Apple Gugat Pembuat Spyware Pegasus Usai iPhone Kena Hack

24 November 2021 14:04 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
NSO Group. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
NSO Group. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Apple umumkan gugatan hukum untuk NSO Group, perusahaan asal Israel yang membuat spyware Pegasus dan perusahaan induknya yang berbasis di Luxemburg, OSY Technologies, pada Selasa (23/11). Langkah ini diambil empat bulan setelah organisasi hak asasi manusia Amnesty International dan media non-profit asal Prancis, Forbidden Stories, mengungkapkan gelombang serangan spyware Pegasus bagi pengguna iPhone.
ADVERTISEMENT
Apple menjelaskan bahwa gugatan mereka akan memberikan informasi baru tentang bagaimana NSO Group menginfeksi perangkat korban dengan spyware Pegasus. Apple juga hendak melarang NSO Group menggunakan perangkat lunak, layanan, atau perangkat Apple apa pun secara permanen.
Pegasus merupakan spyware yang berfungsi untuk mengawasi korbannya. Spyware ini umumnya menargetkan sekelompok kecil pengguna Android dan iPhone yang terdiri dari aktivis, jurnalis, akademisi hingga pejabat penting pemerintahan.
Spyware Pegasus dirancang untuk memungkinkan pemerintah yang menggunakannya dapat mengakses mikrofon ponsel, kamera, dan data lainnya dari jarak jauh di iPhone dan Android, menurut siaran pers Apple. Forbidden Stories juga melaporkan bahwa Pegasus dirancang untuk dapat menginfeksi ponsel tanpa memerlukan tindakan apa pun dari pengguna dan tanpa meninggalkan jejak.
Ilustrasi Apple. Foto: REUTERS/Jason Lee
“Aktor yang disponsori negara seperti NSO Group menghabiskan jutaan dolar untuk teknologi pengawasan canggih tanpa akuntabilitas yang efektif. Itu perlu diubah,” kata wakil presiden senior rekayasa perangkat lunak Apple, Craig Federighi, dalam keterangan resminya.
ADVERTISEMENT
Dalam siaran persnya, Apple juga mengumumkan donasi 10 juta dolar AS kepada organisasi penelitian dan advokasi seperti Amnesty Tech dan Citizen Lab untuk memperkuat pengawasan siber.

Serangan spyware Pegasus di iPhone

Sebelumnya, pada Juli lalu Amnesty International dan Forbidden Stories melaporkan bahwa iPhone juga termasuk perangkat yang rentan dibobol Pegasus, selain Android.
iPhone dikenal sebagai salah satu handphone (HP) dengan sistem keamanan terbaik saat ini. Temuan Amnesty International dan Forbidden Stories itu pun menjadi pukulan telak untuk Apple.
Gugatan ini boleh dibilang menandai perubahan sikap Apple yang tajam, sekaligus menggarisbawahi kekhawatiran dan frustrasi perusahaan teknologi tentang ancaman siber bagi penggunanya. Sebelumnya, raksasa teknologi asal Cupertino, AS tersebut telah berkali-kali meremehkan ancaman yang ditimbulkan oleh Pegasus.
ADVERTISEMENT
Bagaimanapun, Apple bukanlah perusahaan teknologi AS pertama yang mengajukan gugatan terhadap NSO. Pada 2019 lalu, WhatsApp juga telah menggugat NSO usai mereka menemukan bahwa Pegasus digunakan untuk menargetkan 1.400 penggunanya, termasuk sekitar 100 individu yang merupakan diplomat, pejabat pemerintah, jurnalis, dan aktivis.
Banyak perusahaan teknologi lain menyatakan dukungan untuk WhatsApp dalam laporan hukum – termasuk Microsoft, Google dan Cisco. Saat itu, Apple tidak hadir dalam pengajuan hukum untuk mendukung WhatsApp.
Salah satu karyawan Apple Store di Orchard Road, Singapura, mengecek iPhone 12. Foto: Apple

Pembelaan NSO Group

NSO Group sendiri telah masuk daftar hitam pemerintah AS karena bertindak “bertentangan dengan kebijakan luar negeri dan kepentingan keamanan nasional AS”. Keputusan tersebut diambil pemerintah AS pada awal November ini, membuat perusahaan AS dilarang menjual teknologi ke NSO Group dan anak perusahaannya.
ADVERTISEMENT
Menanggapi gugatan Apple, seorang juru bicara NSO Group mengatakan bahwa pihaknya justru menyelamatkan “ribuan nyawa di seluruh dunia.”
“Ribuan nyawa terselamatkan di seluruh dunia berkat teknologi NSO Group yang digunakan oleh para pelanggannya,” kata juru bicara NSO Group kepada The Guardian.
Di sisi lain, NSO Group diketahui telah menjual perangkat lunak pengawasannya ke Arab Saudi, Meksiko, Uni Emirat Arab dan negara-negara lain dengan catatan hak asasi manusia yang buruk.
Tanggapan juru bicara NSO Group sebenarnya tidak mengherankan karena mereka berulang kali membela penggunaan Pegasus dengan mengeklaim bahwa spyware itu dimaksudkan untuk untuk menyelidiki kejahatan serius dan terorisme. Perusahaan juga mengeklaim bahwa mereka tidak memiliki informasi tentang bagaimana alat-alatnya digunakan terhadap target.
ADVERTISEMENT