Bawa 99 Ponsel, Pria Ini Bikin Kemacetan Palsu di Google Maps

4 Februari 2020 9:42 WIB
comment
16
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
99 smartphone yang dibawa Simon Weckert ke jalan untuk kelabui Google Maps. Foto: Simon Weckert
zoom-in-whitePerbesar
99 smartphone yang dibawa Simon Weckert ke jalan untuk kelabui Google Maps. Foto: Simon Weckert
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebelum berpergian, pengguna smartphone saat ini sudah terbiasa melihat jalan mana yang macet dengan Google Maps. Banyak orang kini memanfaatkan Google Maps untuk menghindari kemacetan yang terdeteksi di aplikasi peta tersebut.
ADVERTISEMENT
Tapi, siapa sangka ternyata kondisi kemacetan di Google Maps itu bisa direkayasa. Seperti yang dilakukan seorang seniman asal Jerman bernama Simon Weckert. Ia melakukan eksperimen untuk mengetahui bagaimana cara kerja Google Maps dalam menentukan jalan yang macet.
Caranya, Simon membawa 99 smartphone dalam sebuah gerobak kecil ke jalanan kota Berlin. Semua smartphone itu membuka aplikasi Google Maps.
Ternyata, Simon berhasil mengelabui Google Maps dengan cara itu. Dalam aplikasi Google Maps, terlihat jalanan yang sedang dilalui Simon itu kondisinya berwarna merah alias macet.
Aksi Simon Weckert yang bawa 99 smartphone ke jalan untuk kelabui Google Maps. Foto: Simon Weckert
Kemanapun Simon pergi, kondisi jalanan di Google Maps yang ia lalui akan langsung berwarna merah. Secara otomatis, Google Maps menyarankan pengguna untuk mengalihkan rute perjalanan untuk menghindari kemacetan yang direkayasa Simon itu.
ADVERTISEMENT
Simon pada dasarnya memainkan mekanisme yang digunakan Google Maps untuk memprediksi lalu lintas, katanya dalam email ke Business Insider.
“Tidak ada yang namanya data netral. Data selalu dikumpulkan untuk tujuan tertentu, oleh kombinasi orang, teknologi, uang, perdagangan, dan pemerintah,” katanya.
Perwakilan Google memberikan penjelasan tentang aksi prank Simon bisa mengelabui Google Maps dengan membuat kemacetan palsu. Google menentukan kondisi lalu lintas dengan menarik data lokasi dari ponsel yang menjalankan aplikasi Google Maps.
Misalnya, jika ada banyak ponsel di jalan dan mereka bergerak lambat, aplikasi akan menunjukkan kemacetan di jalan itu. Banyak perangkat yang menjalankan Google Maps di tempat yang sama dan berjalan lambat, maka akan dianggap sebagai kemacetan lalu lintas, seperti yang dilakukan oleh Simon.
ADVERTISEMENT
Di beberapa negara, Google bisa membedakan data dari penguna yang berpergian dengan mobil dan sepeda motor. Namun, Google mengungkap belum bisa membaca data dari ponsel yang ada di gerobak kecil.
"Kami telah meluncurkan kemampuan untuk membedakan antara mobil dan sepeda motor di beberapa negara termasuk India, Indonesia dan Mesir, meskipun kami belum cukup baik mendeteksi perjalanan dengan kereta," kata perwakilan Google, kepada Business Insider.
Google menyatakan menghargai apa yang dilakukan oleh Simon. Aksi tersebut diharapkan dapat membantu Google meningkatkan kemampuan aplikasi Maps lebih baik ke depannya.