Berkat Mitra Bukalapak, Cuan Harian Toko Tia Naik dari Rp 800.000 ke Rp 2,5 Juta

17 September 2021 11:45 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tia, pemilik toko kelontong di Demak, Jawa Tengah, yang sukses berkat Mitra Bukalapak. Foto: Dok. Siti Aisyah
zoom-in-whitePerbesar
Tia, pemilik toko kelontong di Demak, Jawa Tengah, yang sukses berkat Mitra Bukalapak. Foto: Dok. Siti Aisyah
Tak terpikirkan sebelumnya oleh Tia (30 tahun) bahwa toko kelontongnya di Demak, Jawa Tengah, dapat berkembang menjadi sebuah bisnis yang membantu warga sekitar dan mempekerjakan sejumlah karyawan. Toko itu kini menjual produk digital, tak lagi sekadar menjual sembako dan kebutuhan harian. Pertumbuhan toko diikuti oleh omzet harian, yang dahulu hanya ratusan ribu rupiah per hari, kini menjadi Rp 2,5 juta per hari.
Perubahan dimulai pada 2018, ketika Siti Aisyah, nama asli Tia, mulai mengenal dan memanfaatkan aplikasi Mitra Bukalapak. Tia mengetahui aplikasi ini dari sesama pedagang yang sebelumnya telah memakai Mitra Bukalapak. Tia mendalami bagaimana Mitra Bukalapak bekerja lewat internet, dan melanjutkan langkah untuk mendaftar sebagai mitra.
Hasilnya? Toko Aris, nama warung milik Tia, mengalami pertumbuhan pesat. Jumlah kunjungan pelanggan ke tokonya saat ini menjadi 150 orang yang berasal dari 30 kelurahan, atau naik 5 kali lipat, dibandingkan dengan jumlah kunjungan pelanggan di masa lalu yang hanya sekitar 30 orang per hari.
Jumlah transaksi harian juga naik enam kali lipat, dari 50 transaksi menjadi 300 transaksi per harinya. Ini menjadikan omzet toko kelontongnya mengalami kenaikan —yang dulu pemasukannya Rp 868 ribu per hari, naik menjadi Rp 2,5 juta per hari. Jika sedang ramai-ramainya, omzet harian bisa tembus Rp 10 juta.
Rezeki dari dagangan toko juga diinvestasikan ke sejumlah hal, terutama yang berkaitan dengan pengembangan bisnis warung, hingga membeli empat kavling tanah sebagai aset masa depan.
Dalam hal pengembangan toko, Tia telah merekrut tiga orang pekerja untuk membantu aktivitas jual beli usahanya. Tak menutup kemungkinan dia akan merekrut karyawan baru jika dibutuhkan.
Toko Aris, tolong kelontong milik Tia, sebelum bergabung dengan Mitra Bukalapak. Foto: Dok. Siti Aisyah
Produk-produk digital dari Mitra Bukalapak melengkapi solusi pembayaran yang disediakan Tia. Dia menjual token listrik, voucher game, pulsa, isi saldo GoPay, Dana, Ovo, sampai layanan transfer dana antar bank, yang semua itu tersedia berkat aplikasi Mitra Bukalapak.
“Kalau bercerita manfaat Mitra Bukalapak tentunya banyak,” kata Tia. “Pertama, mudahnya melakukan pembayaran pulsa, paket data, token listrik, tagihan listrik, kirim uang, voucher game, tiket bus, tiket kereta, sampai angsuran kredit.”
Layanan penting lain di Mitra Bukalapak buat Tia, adalah kemudahan berbelanja stok barang untuk warungnya yang dapat dilakukan langsung dari aplikasi Mitra Bukalapak. Lewat menu grosir di aplikasi Mitra Bukalapak, ada banyak pilihan sembako dan kebutuhan rumah tangga dengan promo-promo menarik untuk pemilik warung. Semua belanjaan grosiran akan diantar langsung sampai ke toko. Dengan begini, Tia tidak harus repot-repot keluar rumah untuk belanja ke pasar induk.
Bukalapak telah menjalin kemitraan dengan sejumlah distributor barang konsumen yang akan dihubungkan dengan para anggota Mitra Bukalapak. Langkah ini diharapkan dapat memperpendek rantai pasokan, menurunkan harga pokok barang dagangan, dan pada akhirnya meningkatkan margin keuntungan bagi mitra UMKM.

Mitra Bukalapak, Andalan Bukalapak

Mitra Bukalapak saat ini menjadi pemimpin pasar dalam layanan O2O di Indonesia. Riset Nielsen yang dilakukan pada Juni 2021 terhadap 3.000 warung dan kios pulsa, menemukan bahwa 14,8% penetrasi O2O di 14 kota Indonesia dipimpin oleh Mitra Bukalapak dengan penetrasi 42%. Di segmen warung yang menggunakan platform O2O, Mitra Bukalapak memimpin penetrasi di kategori bahan makanan sebesar 55% dan penetrasi produk virtual sebesar 52%.
Bukalapak sejatinya adalah perusahaan e-commerce yang berdiri pada 2010. Mereka melebarkan sayap bisnis meluncurkan aplikasi Mitra Bukalapak pada 2017, untuk menyediakan model bisnis O2O (Online to Offline) bagi sektor UMKM, pebisnis warung, warung makan, kios pulsa, bahkan hingga ke level individu.
Target pasar utama Mitra Bukalapak adalah para pedagang di luar Jabodetabek. Kebanyakan berada di kota kecil, tersebar di berbagai daerah hingga menjangkau bagian timur Indonesia.
Para Mitra Bukalapak diberdayakan agar tak sekadar menjual produk fisik, tapi juga naik kelas dengan mengembangkan bisnis ke produk digital dan menyediakan solusi pembayaran yang relevan dengan zaman.
Transaksi pakai QR Code di mitra Bukalapak. Foto: Bukalapak
Hingga akhir Juni 2021, tercatat Bukalapak telah memiliki 8,7 juta mitra kelompok usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), dan sudah menjangkau bagian luar Jawa hingga Indonesia Timur. Jumlah ini tumbuh pesat dari 2.870 warung Mitra Bukalapak pada 2017.
Bukalapak punya latar belakang kuat untuk memfokuskan bisnisnya pada layanan Mitra Bukalapak. Riset CLSA pada September 2019 silam, mencatat bahwa 70% dari total penjualan ritel Indonesia masih dilakukan secara offline, di mana 65% di antara dilayani oleh warung.
“Sejak awal berdiri, Mitra Bukalapak berkomitmen untuk terus memberdayakan para pelaku UMKM di Indonesia melalui akses ke teknologi, permodalan, dan infrastruktur yang merupakan salah satu kunci untuk terus mengembangkan usaha ke tingkat yang lebih tinggi,” kata CEO Buka Mitra Indonesia, Howard Gani, dalam keterangan tertulis kepada kumparan.
Howard berharap dengan meningkatkan literasi digital di kalangan pelaku usaha kecil dan menengah —termasuk para pemilik warteg, Bukalapak dapat membantu ketahanan bisnis mereka, sekaligus turut membawa dampak sosial dan membangun keberlanjutan ekonomi di Indonesia.
Logo Bukalapak. Foto: REUTERS/Willy Kurniawan
Untuk terus meningkatkan performa, Mitra Bukalapak rutin menggelar program edukasi dan pelatihan agar para anggota aktifnya dapat terus mengembangkan wawasan dan bisnis.
Tia, contohnya, yang dulu memiliki pengetahuan terbatas mengenai keuangan dasar, akuntansi, dan bagaimana menambah modal, sekarang sudah membuat toko kelontongnya menjadi pusat komunitas bagi warga sekitar. Para tetangga berbondong datang untuk belajar mengenai investasi, tabungan, hingga belajar untuk mendapatkan tambahan penghasilan.
Semua ini dimungkinkan berkat edukasi yang diberikan dari pelatihan kelas yang didapat semenjak bergabung menjadi Mitra Bukalapak.
"Saya bertemu orang-orang hebat di dalam grup Bukalapak yang tentunya menambah semangat dalam berdagang," aku Tia.
Kolaborasi komunitas Mitra Bukalapak diharapkan dapat saling membantu para anggota untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Komunitas macam ini juga bisa menjadi langkah awal bagi mereka yang ingin memulai bisnis dan sukses mengembangkan toko kelontong seperti Tia.