AS Kini Punya Aturan Buat Percepatan Pembangunan Data Center AI

21 Januari 2025 8:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Data Center. Foto: Gorodenkoff/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Data Center. Foto: Gorodenkoff/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Presiden AS Joe Biden telah meneken dan mengeluarkan perintah eksekutif untuk mempercepat pengembangan data center AI di AS. UU tersebut memerintahkan Departemen Pertahanan (DOD) dan Departemen Energi (DOE) untuk menyewakan lokasi federal ke perusahaan swasta yang mau bangun pusat data AI berskala gigawatt beserta fasilitas clean energy. UU ini juga memberi tahu lembaga federal untuk "memprioritaskan" dan mempercepat perizinan infrastruktur data center AI. Tak dipungkiri bahwa pembangunan infrastruktur AI membutuhkan konsumsi daya yang sangat besar. Biden merasa AS harus jadi yang terdepan dalam penerapan teknologi AI. "Kami tidak akan membiarkan Amerika kalah dalam hal teknologi yang akan menentukan masa depan," kata Joe Biden dalam sebuah pernyataan, dilansir The Verge. Berdasarkan data dari Lawrence Berkeley National Laboratory (LBNL) pada tanggal 20 Desember lalu, permintaan listrik untuk mengoperasikan data center meningkat tiga kali lipat selama 1 dekade terakhir. Permintaan tersebut kemungkinan akan meningkat dua atau tiga kali lipat lagi pada tahun 2028, menurut laporan tersebut.
ADVERTISEMENT
Presiden AS Joe Biden memberikan sambutan dari Taman Mawar Gedung Putih di Washington, AS, Rabu (27/11/2024). Foto: Nathan Howard/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Presiden AS Joe Biden memberikan sambutan dari Taman Mawar Gedung Putih di Washington, AS, Rabu (27/11/2024). Foto: Nathan Howard/REUTERS
Operasi data center di AS memakan sekitar 4,4 persen konsumsi listrik AS pada tahun 2023. Kondisi ini diprediksi meningkat hingga 12 persen pada tahun 2028. Melonjaknya permintaan tersebut merupakan buntut dari hasil dari pengembangan daya komputasi untuk melatih model AI. Pembangunan data center AI baru oleh perusahaan di lahan federal diharuskan membayar semua biaya pembangunan dan pengoperasian infrastruktur AI sehingga pembangunan ini tidak menaikkan harga listrik bagi konsumen. Hal itu mencakup pembangunan pusat data itu sendiri, serta fasilitas listrik dan jalur transmisi. Perusahaan juga akan bertanggung jawab untuk menggunakan listrik data center dari sumber listrik bersih. Mereka juga harus menilai implikasi keamanan dari model AI yang dikembangkan di lokasi federal, membeli dan menggunakan semikonduktor buatan Amerika. “Dalam perlombaan untuk mendominasi AI, kita tidak boleh melupakan perlombaan yang sangat nyata untuk menghentikan polusi yang menghangatkan planet kita dan membahayakan kesehatan kita,” kata Johanna Neumann, direktur senior di Environment America Research & Policy Center. Neumann berpendapat bahwa fokus juga perlu ditargetkan pada upaya memastikan bahwa fasilitas komputasi baru bisa berjalan lebih efisien, dan beroperasi dengan listrik terbarukan. "Tanpa batasan itu, hasrat AI yang tak terpuaskan akan energi berisiko menghancurkan upaya Amerika untuk menghentikan penggunaan bahan bakar fosil yang kotor dan berbahaya," imbuh Neumann. Berdasarkan perintah eksekutif, paling lambat tanggal 28 Februari, Menteri Pertahanan dan Menteri Energi diharapkan menemukan setidaknya tiga lokasi untuk menampung pusat data AI baru di lahan yang dikelola departemen mereka.
ADVERTISEMENT