Biaya Produksi Samsung Galaxy S8 Akhirnya Terungkap

25 April 2017 16:41 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Samsung Galaxy S8 dan S8 Plus. (Foto: REUTERS/Kim Hong-Ji)
zoom-in-whitePerbesar
Samsung Galaxy S8 dan S8 Plus. (Foto: REUTERS/Kim Hong-Ji)
Video-video yang memperlihatkan isi komponen pada Samsung Galaxy S8 mulai bereda di YouTube sejak perangkat itu sampai ke tangan konsumen. Ada juga video "penyiksaan" terhadap Galaxy S8 yang menguji perangkat itu dengan cara melempar produk sampai dengan menggergajinya.
ADVERTISEMENT
Perusahaan analisis dan solusi IHS Markit, tidak mau ketinggalan meramaikan berita seputar komponen yang dipakai pada Galaxy S8. Perusahaan itu mengungkap data bahwa Samsung harus membayar harga total biaya produksi Galaxy S8 lebih mahal dibandingkan Galaxy S7 karena kenaikan pada komponen DRAM dan memori flash NAND.
Setelah membongkar Galaxy S8 dan menganalisisnya, IHS Markit berkata total biaya produksinya mencapai 307,50 dolar AS atau sekitar Rp 4,1 juta. Angka itu lebih mahal 43,34 dolar AS (Rp 577.000) dibandingkan Galaxy S7 dan lebih mahal 36,29 dolar AS (Rp 484.000) dari Galaxy S7 Edge.
Jika dibedah lagi, IHS Markit mengatakan biaya segala komponen yang dibutuhkan (bill of materials/BOM) di Galaxy S8 adalah 301,60 dolar AS (Rp 4 juta) sementara biaya produksinya dihitung Rp 5,9 dolar AS (Rp 78.000).
ADVERTISEMENT
Lonjakan biaya tersebut terutama berasal dari desain dan penggunaan standar industri baru. IHS Markit sendiri mencatat bahwa komponen NAND flash dan DRAM jika digabungkan memakan biaya 41,50 dolar AS (Rp 553.000).
"Biaya BOM yang lebih tinggi untuk Galaxy S8 tampaknya menjadi bagian dari tren yang mencerminkan perlombaan senjata di antara Apple, Samsung, dan produsen ponsel lain, karena mereka semua mencoba menambahkan fitur peranti keras baru dan jadi pembeda," kata Andrew Rassweiler, direktur senior layanan benchmarking di IHS Markit.
Galaxy S8 sendiri saat ini telah mencapai ke tangan konsumen di Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Kanada. Ia baru hadir di Indonesia pada 5 Mei 2017.
ADVERTISEMENT
Ponsel ini patut diacungi jempol karena menggebrak standar desain ponsel yang kini layarnya panjang dengan aspek rasio 18:9 dan tepian layar dibuat membulat. Walau demikian, Samsung tetap mendesainnya agar bisa digenggam dan diakses dengan satu jari.
Samsung akhirnya membuang tombol Home fisik yang selama ini jadi ciri khas seri Galaxy S. Tombol Home fisik itu kini dibuat virtual dan berada di dalam layar. Ponsel ini juga menawarkan pemindai iris mata dan peminda sidik jari sebagai fitur kemanan, lalu menyandang sertifikat IP68 dengan ketahanan air dan debu.