Bertemu Jokowi, Achmad Zaky Minta Maaf soal Twit Dana Riset

16 Februari 2019 12:26 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:04 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Pendiri sekaligus CEO Bukalapak, Achmad Zaky, memenuhi undangan Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Sabtu (16/2). Zaky memanfaatkan momentum ini untuk menyampaikan permohonan maaf secara langsung kepada Jokowi atas twit yang ia publikasi beberapa waktu lalu soal dana riset Indonesia yang kalah besar dibandingkan negara lain.
ADVERTISEMENT
Dia mengapresiasi Presiden Jokowi yang telah meluangkan waktu untuk bertemu dengannnya dan membahas banyak hal untuk memajukan Indonesia secara bersama-sama.
"Secara pribadi saya sampaikan maaf kepada bapak (Jokowi-red) dan luruskan juga yang kemarin. Terus selanjutnya saya apresiasi tadi kita diskusi banyak mengenai rancangan pemerintah untuk membuat supaya Indonesia maju," katanya di Istana Merdeka.
Dalam kesempatan ini, Zaky menyampaikan saran kepada pemerintah untuk bersama-sama memajukan sumber daya manusia (SDM) dan mendorong kolaborasi dalam riset inovasi.
Achmad Zaky, CEO Bukalapak bersiap temui Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta. Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan
Cuitan dana riset yang disampaikan Zaky kemarin, bukan hanya ditujukan kepada pemerintah, tetapi juga ditujukan ke pihak kampus dan swasta, yang semua bertujuan memajukan riset inovasi. Dia mengambil contoh dana riset yang besar di Amerika Serikat, dan digarap secara berkelanjutan oleh pemerintah, swasta, sampai akademisi, dan pada ujungnya memberi efek hebat untuk kemajuan industri di segala sektor.
ADVERTISEMENT
"Saya ajak pengusaha untuk bisa kerjasama dengan universitas dan pemerintah. Yuk sama-sama fokus di SDM," katanya.
Pemerintah Indonesia belakangan ini memberi perhatian ekstra terhadap perusahaan digital untuk mendorong ekonomi digital. Bukalapak adalah salah satu yang didukung oleh pemerintah, bersama dengan GOJEK, Tokopedia, dan Traveloka, karena mereka tercatat sudah menjadi startup unicorn dengan valuasi 1 miliar dolar AS.
CEO Bukalapak, Achmad Zaky didampingi Koordinator Staf Khusus, Teten Masduki usai bertemu dengan Presidedn Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta. Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan
Koordinator Staf Khusus Kepresidenan, Teten Masduki, menjelaskan, Presiden Jokowi sama sekali tidak marah dengan cuitan Zaky, yang kemudian memicu tagar #UninstallBukalapak.
Jokowi, menurut Teten, justru khawatir jika isu ini terlalu dibesar-besarkan atau berlanjut ke aksi pencopotan aplikasi Bukalapak di ponsel. Langkah tersebut akan mengganggu bisnis e-commerce Indonesia yang justru sedang didorong oleh pemerintah.
ADVERTISEMENT
"Harus kita tahu Bukalapak ini adalah satu dari empat dari unicorn kita, selain GOJEK, Traveloka, Tokopedia. Banyak UMKM yang menggunakan marketplace-nya di empat unicorn ini. Jadi jangan sampai ini kemudian menjadi rusak. Karena ini juga jadi kebanggaan kita. Karena ini empat unicorn Indonesia yang kuat di Asia Tenggara," kata Teten.
Jokowi disebut Teten menyepakati substansi yang diangkat Zaky terkait dana penelitian dan pengembangan. Hanya saja, Teten menggarisbawahi ada kekeliruan pada data yang dipakai Zaky pada cuitannya.
Akui ambil data dana riset dari Wikipedia
Kicauan Zaky dengan kalimat “Omong kosong industri 4.0 kalau budget R&D negara kita kayak gini (2016,USD),” pada Rabu (13/2), menjadi ramai diperbincangkan netizen di Twitter. Di akhir twit itu, ada pernyataan yang memicu gelombang komentar dari netizen, yakni: "Mudah-mudahan presiden baru bisa naikin."
ADVERTISEMENT
Sejumlah pihak menilai kata "presiden baru" yang dipakai Zaky merupakan bentuk dukungan terhadap capres dan cawapres tertentu, dan ini memicu gelombang komentar dengan tagar #UninstallBukalapak serta #DukungBukalapak. Tapi, hal itu dibantah oleh Zaky. Dia tidak ada maksud mendukung salah satu capres dalam cuitan tersebut.
Zaky menyampaikan jika data yang ia posting di Twitter berasal dari situs ensiklopedia bebas Wikipedia. Data itu persis dengan daftar yang ada di laman Wikipedia berjudul ‘List of countries by research and development spending’.
Daftar negara dengan anggaran R&D terbesar versi wikipedia. Foto: Dok. Wikipedia
Data ini ruwet sekali dan sungguh tidak adil karena tahun anggaran riset yang berbeda-beda di tiap negara. Misalnya Amerika Serikat menggunakan data tahun 2016, Malaysia tahun 2015, Korea Selatan tahun 2014, sementara Indonesia memakai tahun anggaran 2013.
ADVERTISEMENT
"Datanya 'kan Wikipedia. Saya pikir (harus dilihat) semangatnya. Saya belum dapat data update terbaru. Saya pikir semangatnya. Karena perang ke depan bukan dengan manusia, tapi pintar-pintaran. Kalau enggak fokus di riset, kita akan perang harga," kata Zaky usai bertemu dengan Jokowi.
CEO Bukalapak, Achmad Zaky didampingi Koordinator Staf Khusus, Teten Masduki usai bertemu dengan Presidedn Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta. Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan
Sejauh ini, Wikipedia tidak bisa dijadikan sumber yang kredibel dan informasi yang ada di sana tidak bisa dipakai dalam jurnal ilmiah, sehingga data yang disampaikan Zaky pun patut dipertanyakan.
Para pengelola Wikipedia sendiri, selalu mengedukasi publik untuk menjadikan Wikipedia langkah awal dalam mencari informasi, dan bukan sebagai langkah akhir. Setiap informasi di Wikipedia yang ada rujukannya, sesungguhnya adalah "trigger" agar pengguna mau mencari lebih dalam tentang informasi tersebut.
"Memang Wikipedia tidak bisa dijadikan sebagai catatan kaki/referensi, karena Wikipedia sendiri adalah sifatnya untuk menampung pengetahuan dengan menyertakan sumbernya untuk validitas informasi," kata Bonaventura Aditya Perdana, pengurus sekaligus admin media sosial Wikipedia Bahasa Indonesia.
ADVERTISEMENT
Bonaventura juga menyarankan agar pengguna tidak memanfaatkan informasi Wikipedia untuk karya ilmiah atau sumber berita, dan sebaiknya pengguna masuk ke bagian rujukan jika ingin tahu lebih dalam soal artikel di Wikipedia.
Zaky berharap di masa depan bisa terjalin kolaborasi yang kuat antara swasta, pemerintah, dan kampus, demi kemajuan Indonesia. Bukalapak sendiri menargetkan akan membangun pusat riset baru di Yogyakarta, Surabaya, dan Medan, setelah meresmikan pusat riset artificial intelligence dan cloud di Bandung bersama kampus mentereng, Institut Teknologi Bandung, yang notabene adalah almamater Zaky.
"Mudah-mudahan bisa kolaborasi. Semangatnya membuat indonesia maju berbasis riset inovasi SDM berkualitas. Itu yang kita sepakati," harap Zaky.