news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Benarkah HP Kamu Bisa 'Nguping’ Obrolan? Ini Penjelasannya

15 Juli 2021 7:31 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi handphone (HP). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi handphone (HP). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Kamu mungkin pernah mengobrol dengan teman tentang barang tertentu, entah itu ponsel, laptop, hingga baju. Kemudian iklan barang yang sama tak terduga muncul di handphone (HP), padahal kamu belum pernah mencari barang tersebut di mesin pencarian Google.
ADVERTISEMENT
Jika kamu merasakan pengalaman tersebut mungkin akan bertanya: Benarkah HP kamu itu bisa menguping obrolan, sehingga barang yang dibahas muncul dalam iklan? Hal ini masih menjadi perdebatan. Ada kemungkinan besar kamu sudah memberikan semua informasi yang dibutuhkan soal barang tersebut sehingga muncul menjadi iklan.
Dikutip The Conversation, ada sedikit penjelasan ilmiah yang menggambarkan bagaimana kemampuan ‘menguping’ HP dan iklan tertarget. Dana Rezazadegan, seorang dosen Swinburne University of Technology menjelaskan, sebagian besar dari pengguna smartphone secara teratur mengungkapkan informasi ke berbagai situs web dan aplikasi.
Ilustrasi ponsel. Foto: StockSnap via Pixabay
Informasi tersebut diambil dari izin tertentu. Seperti, mengizinkan cookie untuk melacak aktivitas online. Cookie memiliki jenis yang berbeda, di mana salah satunya bisa digunakan oleh pihak ketiga, seperti perusahaan pemasaran.
ADVERTISEMENT
"Ada yang disebut cookie pihak pertama memungkinkan situs web untuk mengingat detail tertentu tentang interaksi dengan situs. Misalnya, cookie login memungkinkan menyimpan detail login sehingga kamu tidak perlu mengisi username dan password lagi setiap kali berkunjung," tulis Rezazadegan.
Kemudian ada cookie pihak ketiga dibuat oleh domain yang berada di luar situs web yang kamu kunjungi. Pihak ketiga akan sering menjadi perusahaan pemasaran dalam kemitraan dengan situs web atau aplikasi pihak pertama.
Mereka akan meng-host iklan pemasar dan memberinya akses ke data yang dikumpulkannya dari kamu. Dengan demikian, pengiklan dapat membangun gambaran hidup kamu, mulai dari rutinitas, keinginan, dan kebutuhan.
Rezazadegan menjelaskan perusahaan-perusahaan ini terus-menerus berusaha mengukur popularitas produk mereka dengan mempertimbangkan banyak faktor berdasarkan usia, jenis kelamin, tinggi dan berat badan, pekerjaan, dan hobi.
ADVERTISEMENT
Dengan mengklasifikasikan dan mengelompokkan informasi tersebut, pengiklan meningkatkan algoritma rekomendasi mereka untuk menargetkan pelanggan yang tepat dengan iklan yang tepat.
Ilustrasi Instagram. Foto: Nugroho Sejati/kumparan

Jadi target iklan saat like posting medsos

Ada sejumlah teknik berbasis machine learning dari teknologi Kecerdasan Buatan yang membantu sistem dalam menyaring dan menganalisa data pengguna. Seperti clustering, klasifikasi, asosiasi, serta teknik Reinforcement Learning (RL).
Teknik RL bisa melatih dirinya sendiri berdasarkan umpan balik yang diperoleh saat interaksi pengguna. Jadi saat kamu mengetuk tombol "like" pada posting media sosial, akan mengirimkan sinyal ke sistem RL yang mengkonfirmasi bahwa kamu tertarik dengan unggahan tersebut atau mungkin tertarik dengan akun yang mengunggahnya.
Artinya, pesan yang dikirimkan ke sistem RL berkaitan dengan ketertarikan personal dan preferensi. Contohnya, kamu mengklik tombol "like" pada posting-an seseorang di platform media sosial. Sistem pun bakal mulai mengirimkan iklan yang berhubungan dengan konten terkait.
ADVERTISEMENT
Misalnya, Facebook mungkin dapat merekomendasikan kamu sesuatu yang baru saja dibeli teman kamu. Itu tidak perlu menguping percakapan antara kamu dan teman untuk menampilkan iklan bertarget.
Ilustrasi smartphone. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan

Cara perketat izin aplikasi agar tidak jadi target iklan

Ada beberapa tips sederhana yang dapat kamu ikuti untuk membatasi jumlah data yang dibagikan secara online. Pertama, kamu harus meninjau izin aplikasi HP secara teratur.
Jika ragu, berikan izin sesuai kebutuhan. Masuk akal untuk memberikan akses kamera dan mikrofon untuk WhatsApp, karena aplikasi pesan itu tidak dapat berfungsi tanpa kedua fitur itu.
Pikirkan dua kali sebelum aplikasi atau situs web meminta izin tertentu atau mengizinkan cookie. Sedapat mungkin, hindari menggunakan akun media sosial untuk terhubung atau masuk ke situs dan layanan lain.
ADVERTISEMENT
Jika memungkinkan pasang dan berlangganan VPN di perangkat yang sering kamu gunakan, baik HP, tablet, maupun laptop/PC. Hal ini akan menutupi alamat IP dan mengenkripsi aktivitas online kamu.
Jika kamu masih merasa HP bisa mendengarkan obrolan atau chat, ada eksperimen sederhana yang bisa dicoba.