Alasan Kualitas Video Jadi Turun Usai Upload ke Instagram dan Twitter

10 April 2018 21:25 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi media sosial (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi media sosial (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Konten media sosial kini semakin beragam. Didominasi oleh konten foto serta video yang lebih menarik mata dibanding teks belaka.
ADVERTISEMENT
Di tengah kemajuan media sosial ini, ada hal teknis yang mengganggu para netizen yang budiman, yaitu soal hasil unggahan video ke media sosial seperti Instagram, Twitter, dan Facebook, yang menurun kualitasnya dan menjadi blur setelah dipublikasi, padahal video itu sudah berkualitas tinggi.
Pertanyaan macam ini juga dilontarkan oleh sosialita Kim Kardashian yang menanyakannya lewat Twitter. "Mengapa video yang begitu jelas di ponsel saya bisa menjadi buram setelah saya unggah ke media sosial?"
Pada dasarnya, setiap media sosial memiliki standar kualitas video masing-masing. Kualitas ini mengacu pada kemudahan dan kenyamanan penggunanya.
Pengembang aplikasi yang juga CEO Dicoding, Narenda Wicaksono, menjelaskan bahwa secara teknis ada platform media sosial yang akan membuat ukuran file video menjadi lebih kecil. Teknik ini biasa disebut kompresi. Tetapi, ada pula platform yang berusaha menjaga kualitas video tersebut untuk menyajikan konten sesuai resolusi aslinya.
ADVERTISEMENT
"Itu teknik saja, agar lebih memudahkan dalam proses download," katanya ketika dihubungi kumparan (kumparan.com).
Jika video yang terpublikasi memiliki ukuran yang kecil, maka para pengguna lain bisa menonton konten dengan lebih sedikit bandwidth dan akan menghemat kuota Internet. Terlebih saat ini penggunaan smartphone untuk berselancar media sosial dan menonton video semakin tinggi.
Narenda menambahkan ada pengecualian terhadap layanan yang dimiliki oleh YouTube. Media sosial berbagai video ini bisa menjaga kualitas konten tetap prima. "Kadang di YouTube dia akan membagi menjadi beberapa resolusi," ungkapnya.
Platform video yang dimiliki oleh Google ini turut memberi kuasa kepada pengguna untuk menyaksikan kualitas video yang ingin ditonton, mulai dari 720p, 1080p, sampai dengan 4K. "Tergantung kemampuan bandwidth users, kalau internet kencang maka bisa pilih (kualitas) HD," tambah Narenda.
Video Mapping Jepang-Indonesia di kota tua (Foto: Helmi Afandi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Video Mapping Jepang-Indonesia di kota tua (Foto: Helmi Afandi/kumparan)
Saat proses unggah berlangsung, file video yang ukurannya lebih kecil tentu saja akan menempuh durasi unggah yang lebih cepat.
ADVERTISEMENT
Kemudian untuk proses mengunduh dan menonton video, koneksi data yang lebih lambat biasanya akan menyesuaikan diri agar menampilkan konten video dengan kualitas yang lebih rendah. Hal ini dilakukan pengelola media sosial agar pengguna tetap mendapatkan pengalaman yang baik, sesuai dengan kecepatan akses data di perangkatnya. Kualitas video yang disaksikan dari platform streaming video juga bisa menampilkan resolusi tinggi jika koneksi Internet berada dalam posisi sangat baik.
"Beberapa platform media sosial punya hitungan kecepatan data dan menyesuaikan kualitas video dengan cepat," ujar Narenda.
Hal ini tentu saja berbeda dengan video yang disimpan di ponsel karena ia tidak membutuhkan proses mengunduh apa pun, dan oleh karenanya kualitas videonya bisa tetap terjaga.