melihat kehidupan orang lain dapat memicu depresi?
Saat melihat kehidupan orang lain lewat Facebook atau wajah-wajah cantik di Instagram, hal itu akan membuat seseorang cenderung merasa iri dan tidak bersyukur dengan kehidupan yang dimilikinya.
Ilustrasi media sosial (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi media sosial (Foto: Pixabay)
Dalam jurnal Current Opinion of Psychology yang diterbitkan pada 2016 lalu, psikolog menyatakan perasaan iri di media sosial bisa berujung depresi. Semakin sering seseorang membuka media sosial, semakin besar kemungkinan ia terserang depresi.
ADVERTISEMENT
2. Hipersensitivitas Elektromagnetik
Hipersensitivitas Elektromagnetik (EHS) telah lama diakui sebagai isu kesehatan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Penyakit ini disebabkan oleh ketergantungan akut terhadap perangkat elektronik yang mengelilingi penderita, seperti televisi, smartphone, konsol game, hingga Wi-Fi.
Penderita akan cenderung merasakan gejala-gejala tertentu, seperti nyeri otot atau sendi, penyakit kulit, mudah lelah, hingga sakit kepala ketika berada jauh dari perangkat elektronik tersebut.
3. Masalah Pendengaran
Masalah ini tidak hanya terjadi di zaman Spotify, tetapi sudah ada sejak era Walkman. Masalah pendengaran sudah menjadi penyait yang dialami banyak orang yang suka mendengarkan musik dengan volume keras.
Ilustrasi mendengarkan musik (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mendengarkan musik (Foto: Thinkstock)
Gara-gara isu ini pemerintah Prancis pernah melarang produsen teknologi menjual gadget pemutar musik yang mampu menghasilkan suara di atas level tertentu.
ADVERTISEMENT
4. Insomnia
Smartphone seringkali menjadi teman pengantar tidur banyak orang. Bahkan beberapa orang merasa kesulitan untuk tidur, jika mereka tidak bermain smartphone atau gadget lainnya saat malam hari.
Insomnia (Foto: Thinkstock )
zoom-in-whitePerbesar
Insomnia (Foto: Thinkstock )
Kebiasan tersebut justru menjadi biang kerok masalah seseorang kesulitan tidur alias insomnia. Berdasarkan penelitian di jurnal Plos One, semakin lama seseorang menggunakan gadget, maka semakin sedikit waktu dan efisiensi tidur mereka.
5. Digisexual
Perasaan terlalu cinta juga bisa membuat orang ingin menikahi bahkan menyetubuhi teknologi. Hal ini dinamakan Digisexual, fenomena seseorang memilih untuk berhubungan dengan teknologi, seperti robot seks misalnya.
Peneliti dari University of Manitoba di Winnipeg, Kanada, menyatakan bahwa teknologi sudah semakin canggih dan banyak orang yang memilih untuk menjadi digisexual.
Robot seks. (Foto: DS Doll Robotics)
zoom-in-whitePerbesar
Robot seks. (Foto: DS Doll Robotics)
Selain robot seks, teknologi di Jepang juga sudah memungkinkan untuk manusia menikahi karakter anime dengan menggunakan virtual reality (VR). Upacara pernikahan juga disusun sedemikian rupa seperti pernikahan sungguhan.
ADVERTISEMENT
6. Nomophobia
Merasa takut jika harus hidup tanpa smartphone ternyata sudah menjadi gangguan mental sendiri, namanya Nomophobia. Penderita fobia ini semakin meningkat di kalangan mahasiswa.
Hal yang dilakukan agar tidak kecanduan gadget (Foto: Pexels)
zoom-in-whitePerbesar
Hal yang dilakukan agar tidak kecanduan gadget (Foto: Pexels)
Dilansir Psychology Today, Nomophobia diambil dari no-mobile-phone phobia alias fobia tanpa ponsel genggam. Penderita phobia akan merasa resah yang berlebihan apabila meninggalkan ponselnya atau baterai smartphone-nya sudah habis.
7. Narsis
Perilaku buruk lain yang muncul karena pengaruh teknologi ialah banyaknya orang yang tampil lebih narsistik. Perilaku ini tak memandang umur dan jenis kelamin, narsis bisa menyerang siapa saja.
Seorang perempuan selfie dengan Galaxy S8. (Foto: REUTERS/Brendan McDermid)
zoom-in-whitePerbesar
Seorang perempuan selfie dengan Galaxy S8. (Foto: REUTERS/Brendan McDermid)
Berdasarkan jurnal dari University of Würzburg, tipikal narsistik tersebut muncul di kalangan mereka yang sering bermain media sosial. Tidak hanya di media sosial, tapi para narsis juga cenderung kurang memiliki empati di kehidupan aslinya dan hanya memikirkan diri sendiri.
ADVERTISEMENT