Alasan Ghozali Everyday Bikin NFT Foto Selfie Selama 5 Tahun

14 Januari 2022 15:06 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ghozali menjual potret dirinya sebagai NFT di OpenSea Foto: Screenshot
zoom-in-whitePerbesar
Ghozali menjual potret dirinya sebagai NFT di OpenSea Foto: Screenshot
ADVERTISEMENT
Jagad dunia maya dihebohkan dengan Non Fungible Token (NFT) koleksi foto selfie bernama Ghozali Everyday yang laku terjual di OpenSea hingga Rp 1,8 miliar. Sang pemilik, Sultan Gustaf Al Ghozali, pun mendadak viral dan menjadi perbincangan warganet di berbagai platform media sosial.
ADVERTISEMENT
Mahasiswa jurusan Animasi D-4 di Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang itu bercerita, jika tujuan awal mengoleksi foto selfie dari 2017 sampai 2021 untuk kebutuhan video time lapse. Video tersebut sudah diunggah di YouTube.
"Aslinya itu saya foto setiap hari buat animasi time lapse lima tahun nanti jadi video gitu," cerita Ghozali ketika ditemui di kampusnya pada Kamis (13/1).
Setelah video time lapse dibuat, ia pun mencoba peruntungan mengolah koleksi foto swafotonya itu menjadi NFT untuk dijual. Harapannya ini akan terasa lucu, jika salah satu kolektor NFT punya foto selfie-nya.
Sultan Gustaf Al Ghozali di Gedung Rektorat Udinus. Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
Awalnya, harga sebuah NFT Ghozali hanya 0.001 Ethereum atau sekitar Rp 50.000. Viralitasnya di komunitas NFT global mendorong harganya naik hingga mencapai puluhan juta rupiah per foto.
ADVERTISEMENT
Koleksi yang berisikan 933 foto selfie Ghozali di depan komputer itu turut dibeli beberapa pesohor Indonesia, termasuk Chef Arnold.
"Aku sangkanya si enggak ada yang beli, makanya harganya saya patok awal di 3 dolar AS, memang sengaja biar enggak ada yang beli. Tapi dipromosiin oleh komunitas NFT Indonesia. Terus orang luar jadi ikutan beli, bahkan Chef Arnold juga beli. Belinya bahkan sampe 25 gitu. Itu foto wajah saya," ucapnya sambil tertawa.

Bagaimana foto selfie Ghozali Everyday bisa dijual dalam bentuk NFT?

CEO Kolektibel Pungkas Riandika menjelaskan kepada kumparanTECH, Kamis (13/1), ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar sebuah NFT dapat terjual. Pertama ada rarity atau kelangkaan.
Menurutnya Ghozali Everyday memiliki 933 foto yang berbeda satu sama lain. Meskipun fotonya sama-sama diambil dari depan komputer, ada beberapa variasi seperti latar belakang, gaya rambut, dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
Kedua ada utility atau manfaat. Salah satu manfaat dari pemegang atau pembeli dari sebuah NFT adalah kesempatan untuk berkumpul dengan orang yang memiliki ketertarikan yang sama. Namun Pungkas menjelaskan bahwa Ghozali Everyday tidak memiliki utility yang terlalu kuat.
Hal yang terakhir adalah community atau komunitas. Pada akhirnya, komunitaslah yang menentukan apakah sebuah NFT tersebut layak dibeli atau tidak. Di sinilah Ghozali Everyday berhasil menyita perhatian masyarakat, yang kemudian memutuskan NFT miliknya layak untuk dibeli.
ADVERTISEMENT