Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
"Adit, coba kamu liat foto ini, kamu masih ingat siapa yang berdiri di kananmu?"
ADVERTISEMENT
Pada akhir tahun 2019 dan awal tahun 2020, SMS seperti ini beredar di tengah masyarakat Indonesia, yang berasal dari situs web Chat-V.com. Pada Ramadhan ini, tim kumparanTECH kembali menemukan SMS tersebut beredar lagi.
Bedanya, SMS yang beredar kali ini tidak mencantumkan teks Chat-V.com secara terang benderang pada link. SMS kali ini memasukkan teks yang tidak beraturan pada link, tetapi jika diklik, itu akan mengantar ke situs web Chat-V.com.
Lembaga non-profit pembela hak digital, SAFEnet, sempat melakukan penelitian yang dilakukan sejak Oktober 2019 lalu terkait SMS spam dari Chat-V. Hasilnya, ada indikasi bahaya yang bisa mengakibatkan pencurian data, hingga peretasan smartphone.
ADVERTISEMENT
Direktur Eksekutif SAFEnet, Damar Juniarto, menjelaskan bahwa pengirim SMS tersebut berasal dari nomor telepon yang berbeda-beda, dari berbagai operator. Pengirim SMS mengetahui nama korbannya dari aplikasi yang telah diinstal pada perangkat lain.
Damar menggolongkan SMS spam Chat-V sebagai ancaman keamanan yang rendah dengan kondisi tertentu. Bahaya SMS ini, bisa terjadi jika penerima mengklik link ada di pesan tersebut. Namun, jika diabaikan tidak akan terjadi apa-apa.
Ketika link dari Chat-V.com di cek memanfaatkan situs pemantau keamanan dan proteksi, Sucuri.net, tingkat bahaya link tersebut masuk dalam kategori sedang. Salah satu alasannya, karena dia tidak pakai https. Sucuri juga menunjukkan apa saja yang tersimpan dalam tautan tersebut dan sangat mencurigakan.
Link tersebut meminta penerima SMS menginstal aplikasi seperti MiChat dan lainnya yang tergolong berbahaya. Damar menjelaskan aplikasi-aplikasi tersebut bisa otomatis mengakses folder dokumen, foto, WhatsApp , lalu WiFi yang digunakan. Ini bisa mengambil privasi dan keamanan dari ponsel.
ADVERTISEMENT
Lalu, dampak yang paling parah adalah di aplikasi tersebut ada yang menyisipkan kode untuk meretas perangkat smartphone. Nantinya peretas bisa mengakses smartphone dari jarak jauh.
Komisioner Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) Kominfo, I Ketut Prihadi Kresna Murti, telah melihat SMS yang menyebut nama ini. Dia mengatakan ini tergolong SMS spam yang tidak biasa. Dari analisis BRTI, kebanyakan SMS spam tidak menyebutkan nama pengirimnya.
Cara lapor SMS spam
Ketut mengimbau kepada masyarakat agar berhati-hati dan waspada terhadap SMS jebakan atau penipuan yang menyebutkan identitas penerima. Saat ini pihaknya sedang menelusuri kasus tersebut.
"Kalau memang tidak mengenal pengirimnya, bisa saja dilaporkan lewat Twitter @aduanbrti untuk dilakukan pemblokiran. Mohon pesannya di-capture dan dikirim ke @aduanbrti bisa juga melalui web: layanan.kominfo.go.id, lalu masuk ke Aduan BRTI," imbaunya.
Selain itu, segala bentuk penipuan atau jebakan yang menimbulkan kerugian bagi publik, semua dapat dilaporkan ke BRTI . Nomor pengirim SMS tersebut akan diblokir.
ADVERTISEMENT
BRTI telah menerbitkan Ketetapan (TAP) BRTI Nomor: 04 Tahun 2018 tentang Penanganan Pengaduan Penyalahgunaan Jasa Telekomunikasi. Penerbitan TAP BRTI tersebut didasari pertimbangan bahwa setelah ada aturan registrasi nomor pelanggan jasa telekomunikasi, kasus-kasus penyalahgunaan layanan SMS dan telepon seluler masih marak muncul.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona )
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.