Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Raksasa media sosial Facebook tengah mengalami gelombang besar pemboikotan iklan di platform-nya. Hingga saat ini, jumlah brand yang mencabut iklan di Facebook masih terus meningkat, tak terkecuali brand-brand besar dunia.
ADVERTISEMENT
Adapun brand-brand besar tersebut adalah Unilever, Coca-Cola, Verizon, Patagonia, REI, Lending Club, dan The North Face. Selain Unilever, ada juga perusahaan FMCG yang berhenti mengiklan di Facebook seperti Procter & Gamble (P&G), Dove, Ben & Jerry’s, dan Hellmann, setidaknya untuk sisa tahun 2020.
Baru-baru ini, ada juga perusahaan teknologi Rakuten, pemilik aplikasi chatting Viber, Levi’s, Dockers, Jansport, Honda, Starbucks dan merek cokelat besar Hershey’s yang ikut melakukan langkah serupa. Entah sampai kapan gelombang mencabut iklan di Facebook yang dilakukan brand-brand ini akan berhenti.
Lalu, apa sebenarnya alasan brand-brand besar di dunia itu memutuskan untuk berhenti memasang iklan di Facebook? Jadi, gerakan tersebut terjadi menyusul surat terbuka organisasi nirlaba Liga Anti-Fitnah (Anti-Defamation League/ADL) pada 17 Juni 2020.
Dalam surat terbuka itu, ADL meminta perusahaan-perusahaan besar berhenti berbisnis dengan Facebook karena media sosial itu dituding telah menjadi ladang kebencian dan hoaks. Berbeda dengan Twitter, Facebook tidak melabeli konten ujaran kebencian dan hoaks yang ada di platform mereka.
ADVERTISEMENT
Hal ini bahkan kemudian mendorong para aktivis dan karyawan Facebook itu sendiri untuk mengkritik kebijakan perusahaan. Kritik tersebut juga bahkan dituangkan oleh beberapa bos di Facebook yang memutuskan untuk mengundurkan diri karena kebijakan perusahaan yang dianggap tidak memperhatikan keresahan pengguna.
Gara-gara pencabutan iklan ini, saham Facebook turun sebesar 8,3 persen dan terkoreksi hingga 58 miliar dolar AS dalam perdagangan bursa pada Jumat (26/6), sekaligus menandai kerugian terbesar dalam tiga bulan terakhir.
Kekayaan pendiri sekaligus CEO Facebook, Mark Zuckerberg, juga menurun sebesar 7,21 miliar dolar AS atau sekitar Rp 103,5 triliun dalam 24 jam terakhir. Hal tersebut membuat Zuckerberg mesti rela turun ke posisi empat dalam daftar orang terkaya di dunia, di bawah bos Louis Vuitton Bernard Arnault, pendiri Microsoft Bill Gates, dan CEO Amazon Jeff Bezos.
Menerima boikot tersebut, Facebook akan segera melakukan benah-benah platform-nya. Mark Zuckerberg mengumumkan bahwa pihaknya akan melabeli semua posting-an yang berhubungan dengan pemilu AS dengan tautan yang mendorong pengguna untuk melihat pusat informasi pemilu.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Facebook juga akan memperluas definisi tentang ujaran kebencian yang dilarang, serta menambahkan klausul bahwa tidak akan ada iklan yang ditampilkan dalam posting-an yang diberi label berbahaya oleh Facebook.
"Tidak ada pengecualian untuk politisi dalam kebijakan apa pun yang saya umumkan di sini hari ini," kata Zuckerberg.