Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menurut laporan Vice Motherboard, Muslim Pro adalah satu dari ratusan aplikasi smartphone yang menghasilkan uang dengan menjual data lokasi pengguna ke broker atau pihak ketiga. Militer AS membeli data Muslim Pro melalui salah satu broker pihak ketiga tersebut.
Muslim Pro menjual data lokasi ke broker pihak ketiga yang disebut X-Mode. X-Mode telah menjual data lokasi kepada kontraktor dibidang pertahanan yang pada gilirannya memberikan data tersebut kepada Departemen Pertahanan AS.
X-Mode mengatakan kepada Vice Motherboard, bahwa bisnisnya dengan kontraktor militer terutama difokuskan pada tiga kasus penggunaan: Kontra-terorisme, keamanan siber, dan prediksi hotspot atau titik lokasi COVID-19 di masa depan.
X-Mode sebelumnya juga telah menerbitkan data lokasi anonim dari smartphone yang menunjukkan pergerakan orang ke dan dari area di mana COVID-19 menyebar.
ADVERTISEMENT
Perwakilan Muslim Pro dan X-Mode belum memberikan tanggapan soal dugaan penjualan data lokasi pengguna ini.
Apa tujuan Militer AS beli data pengguna Muslim Pro?
Dalam laporan Vice Motherboard, belum diketahui apa tujuan dari penggunaan data lokasi Muslim Pro yang dibeli militer AS. Namun dalam contoh lain, militer AS pernah membeli data lokasi yang disediakan oleh perusahaan Babel Street yang menambang data dari aplikasi telepon pintar.
Menurut catatan pengadaan publik, Komando Operasi Khusus AS menghabiskan 90.656 dolar AS untuk mengakses data lokasi tersebut. Juru bicara Komando Operasi Khusus AS, Tim Hawkins mengatakan bahwa perintah membeli data dari Babel Street adalah untuk mendukung persyaratan misi Pasukan Operasi Khusus di luar negeri.
Pembelian tersebut patut diperhatikan karena Pentagon sebelumnya telah menggunakan data lokasi smartphone untuk merencanakan dan melaksanakan operasi militer. Badan Keamanan Nasional AS menggunakan jenis data lokasi berbeda yang dikumpulkan dari kartu SIM ponsel untuk melakukan serangan drone terhadap tersangka anggota Taliban, kata laporan The Intercept.
Praktik penjualan data lokasi pengguna aplikasi Muslim Pro ini telah menimbulkan kemarahan. Walaupun ada anggapan data yang dijual adalah pergerakan orang-orang dianonimkan dan tidak terikat secara langsung dengan identitas mereka.
ADVERTISEMENT
Namun, beberapa penelitian telah menunjukkan anonimitas data lokasi bisa dibatalkan dengan mudah dan mengikatnya kembali ke orang si pemilik data.
Aplikasi Muslim Pro sendiri terbilang populer di Indonesia. Bahkan, aplikasi Muslim Pro ternyata banyak diminati oleh penduduk negara-negara maju yang penganut Islamnya minoritas.
Aplikasi Muslim Pro dibuat oleh Bitsmedia, startup teknologi asal Singapura. Banyak pengguna yang memakai aplikasi tersebut untuk mengetahui jadwal sholat dan notifikasi azan yang akurat, Al-Qur’an digital lengkap dengan terjemahan, penunjuk lokasi kiblat, kalender hari raya Islam, hingga pencarian masjid dan restoran halal.