Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Mewabahnya virus corona membuat Apple akhirnya memutuskan untuk menutup semua tokonya di China. Penutupan sementara Apple Store ini berlangsung hingga 9 Februari 2020.
ADVERTISEMENT
Apple mengungkapkan ada 42 toko yang akan ditutup, sementara website untuk melayani pembelian online masih dalam proses penggarapan.
"Menyusul ada banyaknya peringatan dan berdasarkan saran dari ahli kesehatan, kami menutup semua kantor korporasi kami, toko, dan pusat kontak di China hingga 9 Februari," ujar Apple, dilansir CNN.
"Kami akan terus memantau situasi terkini dan berupaya membuka toko-toko kami kembali secepat mungkin" lanjutnya.
Saat ini, kasus virus corona dilaporkan telah mencapai angka 14 ribuan di seluruh dunia, di mana sebagian besar berada di China. Setidaknya sudah ada 26 negara lain yang sudah melaporkan adanya kasus virus corona, termasuk Jepang, Inggris, dan Australia.
China telah mengambil berbagai langkah untuk menangkal penyebaran virus corona, salah satunya adalah membatasi keluar-masuk di kota-kota besar serta memperpanjang masa libur Imlek.
ADVERTISEMENT
Menurut laporan CNN, jalanan di China kini lengang dan sepi akibat virus tersebut, toko-toko di pinggir jalan juga banyak yang telah lebih dahulu tutup.
CEO Apple, Tim Cook, mengatakan perusahaannya sedang melakukan 'bersih-bersih' di tokonya di China dan mengadakan pemeriksaan suhu tubuh terhadap para pegawainya untuk menghindari penularan virus. Ia mengatakan penutupan Apple Store tidak akan terlalu mempengaruhi penjualan perusahaan.
Sejauh ini, para analis memang masih memprediksi dampak dari virus tersebut terhadap penjualan Apple hanya kecil. Tapi itu juga bergantung pada berapa lama wabah ini berlangsung.
ADVERTISEMENT
"Dampak coronavirus paling buruknya adalah 3 persen unit iPhone tertunda dari Maret hingga Juni," ujar Daniel Ives, Managing Director of Equity Research di Wedbush Securities, kepada CNN.
"Namun, jika pemblokiran kota di China dan wabah penyakit masih berlangsung hingga Februari atau Maret, maka kita akan melihat awan gelap untuk pasar teknologi dunia, karena permintaan konsumen China yang menurun," jelasnya.