Abu Dhabi Pakai Scan Wajah untuk Deteksi Covid, Bagaimana Akurasinya?

2 Juli 2021 13:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
clock
Diperbarui 13 Agustus 2021 13:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pemindai wajah. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pemindai wajah. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah Abu Dhabi, ibu kota Uni Emirat Arab, memperkenalkan platform face recognition (pemindai wajah) yang dapat mendeteksi tanda-tanda COVID-19. Pemindai wajah ini dikembangkan oleh EDE Research Institute Abu Dhabi yang bekerja sama dengan International Holding Company.
ADVERTISEMENT
Alat ini pertama kali dikenalkan ke publik setelah melalui serangkaian uji coba di beberapa tempat, seperti Ghantoot, Pulau Yas dan Mussaffah, dengan melibatkan 20.000 orang sebagai respondennya. Hasil tes menunjukkan sensitivitas sebesar 93,5 persen, mencerminkan aplikasinya cukup akurat mengidentifikasi peserta riset yang terinfeksi COVID-19.
Untuk penggunaannya dibutuhkan jarak lima meter antara subjek dan aplikasi pemindai wajah yang terinstal dalam smartphone. Dalam hitungan detik, perangkat menganalisis setiap wajah yang di-scan dan mengirim pesan ke handphone (HP) yang dipegang oleh operator. Sensor EDE ini juga digunakan bersama perangkat lain, termasuk pemindai termal atau panas tubuh.
Adapun cara kerja pemindai wajah ini untuk mendeteksi kemungkinan infeksi COVID-19 adalah dengan mengukur gelombang elektromagnetik yang berubah ketika partikel RNA [asam ribonukleat] virus ada di tubuh orang tersebut. RNA biasanya bertindak sebagai pembawa pesan yang membawa instruksi dari DNA.
ADVERTISEMENT
Jika hasilnya adalah hijau, berarti subjek yang dites negatif. Jika hasilnya merah, berarti mereka teridentifikasi positif dan diharuskan untuk mengikuti tes PCR dalam waktu 24 jam
Teknologi ini akan digunakan di berbagai pusat perbelanjaan dan tempat umum di Abu Dhabi, serta beberapa kawasan pemukiman dan semua titik masuk kota, baik itu melalui darat ataupun udara.
Dilansir Bloomberg, Uni Emirat Arab merupakan salah satu negara dengan tingkat vaksinasi tertinggi di dunia. Meski begitu, kasus COVID-19 baru setiap hari terus muncul sekitar 2.000 kasus sejak Maret 2021. Lebih dari sepertiga kasus COVID-19 di negara ini didominasi oleh varian Delta, yang pertama kali terdeteksi di India.