Aplikasi Halodoc Sediakan Rapid Test Antigen Corona di Indonesia

22 Oktober 2020 10:03 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aplikasi Halodoc sediakan rapid test antigen di Indonesia. Foto: Aulia Rahman Nugraha/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Aplikasi Halodoc sediakan rapid test antigen di Indonesia. Foto: Aulia Rahman Nugraha/kumparan
ADVERTISEMENT
Aplikasi kesehatan Halodoc menyediakan rapid test antigen untuk virus corona di Indonesia. Layanan rapid test antigen mereka sudah tersedia sejak Oktober 2020, dan bisa dipesan langsung melalui aplikasi Halodoc.
ADVERTISEMENT
Menurut Chief Marketing Officer Halodoc, Dionisius Nathaniel, layanan rapid test antigen yang pihaknya sediakan memakai alat bernama Panbio yang diproduksi oleh firma alat kesehatan AS, Abbott.
Panbio merupakan salah satu dari dua alat rapid test yang telah direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Selain Panbio, alat lain yang direkomendasikan adalah Standard Q yang dibuat SD Biosensor.
"Saat ini kami menggunakan Panbio dari Abbott, namun tidak menutup kemungkinan untuk terus memperluas alat testing terpercaya sesuai dengan rekomendasi terbaru dari WHO," kata Dionisius saat dihubungi kumparan, Rabu (21/10).
Dionisius menambahkan, selain dilakukan sendiri oleh petugas Halodoc, pihaknya telah bekerja sama dengan berbagai mitra fasilitas kesehatan (faskes) untuk layanan tes swab antigen.
Alat rapid test antigen. Foto: Abbott
Pengguna pun bisa memilih lokasi pelaksanaan tes yang beragam, mulai dari drive thru, home care, atau langsung di lokasi faskes. Halodoc mematok harga layanan rapid test antigen mereka mulai dari Rp 299.000.
ADVERTISEMENT
Saat ini, layanan rapid test antigen dari Halodoc baru tersedia di Jabodetabek dan Surabaya. Namun Dionisius mengatakan, pihaknya bakal memastikan layanan rapid test antigen ini tersedia di lebih banyak daerah.
Halodoc saat ini telah memiliki hampir 500 mitra fasilitas kesehatan di 88 kota dan kabupaten untuk tes COVID-19. Per September 2020, Halodoc mengklaim bahwa mereka telah membantu memfasilitasi kurang lebih 300.000 tes COVID-19.
Dionisius berharap, rapid test antigen ini bisa membantu deteksi virus corona di masyarakat.
"Mengingat bahwa tes swab antigen dapat mendeteksi keberadaan antigen virus tertentu yang menunjukkan adanya infeksi virus saat ini," kata Dionisius.
Aplikasi Halodoc. Foto: Aulia Rahman Nugraha/kumparan
"Dengan harga yang lebih terjangkau, tes swab antigen dapat memberikan hasil diagnosis yang cepat dengan tingkat akurasi yang lebih tinggi sebagai langkah awal identifikasi," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Adapun tata cara daftar rapid test antigen dari Halodoc dapat dilihat berikut ini:

Apa itu rapid test antigen corona?

Rapid test antigen sendiri merupakan tes diagnostik yang berupaya mendeteksi keberadaan permukaan protein (antigen) virus corona.
Spesimen yang diperlukan dalam rapid test antigen adalah swab nasofaring yang diambil dari orang yang diduga terinfeksi corona. Mengingat cara pengambilan sampel seperti itu, tes antigen hanya bisa dilakukan oleh petugas kesehatan.
ADVERTISEMENT
Untuk memproses sampel, alat tes antigen memerlukan dua jenis antibodi virus corona. Antibodi yang pertama berfungsi sebagai 'pengikat' protein virus corona di sampel, jika ternyata sampel itu memang ada virusnya.
Warga mengikuti tes usap (swab test) COVID-19 di kawasan Pasar Keputran, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (17/9). Foto: M Risyal Hidayat/Antara Foto
Adapun antibodi yang kedua adalah antibodi yang sudah dimodifikasi dengan pewarna. Nantinya, antibodi yang kedua ini berfungsi sebagai petunjuk keberadaan virus corona di sampel. Jika terdapat virus corona di sampel, antibodi akan menunjukkan warnanya.
Dengan prosedur yang lebih sederhana ketimbang tes swab PCR (polymerase chain reaction), tes antigen cuma memakan waktu 15-20 menit, menurut klaim Abbot dalam situs resmi mereka.
Perlu dicatat, rapid test antigen tidak menggantikan tes swab PCR sebagai standar emas untuk menentukan apakah seseorang terinfeksi corona atau tidak. Sebab, akurasi sensitivitas tes antigen masih di bawah tes PCR, meski akurasi spesifisitasnya cukup akurat.
ADVERTISEMENT
Akurasi sensitivitas sendiri menentukan apakah hasil tes tersebut berpotensi false-negatif atau tidak. Artinya, tes dengan sensitivitas yang rendah sangat mungkin salah membaca orang yang sebenarnya positif sebagai negatif.
Untuk mengatasi ini, tenaga medis bakal merekomendasikan orang negatif tes antigen untuk melakukan tes PCR, jika orang tersebut mengalami gejala corona.
Meski demikian, Abbot mengatakan alat Panbio mereka punya akurasi sensitivitas sebesar 91,4 persen dan akurasi spesifisitas 99,8 persen. Catatan ini didapatkan dari uji klinis internal perusahaan yang membandingkan hasil tes swab PCR 585 orang dengan hasil tes antigen Panbio.