7 Teknologi yang Bantu Stephen Hawking Bertahan Hidup dan Bicara

15 Maret 2018 9:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
7 Teknologi Bantu Stephen Hawking Bicara. (Foto: Putri Sarah Arifira/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
7 Teknologi Bantu Stephen Hawking Bicara. (Foto: Putri Sarah Arifira/kumparan)
ADVERTISEMENT
Dunia ilmu pengetahuan berduka. Salah satu ilmuwan fisika terbesar abad ini, Stephen Hawking, meninggal dunia di usia 76 tahun pada Rabu (14/3) lalu di Cambridge, Inggris.
ADVERTISEMENT
Perjalanan hidup Hawking menginspirasi banyak orang karena kontribusinya yang luar biasa bagi dunia sains. Bagaimana tidak, ia masih bisa melahirkan karya-karya hebat walau menderita penyakit Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS) sejak usianya masih 21 tahun pada 1963.
Gara-gara penyakit langka itu, Hawking pernah diprediksi para dokter bahwa usianya tinggal 2 tahun lagi. Itu artinya, Hawking paling lama hanya akan mampu bertahan hidup hingga usia 23 tahun.
Namun rupanya Hawking tidak takluk pada prediksi medis para dokter. Dengan semangat yang besar seolah membuat penyakitnya itu berkembang lebih lambat, Hawking sanggup bertahan hidup 53 tahun lebih lama dari prediksi tersebut.
Hawking menjalani sisa hidupnya dengan bantuan seperangkat teknologi bernama "kursi kehidupan", yakni berupa kursi roda yang terintegrasi dengan komputer dan perangkat canggih lainnya yang membantu ia hidup dan berkomunikasi.
7 Teknologi Bantu Stephen Hawking Bicara. (Foto: Putri Sarah Arifira/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
7 Teknologi Bantu Stephen Hawking Bicara. (Foto: Putri Sarah Arifira/kumparan)
Kursi roda Hawking sendiri bernama Permobil F3, yang diciptakan oleh perusahaan teknologi Permobil. Produk ini sudah dilengkapi dengan fitur elevator yang membuat kursi bisa naik hingga 30 sentimeter, akselerasi roda yang nyaman, alat kendali lengkap dengan layar digital, serta kotak baterai.
ADVERTISEMENT
Yang paling menarik tentu komputer yang dipakai Hawking untuk bicara. Komputer tipe tablet ini dikembangkan oleh Intel dan sudah dilengkapi dengan program antarmuka ACAT (Assistive Contextually Aware Toolkit) dan SwiftKey, software prediksi kata adaptif.
Stephen Hawking (Foto: REUTERS/Toby Melville)
zoom-in-whitePerbesar
Stephen Hawking (Foto: REUTERS/Toby Melville)
Komputer tersebut terintegrasi dengan mesin suara (speech synthesizer) bernama CallText 5010, sebuah alat yang mampu menyuarakan tulisan yang dirangkai Hawking. Alat ini dikembangkan oleh Speech Plus, dengan Sound Research sebagai penyedia speaker-nya.
Karena tangannya lumpuh akibat penyakit ALS, Hawking mengandalkan otot pipinya dalam mengoperasikan komputer, seperti menerima email, browsing internet, menulis buku, memilih kata, dan berbicara. Proses tersebut bisa dilakukan berkat kacamatanya yang sudah dilengkapi sensor inframerah untuk menyalurkan perintah dari otot pipi Hawking.
Untuk daftar teknologi yang dipakai Hawking selama masa hidupnya, kamu bisa lihat infografik di artikel ini.
ADVERTISEMENT