Bill Gates: AI Bisa Bantu Atasi Kekurangan Dokter dan Guru

5 Mei 2025 8:00 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Co-founder Microsoft dan juga lembaga filantropi Bill & Melinda Gates Foundation, Bill Gates. Foto: ANGELA WEISS / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Co-founder Microsoft dan juga lembaga filantropi Bill & Melinda Gates Foundation, Bill Gates. Foto: ANGELA WEISS / AFP
ADVERTISEMENT
Kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) disebut tidak hanya memberikan dampak pada banyak pekerjaan manusia di sektor manufaktur saja. Profesi esensial seperti dokter dan guru juga ikut terpengaruh oleh AI, menurut Bill Gates.
ADVERTISEMENT
Bill Gates menggambarkan masa depan di mana AI berperan besar dalam mengisi kekurangan tenaga kerja di bidang pendidikan dan kesehatan. Selama ini, kedua sektor itu disebut kekurangan pekerja, terutama di wilayah terpencil.
"Kita selalu kekurangan dokter, guru, dan pekerja pabrik. Kekurangan itu tidak akan ada lagi (berkat AI)," ujarnya dalam podcast People by WTF yang dikutip kumparan, Senin (28/4). "AI akan hadir menyediakan kecerdasan medis, dan tidak akan ada kekurangan lagi."
Pernyataan serupa juga pernah disampaikan pendiri Microsoft itu dalam acara The Tonight Show bersama Jimmy Fallon pada Februari 2025.
Ilustrasi dokter memeriksa pasien. Foto: BlurryMe/Shutterstock
Gates menyoroti negara seperti India, Afrika, bahkan AS sendiri menghadapi kekurangan dokter. Menurut laporan Association of American Medical Colleges pada tahun lalu, AS diprediksi bakal kekurangan hingga 86.000 dokter spesialis dan umum pada 2036 mendatang.
ADVERTISEMENT
Tantangan serupa juga terjadi di sektor pendidikan. Data pemerintah AS pada 2023 menunjukkan 86 persen sekolah negeri K-12 (SD, SMP, dan SMA) kesulitan merekrut guru.
Saat ini, kecerdasan buatan sudah mulai diterapkan di sektor pendidikan melalui alat bantu tutor berbasis AI untuk pelajaran membaca dan matematika. Di bidang kesehatan, perusahaan seperti Suki, Zephyr AI, dan Tennr telah membantu dokter dalam mengambil keputusan klinis lebih cepat dan akurat.
Gates membayangkan AI akan menggantikan tugas-tugas rutin sehingga manusia bisa menikmati waktu luang lebih banyak dan beralih ke pekerjaan yang lebih kreatif, menumbuhkan keseimbangan antara hidup dan kerja. Ia bahkan berharap standar 40 jam kerja per minggu akan berkurang.
"Beberapa tahun dari sekarang, AI akan mengubah banyak hal sehingga kerangka kapitalis murni ini mungkin tidak akan menjelaskan banyak hal, karena sebagai AI, baik sebagai pekerja kerah putih maupun pekerja kerah biru, robot akan kompeten dan mampu melakukan hal-hal fisik yang dilakukan manusia," kata Gates. "Kita akan menciptakan, Anda tahu, kecerdasan bebas."
Ilustrasi tangan robotic di pabrik. Foto: Gorodenkoff/Shutterstock
Meski begitu, tidak semua pihak memiliki optimisme yang sama dengan Gates. Laporan terbaru dari PBB memperingatkan bahwa AI dapat memengaruhi 40% pekerjaan di seluruh dunia, berisiko memperlebar ketimpangan dan memperburuk bias rasial maupun gender dalam rekrutmen dan layanan kesehatan.
ADVERTISEMENT
Gates menekankan, dalam dunia baru ini, manusia perlu beradaptasi. Keterampilan seperti berpikir kritis, kecerdasan emosional, dan kreativitas akan menjadi semakin penting, yang untuk saat ini masih sulit digantikan AI dan mesin.