ATSI: Investasi Telco Selama Ini Sia-sia Jika Direct to Cell Starlink Masuk RI

9 Juni 2024 10:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi layanan internet Starlink. Foto: DenPhotos/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi layanan internet Starlink. Foto: DenPhotos/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Rencana masuknya layanan Direct to Cell Starlink ke RI, direspons beragam dari penyelenggara layanan telekomunikasi. Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI), misalnya, meminta Starlink diperlakukan sama seperti pemain lain.
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) Merza Fachys berharap pemerintah mampu menciptakan playing field yang adil antara Starlink dengan pemain telekomunikasi lain.
Hal ini diperlukan, karena para penyelenggara telekomunikasi selama ini sudah berkomitmen menyediakan dan melayani masyarakat Indonesia. ATSI berharap Starlink juga memiliki komitmen yang sama.
“Kita seluruh pelaku industri telekomunikasi ini sudah sedemikian tekun membangun jaringan, untuk telekomunikasi biar dapat melayani seluruh masyarakat indonesia. Ratusan triliun sudah dicurahkan untuk investasi itu, apakah iya tidak akan dimanfaatkan?” kata Merza, Jumat (7/6).
“Bukan hanya pelaku swasta aja. Ada BUMN, ada pemerintah lewat APBN pernah bangun juga, entah itu Palapa Ring, SATRIA, apa pun, termasuk proyek BTS yang masih berjalan.”
ADVERTISEMENT
Merza Fachys, President Director Smartfren. Foto: Muhammad Fikrie/kumparan
Merza khawatir Starlink datang ke Indonesia hanya sebatas menjual layanan internet tanpa memiliki komitmen membangun infrastruktur digital di Indonesia. Untuk itu, ia menegaskan bahwa pemerintah harus adil dan meminta Starlink juga ikut berkomitmen membangun infrastruktur di dalam negeri.
“Starlink datang, sekali datang seluruh Indonesia sudah cover, apa komitmennya? Bangun apa lagi? Jangan bilang gak ada. Kenapa mereka tidak disuruh juga berkomitmen membangun infrastruktur digital?” kata Merza.
Rencana masuknya layanan Direct to Cell Starlink ke RI juga ikut direspons oleh Asosiasi Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ASSI) dan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII). Mereka cemas itu akan berdampak pada ekosistem bisnis telco di Indonesia.
Para asosiasi telco dalam negeri khawatir Direct to Cell Starlink bisa mengganggu ekosistem bisnis telekomunikasi dalam negeri. Sebab, pengguna bisa langsung menangkap sinyal dari satelit dan menggunakannya langsung untuk mengakses internet atau berkomunikasi.
ADVERTISEMENT
Kemampuan Direct to Cell memungkinkan akses di mana-mana termasuk di pelosok, untuk mengirim SMS, telepon hingga mengakses internet. Direct to Cell juga bisa menghubungkan perangkat IoT dengan standar LTE umum.