Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Apple Bakal Turunkan Harga iPhone di Negara Berkembang?
3 Februari 2019 19:10 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:05 WIB
ADVERTISEMENT
Dalam laporan yang diungkap oleh Apple pada awal 2019, perusahaan yang dipimpin oleh Tim Cook itu memperkirakan akan mengalami penurunan pendapatan sebesar 9 miliar dolar AS atau sekitar Rp 130 triliun.
Cook mengungkap keuntungan dari penjualan iPhone turun 15 persen pada tahun lalu dibandingkan tahun sebelumnya. Hal tersebut diakibatkan lemahnya permintaan terhadap perangkat iPhone di beberapa negara.
Untuk menyiasatinya, perusahaan berkata akan mempertimbangkan kembali harga jual untuk iPhone. Dalam sebuah wawancara dengan Reuters, Cook menjelaskan beberapa negara mengalami kenaikan harga iPhone yang drastis dari waktu ke waktu.
ADVERTISEMENT
"Ketika Anda melihat mata uang asing dan kemudian khususnya pasar-pasar yang melemah selama tahun lalu, kenaikan (harga iPhone) itu jelas lebih," katanya kepada Reuters.
“Dan saat kami memasuki bulan Januari dan menilai kondisi ekonomi makro di beberapa pasar tersebut, kami memutuskan untuk kembali ke harga yang sama dengan harga lokal kami setahun yang lalu dengan harapan membantu penjualan di wilayah tersebut.”
Cook menambahkan, pasar negara berkembang cenderung mengalami perbedaan harga terbesar dengan model iPhone baru. Untuk itu perusahaan akan mencoba 'mendekatkan' harga iPhone terbaru dengan harga iPhone lama yang dirilis tahun sebelumnya.
CEO Apple itu tidak merinci negara berkembang mana yang dimaksud akan mengalami penurunan harga iPhone.
Pada laporan pendapatan perusahaan, Cook menyebutkan bahwa penguatan dolar AS telah membuat produknya lebih mahal di seluruh dunia, seperti Turki misalnya. Dia berkata mata uang lira Turki terdepresiasi sebesar 33 persen selama 2018, dan kemudian pada kuartal terakhir ini, pendapatannya turun hampir 700 juta dolar AS dibandingkan tahun sebelumnya.
Selain harga yang mahal, penurunan permintaan iPhone juga disebabkan oleh program penggantian baterai yang dilakukan oleh Apple untuk iPhone lawas yang performanya telah lemot. Perang dagang antara Amerika Serikat dan China juga menjadi salah satu penyebab lemahnya penjualan iPhone.
ADVERTISEMENT
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 6 November 2024, 7:09 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini