Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Ada berbagai cara yang bisa dilakukan dalam membuat sebuah campaign kreatif untuk memikat hati para konsumen. Setiap perusahaan juga mungkin memiliki strateginya masing-masing. Tak terkecuali bagi perusahaan transportasi online Gojek .
ADVERTISEMENT
Ya, Gojek terbilang sukses dalam melahirkan konten-konten menarik. Sebagian besar campaign yang mereka keluarkan kerap mengandung materi viral-able. Masih ingat dengan iklan Gojek kampanye “Aji Mumpung” yang memanfaatkan momentum pemilu presiden dan anggota legislatif pada 2019 lalu.
Dalam campaign-nya, selain mengeluarkan video kampanye digital laiknya kandidat capres lengkap dengan soundtrack ber-genre mars parpol, Gojek juga memajang papan iklan bernuansa baliho calon anggota legislatif yang sering menghiasi pinggir jalan. Upaya membuat campaign kreatif ini tak lain merupakan salah satu strategi Gojek dalam memperkuat brand di pasar.
Membuat campaign kreatif ala Gojek
Kali ini, Tubagus Putera atau akrab disapa TB selaku Gojek Associate Creative Director, ingin berbagi cerita bagaimana Gojek bisa melahirkan campaign kreatif. TB bilang, dalam membuat konten kreatif, Gojek selalu bekerja sama dengan departemen lain.
“Kita enggak berdiri sendiri-sendiri. Karena kita percaya bahwa ketika bekerja sama dengan lintas departemen, kita akan mendapatkan sebuah materi komunikasi yang jauh lebih efektif bagi consumer kita,” kata TB saat mengisi acara kelas kumparan secara virtual, Kamis (8/10).
ADVERTISEMENT
TB bilang, sebuah proses kreatif bisa dimulai dengan sebuah pertanyaan, termasuk memahami apa yang harus kita lakukan sebagai seorang kreatif. Melakukan observasi, memahami produk yang diiklankan, dan menggali informasi adalah hal paling dasar dalam membuat sebuah campaign.
Selanjutnya, campaign kreatif bisa dibangun dengan rumus sederhana, 5W 1H (Why, What, Who, When, Where, and Who). Why pertama berangkat dari pertanyaan “Why: What context should I know?”. Artinya, kita harus tahu apa yang sedang terjadi di masyarakat saat ini, termasuk ada tidaknya peluang yang bisa dibicarakan dan apakah punya solusi untuk masalah yang dialami.
Setelah itu dibicarakan. Pertanyaan selanjutnya adalah “What do we want to achieve?”. Ini berkaitan dengan apa yang mau dicapai. Memikirkan apa yang ingin dilakukan terhadap produk yang kita pakai atau beli, serta kepada siapa mengkomunikasikannya.
ADVERTISEMENT
Dari situ, lahir pertanyaan “Who do we want to achieve it form?”. Artinya, bagaimana kita menyampaikan produk kepada masyarakat dan apa yang akan kita dapatkan.
Terakhir “When and Where do we plan to execute this?”. Media apa yang ingin digunakan untuk mengkomunikasikan kreasi tersebut, serta di mana itu akan diletakkan, apakah tv, sosial media, atau platform lain.
“Itu semua harus kita tahu di awal. Kalau semua itu sudah dapat, tahap selanjutnya adalah mengeksekusi kreatif untuk mendapatkan idenya. Awal untuk mendapat sebuah ide kita harus mencari tahu insight, insight itu adalah gabungan fakta dan observasi,” kata TB.
“Jadi insight adalah sesuatu yang kita tahu ada di sekitar kita, tapi kadang-kadang kita enggak sadar dan diutarakan. Semakin unik sebuah insight, semakin kreatif output yang akan kita keluarkan.”
ADVERTISEMENT
Artinya, carilah insight yang relate dengan kehidupan sehari-sehari, yang unik hingga materi komunikasi yang dihasilkan jauh lebih menarik. Itulah poin-poin penting dalam membuat sebuah campaign kreatif, kata TB.
“Harus dipahami, bahwa kita mempunyai kompetitor yang juga mengeluarkan promo, sehingga kita membutuhkan promo yang unik dan menarik,” ungkap TB.
Live Update