Alasan Go-Jek Bikin Aplikasi Mandiri dan Pakai Nama Go-Viet di Vietnam

12 September 2018 18:13 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nadiem Makarim saat swa foto dengan driver Go-Viet di Hanoi. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Nadiem Makarim saat swa foto dengan driver Go-Viet di Hanoi. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Ada banyak pertanyaan soal langkah Go-Jek yang melakukan ekspansi di Vietnam. Tak berhenti sampai di situ. Banyak pula yang menanyakan hal demikian: kenapa Go-Jek harus membuat aplikasi mandiri dan memberi nama Go-Viet?
ADVERTISEMENT
Pembuatan aplikasi dan merek yang mandiri, juga dilakukan Go-Jek di Thailand. Mereka memilih nama GET di Negeri Gajah Putih. Strategi ini berbeda dengan kompetitornya yang memakai nama Grab di berbagai negara dalam satu aplikasi mandiri.
Apa yang dilakukan Go-Jek ini punya alasan kuat. Sang pendiri sekaligus CEO Go-Jek, Nadiem Makarim, mengungkapkan bahwa di mana pun ekspansi Go-Jek nanti, mereka akan selalu menggandeng mitra lokal, digarap oleh talenta lokal, dan menyesuaikan layanan dengan kebutuhan lokal.
Langkah ini disebut Nadiem sangat berhasil di Indonesia. Go-Jek selalu menyebut produknya sebagai "Karya Anak Bangsa." Strategi macam ini pula yang akan dibawa Go-Jek ke berbagai negara Asia Tenggara.
"Kami ingin Go-Viet sangat Vietnamese. Dibangun oleh talenta lokal. Kami ingin membangun rasa kepemilikan dari mitra dan konsumen kami," kata Nadiem.
ADVERTISEMENT
Dalam menjalankan Go-Viet, Nadiem berkata dia menerapkan kemitraan strategis dengan perusahaan dan talenta lokal. Go-Viet sendiri kini dipimpin oleh Duc Nguyen, selaku pendiri dan CEO. Di Go-Viet juga ada kepemilikan saham milik orang lokal Vietnam.
Nadiem Makarim menggunakan Go-Viet di Hanoi. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Nadiem Makarim menggunakan Go-Viet di Hanoi. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Go-Viet akan mendapatkan transfer wawasan dari Go-Jek yang telah sukses di Indonesia. Namun, masih sangat terbuka kemungkinan talenta lokal melakukan pengembangan produk atau layanan berdasarkan kearifan lokal.
"Kita memberi kebebasan kepada tim lokal untuk menciptakan brand baru dan identitas baru yang dimiliki perusahaan Vietnam," tegas Nadiem.
Atas wawasan lokal itulah, maka aplikasi ini diberi nama Go-Viet, yang diklaim Nadiem terdengar sangat Vietnam. Warna yang dipakai di dalam aplikasi, lalu atribut jaket dan helm, juga dipilih berdasarkan identitas yang sangat Vietnam, yaitu merah.
ADVERTISEMENT
"Ada bintang. Warna merah. Mereka sangat bangga dengan itu," tambahnya.
Go-Viet di Hanoi, Vietnam, Rabu (12/09/2018). (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Go-Viet di Hanoi, Vietnam, Rabu (12/09/2018). (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Strategi ini bakal dijalankan Go-Jek dan mitra lokalnya di berbagai negara lain. Perusahaan telah menyebut bakal ekspansi ke Thailand dengan nama GET, lalu Singapura dan Filipina.
Di Vietnam, Go-Viet beroperasi sejak 1 Agustus 2018 di kota Ho Chi Minh dan telah memiliki 25 ribu mitra pengemudi. Go-Viet di tahap awal fokus pada layanan Go-Bike dan Go-Send, dan selanjutnya akan menyediakan layanan taksi online, beli dan antar makanan secara online, sampai dengan layanan kecantikan.
Jumlah mitra pengemudi Go-Viet akan terus bertambah seiring ekspansi di kota berikutnya. Kota Hanoi juga telah tersedia Go-Viet sejak 12 September 2018.
Nadiem dan tim Go-Viet berjanji untuk memperlakukan mitra pengemudi secara manusiawi dan dengan basis teknologi mutakhir akan meningkatkan pendapatan para mitra.
ADVERTISEMENT
Go-Jek memilih Vietnam sebagai ekspansi perdananya karena negara ini memiliki jumlah pengemudi motor yang begitu besar serta memiliki masalah kemacetan. Penetrasi pengguna smartphone di negara ini juga besar, yaitu 84 persen dari total populasi pada 2017, menurut lembaga riset Nielsen.