Bill Gates Kagum dengan ChatGPT: Saya Gak Sangka Jadi Sebagus Ini

16 Januari 2024 7:36 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Co-founder Microsoft dan juga lembaga filantropi Bill & Melinda Gates Foundation, Bill Gates. Foto: Kazuhiro NOGI / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Co-founder Microsoft dan juga lembaga filantropi Bill & Melinda Gates Foundation, Bill Gates. Foto: Kazuhiro NOGI / AFP
ADVERTISEMENT
Bill Gates kagum dengan kehebatan ChatGPT, chatbot berteknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) milik OpenAI. Dia bahkan sempat meragukan ChatGPT bisa berkembang lebih jauh.
ADVERTISEMENT
Salah satu pendiri Microsoft itu berbincang dengan Sam Altman, CEO OpenAI, di podcast berjudul 'Unconfuse Me with Bill Gates'. Podcast tersebut bisa dilihat di YouTube dan didengar di Spotify.
Topik yang dibicarakan keduanya tentu saja soal kemajuan luar biasa kecerdasan buatan. Gates pun memuji keberhasilan tak terduga dari ChatGPT.
"Saya merasa terhormat melihat karya Anda berkembang, dan saya sangat skeptis," ungkap Gates di podcast yang tayang Kamis (11/1).
Diskusi berlanjut dengan menggali seluk-beluk representasi AI, dengan Gates menyoroti tantangan dalam memahami pengkodean di balik generasi bahasa ChatGPT yang mengesankan. Sementara itu, Altman menanggapinya dengan keyakinan dalam memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang jaringan saraf, menarik kesejajaran dengan kompleksitas otak manusia.
ADVERTISEMENT
Soal membahas masa depan AI, Altman berharap dalam dua tahun ke depan kecerdasan buatan dapat mengolah perintah ucapan dan meresponsnya juga dengan suara, hingga kemampuan menggabungkan gambar dan video. Dia juga menggarisbawahi pentingnya meningkatkan kemampuan penalaran, keandalan, kemampuan penyesuaian, dan personalisasi dalam model AI yang akan datang.
Gates yang tertarik dengan aspek teknis lantas mengajukan pertanyaan tentang mengadaptasi logika kontrol untuk pemecahan masalah yang kompleks, menyarankan perlunya transformasi yang lebih canggih dan komputasi adaptif. Altman mengakui tantangan tersebut.
"Setidaknya, sepertinya kita memerlukan semacam komputasi adaptif. Kita mungkin memerlukan hal-hal yang jauh lebih canggih di luar itu," respons Altman.