Adu Pendapat Mark Zuckerberg dan Elon Musk soal Lockdown Cegah Corona

30 April 2020 14:42 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto kolase Mark Zuckerberg dan Elon Musk. Foto: Dok. kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Foto kolase Mark Zuckerberg dan Elon Musk. Foto: Dok. kumparan
ADVERTISEMENT
Penerapan kebijakan lockdown hingga kini masih menjadi perdebatan sebagai solusi untuk memutus penyebaran virus corona. Bahkan, dua tokoh besar di dunia teknologi, CEO Facebook, Mark Zuckerberg, serta CEO SpaceX dan Tesla, Elon Musk, juga turut serta dalam perdebatan lockdown.
ADVERTISEMENT
Dalam laporan Reuters, Elon Musk berpandangan bahwa lockdown adalah kebijakan yang fasis dan anti-demokrasi untuk memutus rantai penyebaran virus corona. Komentar tajamnya itu sering ia lontarkan melalui akun Twitter-nya.
Elon Musk beranggapan lockdown sebagai kebijakan fasis karena membuat semua orang tidak bisa meninggalkan rumah mereka, sehingga tidak bebas.
"Ini tidak demokratis, ini bukan kebebasan. Berikan orang kembali kebebasan mereka,” ungkap Musk.
Lebih lanjut, Musk mengatakan selain melanggar hak konstitusional, lockdown juga bisa menyebabkan kerugian besar bagi perusahaan, termasuk Tesla miliknya yang membuat mobil listrik.
“Ini akan menyebabkan kerugian besar, tidak hanya untuk Tesla, tetapi juga bagi perusahaan mana pun. Dan sementara Tesla akan menghadapi badai, ada banyak perusahaan kecil yang tidak akan melakukannya,” bebernya.
ADVERTISEMENT
Manajemen Tesla awalnya menolak upaya otoritas California untuk menutup pabriknya di Bay Area, San Francisco, karena situasi lockdown. Namun, Tesla akhirnya menyetujui aturan tersebut pada 19 Maret untuk menunda produksi. Alhasil menurut The Washington Post, Tesla membukukan sedikit keuntungan dengan laba kuartal pertama tahun ini mencapai 16 juta dolar AS. Meski untung, tetapi turun dibandingkan dengan dua kuartal terakhir berturut-turut.
Di sisi lain, Zuckerberg, berkomentar dalam acara laporan keuangan Facebook mengenai hal ini. Dirinya mendukung penerapan lockdown. Zucerberg mengaku prihatin melihat kebijakan lockdown yang dilonggarkan di AS. Pemerintah AS beralasan mulai melonggarkan lockdown untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
“Saya khawatir bahwa pembukaan kembali tempat-tempat tertentu (dari lockdown) terlalu cepat, sebelum tingkat infeksi berkurang ke tingkat yang sangat minimal, akan menjamin munculnya wabah di masa depan dan dampak kesehatan dan ekonomi jangka panjang yang lebih buruk,” katanya.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan Tesla, Facebook yang merupakan platform media sosial terbesar di dunia, melaporkan jumlah penggunanya meningkat selama kuartal pertama di tengah lockdown yang meluas, meskipun pendapatan iklan turun pada Maret.
Masyarakat membawa bendera saat mengikuti aksi anti lockdown di North Carolina, Amerika Serikat. Foto: REUTERS/Rachel Jessen
Ini bukan kali pertama Zuckerberg berbeda pendapat dengan Musk. Sebelumnya pada 2017 lalu, terjadi perang kata-kata antara keduanya seputar apakah kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) akan menjadi cukup pintar untuk membunuh penciptanya yang seorang manusia.
Elon Musk dianggap punya pandangan yang berbeda soal berbagai hal, termasuk pandemi virus corona. Ia begitu konsisten berpendapat bahwa virus corona tidak lebih dari teori konspirasi yang menyebabkan ketakutan yang berlebihan.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.
ADVERTISEMENT