Apple Kirim Notifikasi ke iPhone yang Kena Retas Hacker Bayaran Negara

26 November 2021 8:11 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi peretasan. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi peretasan. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Apple umumkan akan mengirim notifikasi peringatan bagi pengguna iPhone yang kena peretasan hacker bayaran negara. Fitur notifikasi itu, yang disebut "Apple threat notifications" dan dirilis pada Selasa (23/11), akan memberi tahu pengguna bahwa mereka sedang diretas dan memberi saran langkah apa yang perlu diambil.
ADVERTISEMENT
Apple threat notifications sendiri bakal dikirim ke email dan pemberitahuan iMessage di iPhone. Pengguna juga akan melihatnya saat mereka masuk ke situs web Apple menggunakan Apple ID.
Apple menjelaskan, notifikasi peringatan hack yang mereka kirim tidak akan pernah meminta pengguna untuk mengeklik link apa pun, membuka file, menginstal aplikasi atau profil, atau memberikan kata sandi Apple ID atau kode verifikasi melalui email atau telepon.
Pengguna dapat memverifikasi keaslian notifikasi peringatan hack dari Apple dengan masuk ke appleid.apple.com. Jika Apple mengirimi kamu pemberitahuan ancaman peretasan, pemberitahuan itu akan terlihat jelas di bagian atas halaman setelah kamu masuk.
CEO Apple Tim Cook berpose dengan iPhone 12 Pro. Foto: Apple Inc./Handout via REUTERS
Apple menyebut bahwa hacker bayaran negara punya dana yang besar, canggih, dan serangan mereka berkembang seiring waktu. Oleh karena itu, mendeteksi serangan semacam itu bergantung pada sinyal intelijen ancaman yang seringkali tidak sempurna dan tidak lengkap.
ADVERTISEMENT
“Ada kemungkinan bahwa beberapa pemberitahuan ancaman Apple mungkin merupakan alarm palsu, atau beberapa serangan tidak terdeteksi,” kata Apple.
“Kami tidak dapat memberikan informasi tentang apa yang menyebabkan kami mengeluarkan pemberitahuan ancaman, karena hal itu dapat membantu penyerang yang disponsori negara menyesuaikan perilaku mereka untuk menghindari deteksi di masa mendatang.”
Apple mencatat bahwa penerima notifikasi ancaman peretasan akan sangat terbatas, dan mungkin sudah tahu bahwa mereka berisiko terkena serangan tersebut. “Pengguna ini ditargetkan secara individual karena siapa mereka atau apa yang mereka lakukan,” kata Apple di halaman dukungannya.
Sehari setelah Apple merilis Apple threat notifications, fitur tersebut sudah didapatkan oleh para aktivis dan politikus oposisi di sejumlah negara.
Reuters melaporkan bahwa Apple mengeluarkan pesan peringatan pada hari Rabu (24/11) untuk setidaknya enam aktivis dan peneliti yang kritis terhadap pemerintah Thailand. Notifikasi itu memperingatkan bahwa iPhone mereka diyakini telah ditargetkan oleh "penyerang yang disponsori negara", menurut aktivis dan peringatan yang ditinjau oleh Reuters.
ADVERTISEMENT
Pesan tersebut memperingatkan "jika perangkat Anda disusupi oleh penyerang yang disponsori negara, mereka mungkin dapat mengakses data sensitif, komunikasi, atau bahkan kamera dan mikrofon Anda dari jarak jauh."
Ilustrasi hacker. Foto: Shutter Stock
Selain di Thailand, dua aktivis politik di Ghana, seorang politisi oposisi di Uganda, serta selusin jurnalis dari media Salvador melaporkan pada Rabu malam bahwa mereka telah menerima pesan peringatan serupa dari Apple, menurut postingan media sosial yang ditinjau oleh Reuters.
Pada hari yang sama ketika merilis notifikasi ancaman peretasan, Apple mengumumkan bahwa mereka telah membuat gugatan hukum untuk NSO Group, perusahaan asal Israel yang membuat spyware Pegasus dan perusahaan induknya yang berbasis di Luxemburg, OSY Technologies.
Pegasus merupakan spyware paling canggih yang ada saat ini, yang digunakan oleh sejumlah negara untuk mengawasi dan memata-matai oposisinya. Spyware ini umumnya menargetkan sekelompok kecil pengguna Android dan iPhone yang terdiri dari aktivis, jurnalis, akademisi hingga pejabat penting pemerintahan.
ADVERTISEMENT
Spyware Pegasus dirancang untuk memungkinkan pemerintah yang menggunakannya dapat mengakses mikrofon ponsel, kamera, dan data lainnya dari jarak jauh di iPhone dan Android, menurut siaran pers Apple. Pegasus juga dirancang untuk dapat menginfeksi ponsel tanpa memerlukan tindakan apa pun dari pengguna dan tanpa meninggalkan jejak.